Tuesday, April 1, 2025
Cara Menikmati Latihan Piano | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, April 2025
Monday, December 2, 2024
RACHMANINOFF PRÉLUDES | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, December 2024
TENTANG PRÉLUDE
Prélude adalah komposisi pendek yang biasanya digunakan sebagai pendahuluan atau pengantar untuk gerakan musik yang lebih kompleks. Namun pada pertengahan tahun 1800-an, prélude —yang dulu dipahami sebagai karya pengantar untuk karya yang lebih panjang—telah berevolusi menjadi karya pendek yang berdiri sendiri, yang masih ditujukan untuk karya piano solo.
Johann Sebastian Bach telah membangun praktik menulis sejumlah lagu yang masing-masing menggunakan kunci yang berbeda untuk mengeksplorasi potensi aural dari kunci yang berbeda. The Well-Tempered Clavier (WTC) karya Johann Sebastian Bach adalah salah satu karya terpenting sepanjang masa. WTC terdiri dari dua jilid buku, dimana masing-masing jilid terdiri dari sepasang prélude dan fugue yang berjumlah dua puluh empat kunci dengan pola mayor-minor. Kedua buku tersebut mengikuti urutan 12 kunci secara kromatis: dimulai dengan C major dan minor parallel (C minor), lalu C-sharp major dan C-sharp minor, dst hingga ke-24 kunci tercover.
WTC ini berpengaruh besar terhadap komposer-komposer berikutnya, seperti Frédéric Chopin, Alexander Scriabin, dan Sergei Rachmaninoff. Chopin melanjutkan tradisi Bach WTC dengan menulis 24 Préludes dalam kunci mayor dan minor tapi tidak dipadukan dengan fugue. Organisasi struktur kuncinya juga berbeda dari Bach: Prélude No. 1 di C mayor, Prélude No. 2 di A minor; menggunakan pola major-minor searah jarum jam (circle of fifth). Prélude ala Chopin adalah potongan karakter pendek berdasarkan motif kecil. Pianis biasanya memainkan Chopin Prélude baik secara individu yang berdiri sendiri atau sebagai satu set yang lengkap dalam sebuah konser.
Pada abad ke-19, komposer Rusia seperti Scriabin dan Rachmaninoff menjawab tantangan dan mengikuti jejak Chopin dalam mengkomposisi prélude sebagai karya miniatur piano yang independen dan mandiri dalam berbagai karakter dan mood. Seperti halnya Chopin, Scriabin juga menulis 24 Préludes yang mencakup semua kunci mayor dan minor yang menampilkan ciri khas dan tekstur harmoninya yang unik.
Monday, September 2, 2024
FRUSTRASI! | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, September 2024
PERJALANAN MENUJU PUNCAK
Dalam perjalanan belajar piano Anda, rasa frustrasi dalam berlatih piano adalah sesuatu yang wajar dan normal. Anda tidak sendirian dalam hal ini. Hal ini juga dialami oleh banyak orang. Tidak ada seorang pun yang hanya duduk di depan piano dan tiba-tiba simsalabim langsung bisa bermain seperti Martha Argerich atau Krystian Zimerman. Mimpi kali. Sebaliknya, mungkin diperlukan kerja berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk menguasai kemampuan pianistik tertentu hingga tahap virtuoso.
Banyak hambatan dan titik sandungan dalam perjalanan menuju puncak. Sebetulnya ya semua orang pasti mengalami hambatan ini dan jalan berbatuan menuju puncak ya wajar saja dan Anda akan baik-baik saja selama Anda realistis dan optimis. Tetapi proses menuju puncak tidaklah sama untuk semua orang. Beberapa orang akan merasa membaca notasi balok misalnya itu relatif mudah, sementara yang lain merasa hal ini sangatlah sulit, ibarat mempelajari bahasa baru.
Kita tidak bisa memukul semuanya sama rata. Beberapa orang secara alami memang lebih baik dari yang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tsb, seperti rentang jari yang besar dan koordinasi yang baik. Kita juga tidak tahu persis kesulitan apa yang dihadapi seseorang, namun banyak hal bisa membuat seseorang menyerah.
Thursday, August 1, 2024
Berlatih Seperti Master Piano | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, August 2024
Bagaimana para master piano dan komposer yang terkenal seperti Mozart, Chopin, Liszt, Brahms, dan Horowitz berlatih? Apakah mereka mempunyai rutinitas latihan dan strategi khusus? Bagaimana mereka mengajar siswanya dalam berlatih?
Mempelajari piano tentu saja menuntut kerja keras selama berjam-jam, namun cara kita menghabiskan waktu latihan bisa dibilang lebih penting daripada jumlah jam yang kita habiskan. Seperti yang dikatakan oleh komposer dan pianis terkenal Frédéric Chopin, “Pengulangan tanpa berpikir panjang tidak ada gunanya sama sekali.” Berlatih, menurutnya, “membutuhkan kecerdasan dan seluruh kemauan murid.”
PLANNING
Kita harus masuk ke ruang latihan dengan sebuah rencana. Tanpa rencana tentang cara kita berlatih piano, kita berisiko kehilangan kendali dan kewalahan dengan banyaknya tantangan piano. Untuk itu Anda harus membekali diri Anda dengan tips dan strategi berlatih yang dapat mengoptimalkan sesi berlatih dan mempercepat kemajuan Anda.
LUANGKAN WAKTU UNTUK BERLATIH
Semua orang ingin mahir memainkan piano, tapi tidak semua orang mau meluangkan waktu khusus untuk berlatih. Semua pianis dunia memiliki kesamaan yang sama: mereka menekankan pentingnya mencurahkan sebagian waktu untuk berlatih! Latihan yang rutin dan bijaksana (mindful) merupakan sebuah investasi bagi para musisi.
Waktu latihan tidak harus kaku tiga jam non-stop; bisa jadi 30 menit di pagi hari-siang-sore atau satu jam di malam hari. Yang penting adalah latihan yang teratur dan terkonsentrasi. Ingat, konsistensi lebih penting daripada durasi. Sesi reguler yang lebih pendek seringkali lebih produktif daripada sesi yang panjang.
Monday, July 1, 2024
Haruskah Berlatih Piano Setiap Hari? | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, July 2024
Pertanyaan yang paling sering dilontarkan dari murid piano mungkin adalah “Seberapa sering saya harus berlatih piano?”, “Emang harus ya latihan piano tiap hari?”. Hmm… jawaban apa yang Anda inginkan? “Tidak” sambil tersenyum manis (you wish). Setiap guru piano pasti akan menjawab dengan lantang “YA!”. Sejujurnya tidak ada jawaban yang universal. Tergantung! Tergantung apa? Banyak faktor, tergantung pada kondisi dan tujuan akhir Anda. Banyak jalan menuju Roma, ada 1001 cara untuk berlatih. Mungkin latihan setiap hari tidak menjamin kemajuan seseorang, tetapi yang jelas “MALAS” adalah bukan opsi.
Sebetulnya latihan itu bukan soal waktu yang dihabiskan, tapi lebih pada KUALITAS latihan. Latihan yang terkonsentrasi dan efektif dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan berjam-jam nggak jelas tanpa tujuan di depan piano. Menjaga sesi Anda tetap menarik dan mudah dikelola adalah kunci kemajuan yang berkelanjutan.
“Not scales, never. Exercises, never….. I worked on pieces.
Then if that didn’t work, I’d work on individual passages.
~ Martha Argerich
Saturday, June 1, 2024
RUTINITAS BERLATIH | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, June 2024
Rutinitas bisa menjadi hal yang membosankan. Mengikuti rutinitas latihan yang terstruktur dapat menjadi hal yang menakutkan, terutama bagi murid yang baru mempelajari piano maupun instrumen musik lainnya. Namun seni menguasai instrumen apapun memerlukan dedikasi, disiplin, dan latihan yang konsisten. Latihan yang rutin menjadi sangat penting untuk kemajuan dan mencapai tujuan Anda. Hal ini tidak dapat ditawar, karena yang membuat Anda menjadi pianis yang lebih baik bukanlah BAKAT, tapi LATIHAN. Jadi kalau mau jago main piano ya harus LATIHAN, LATIHAN, dan LATIHAN!!!
Banyak pianis tidak mengetahui cara berlatih piano yang benar dan sekitar 70% waktu yang mereka habiskan di depan piano hanya membuang-buang waktu. Mengapa? Karena mereka tidak tahu cara berlatih yang efektif. Bermain piano berarti melakukan lebih dari sekedar menggerakkan jari Anda. Kunci berlatih piano adalah berlatih secara holistik, sebagai pribadi seutuhnya, bukan hanya dengan jari Anda. Untuk itu dibutuhkan strategi dan rutinitas berlatih yang konsisten dan efektif.
Jadi bagaimana membuat rutinitas latihan yang efektif? Disclaimer: walau Anda mengikuti step-step dibawah ini, tetap saja belum tentu Anda bisa berhasil kalau latihannya bolong-bolong dan kualitas latihannya juga buruk. Sifatnya hanya tips, supaya Anda tahu darimana sebaiknya Anda memulai. Jadi semuanya tergantung dari diri Anda sendiri. Motivasi yang terbaik bukanlah dari orang lain, tetapi dari diri sendiri. Gurunya boleh bergelar profesor S4 dan galak ala militer, orang tuanya boleh tajir melintir crazy rich, tapi kalau anaknya jenius tapi malas, hasilnya akan zonk.
Saturday, December 2, 2023
KONTROVERSI HANON (Bagian Ke-2) | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, December 2023
Kontroversi Hanon selalu menimbulkan debat kusir di kalangan para pianis. Ada kaum fanatik yang merasa Hanon adalah segala-galanya, sebuah teknik untuk membangun kekuatan, ketangkasan, dan daya tahan. Apa iya? Sedangkan kaum yang kontra akan mengatakan latihan Hanon itu tidak berguna, tidak realistis, dan tidak relevan. Daripada berdebat, lebih baik kita berbicara fakta seputar latihan jari saja, supaya Anda tidak dibodohi dan tidak terombang-ambing dengan mitos latihan jari.
FAKTA SEPUTAR LATIHAN JARI
1. KEKUATAN & KEMANDIRIAN JARI
Apapun yang menggerakkan jari pada tuts akan membangun kekuatan dan kemandirian jari. Cara paling berguna dan efektif untuk melakukannya adalah dengan melatih tangga nada, akor, dan arpeggio secara rutin. Seberapa rutin? Sesering mungkin, setiap hari. Karena jari dan tangan itu merupakan otot. Ini adalah dasar dari musik piano barat dan merupakan pola yang ditemui pianis dalam repertoarnya setiap hari. Dan untuk melatihnya tidak harus dengan Hanon.
Berlatih Hanon bukanlah jaminan 100% dan solusi satu-satunya untuk meningkatkan kekuatan dan kemandirian jari. Ada banyak latihan dan etude lain yang bisa digunakan, terutama pada abad ke-21 ini ada banyak alternatif yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak milenial zaman now. Tidak semua anak cocok dengan metode ini. Bisa-bisa sebelum jari mereka kuat, mungkin mereka sudah terlanjur menyerah dan benci piano.
Wednesday, November 1, 2023
KONTROVERSI HANON: "TO HANON OR NOT TO HANON?" | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, November 2023
Saturday, September 2, 2023
Strategi Menghafal Musik | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, September 2023
KEBIASAAN BERLATIH YANG BAIK
Menghafal sebuah karya musik seringkali menjadi momok dan membuat frustrasi. Mengapa? Karena walaupun Anda sudah berlatih berjam-jam, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Emotional damage.
Menghafal karya musik dimulai dengan kebiasaan latihan yang baik. Persiapan adalah kuncinya. Menghafal dengan cara tradisional akan membutuhkan berjam-jam latihan. Kiat-kiat berikut diharapkan akan mengurangi waktu yang diperlukan bagi Anda untuk menghafal sebuah karya musik supaya kerja keras Anda tidak sia-sia. Kiat-kiat ini melibatkan strategi komprehensif yang dapat membantu siapa pun menguasai keterampilan bermusik. Semoga tips ini berguna dan Anda bisa menggunakannya dalam rutinitas Anda untuk berlatih lebih efektif.
1. S-L-O-W, BUT SURE
Berlatihlah secara perlahan dalam tempo yang pelan dan bertahap. Berlatih dengan tempo lambat sangat penting untuk menguasai not, fingering, dan dinamika lagu yang benar, dan memberi otak Anda waktu untuk memproses informasi baru. Idealnya, Anda harus bisa memainkan lagu yang sudah dihafal dalam tempo apa pun: lambat, sedang, dan cepat. Pastikan Anda memainkan semua elemen dengan benar! Jaga ritme dan lakukan yang terbaik. Analisalah kesalahan yang Anda buat, dan berkonsentrasilah pada area tersebut.
Tuesday, August 1, 2023
HARUSKAH MENGHAFAL MUSIK? | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, August 2023
MENGAPA PIANIS MENGHAFAL KARYA MUSIK?
Menghafalkan musik membantu pianis untuk bermain dengan ekspresi musik yang lebih baik daripada membaca partitur. Menghafal juga membantu jika pianis harus menampilkan repertoar dengan tuntutan teknis yang tinggi, sehingga akurasi nada lebih konsisten, meningkatkan kecepatan dan ketepatan.
Selain itu menghafal musik juga menghilangkan kebutuhan untuk membalik halaman, menghilangkan jeda dalam musik, dan mengembangkan keterampilan untuk tampil dibawah tekanan. Siswa dapat memanfaatkan keterampilan ini ke dalam presentasi, wawancara kerja, berbicara di depan umum, dan aspek dari kehidupan non-musikal lainnya.
Menghafal musik biasanya dilakukan oleh para solois dan bukan untuk permainan kolaboratif, seperti musik kamar atau duet. Ini adalah praktik yang sudah ada sejak tahun 1800-an dan telah menjadi standar profesional dalam konser piano solo.
Jadi apakah harus menghafal musik? Bagi yang ingin berprestasi sebagai performer, jawabannya adalah mutlak “YA!”. Menghafal musik memberi Anda kebebasan artistik yang lebih besar dalam teknik penampilan Anda dan membantu Anda menguasai keterampilan improvisasi dengan cepat. Lalu bagaimana dengan yang bukan profesional? Jika Anda adalah seorang murid, menghafal adalah keterampilan yang perlu dikembangkan juga. Anda harus mengenali cara terekfektif untuk mempelajari musik dengan gaya belajar Anda sendiri.
Saturday, July 1, 2023
Schumann's Advice to Young Musician | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, July 2023
Robert Schumann adalah seorang komposer dan kritikus Jerman berwawasan ke depan pada zamannya. Schumann merupakan seseorang yang jenius yang unik tidak hanya karena musiknya yang besar dan beragam, tetapi juga karena ia memperjuangkan dan mendukung musisi lain, serta mengajar, menulis, dan mendorong musisi muda yang bercita-cita tinggi.
Walau ia mengalami gangguan bipolar dan tidak pernah menjadi pianis virtuoso seperti yang ia harapkan, ia menulis beberapa musik terhebat di era Romantik untuk piano dan Lieder. Musiknya mengantisipasi banyak tren yang akan berkembang dalam 150 tahun setelah kematiannya, dan banyak komposer besar mengakui pengaruhnya yang revolusioner.
Salah satunya pada tahun 1848 Schumann menulis sebuah buku yang berisi nasihatnya untuk para musisi muda “Schumann’s Advice to Young Musicians” (Nasihat Robert Schumann untuk Musisi Muda) untuk mengiringi Albumnya yang populer di masa itu, yaitu “Album für die Jugend, Op. 68” (Album for the Young, Op. 68) – sebuah rangkaian karya piano untuk anak-anak dan siswa.
Sunday, April 30, 2023
The Sound of Feeling: Memainkan Musik dengan Ekspresif | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, May 2023
Sebagai seorang pianis, adalah penting membangun keterampilan Anda untuk memiliki kontrol teknik atas instrumen dan memori otot yang baik. Tetapi bermain piano tidak sesederhana itu. Memainkan not dan ritme yang tepat dan presisi, tidaklah cukup. Jika Anda belum bisa mengkomunikasikan ide dari musik yang Anda mainkan dan tidak dapat menggerakkan pendengarnya, apa gunanya semua latihan yang Anda lakukan?
Apa yang menggerakkan pendengar? UNSUR EMOSI. FEELING. EKSPRESIF. Apapun itu namanya, memasukkan unsur emosi ke dalam musik itu penting karena tanpa itu pianis terdengar identik satu sama lain. Itulah yang membedakan satu pianis dengan yang lainnya dan membuatnya UNIK.
Mencapai ekspresi musik selalu menjadi elemen yang paling sulit untuk dikuasai. Memainkan karya musik secara ekspresif membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, dan pengaruh seorang guru dapat berdampak besar pada hal itu.
Dalam genre Musik Jazz, Pop, atau Rock, Anda mungkin bisa mengeksplorasi dinamika dengan kontras atau bahkan tingkat ekstrem untuk menarik penonton. Bagaimana dengan Musik Klasik? Dalam Musik Klasik mungkin musik pada zaman Baroque tentunya tidak akan seekpresif seperti zaman Romantik, namun tetap ada ruang untuk berekspresi.
Saturday, April 1, 2023
Mengelola Stress Pada Pianis | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, April 2023
EMOSI YANG TIDAK SEIMBANG
Musik memberikan kita kebebasan untuk berekspresi. Emosi adalah aspek yang penting dari dasar kemanusiaan kita. Semakin dalam emosi yang ditunjukkan dalam musik – menjadikannya pengalaman yang jauh lebih kuat bagi para pendengarnya. Tetapi ketika emosi itu tidak seimbang, hal ini bisa menjadi masalah dan membuat kita labil, merasa terombang-ambing, dan merasa hancur. Hal ini menjadi tantangan bagi para pianis, karena ayunan bolak-balik dari kegembiraan yang berlebihan hingga kekecewaan yang mengerikan berpotensi menjadi gambaran dunia emosionalnya sehari-hari.
LANSKAP DUNIA PARA PIANIS
Dunia piano bisa menjadi dunia yang sangat kompetitif, membosankan, dan sepi. Pianis dihadapkan pada situasi dimana ia harus terlibat dengan emosinya sendiri, emosi komposer yang paling kreatif dalam sejarah secara mendalam dalam sebuah pertunjukkan dengan publik.
Pianis juga sering bekerja dalam kesendirian dan terisolasi, belum lagi tur/konser, dan jam mengajar yang antisosial dan membebani fisik. Mereka mengunci diri di ruang latihan selama berjam-jam, mengulang beratus-ratus kali agar bisa memainkan satu karya dengan sempurna. Pianis harus bersaing dengan kompetitor lain dan bisa membuat banyak orang merasa rendah diri dan gagal.
Pertanyaannya, jika Anda berlatih begitu banyak, akankah Anda masih tetap memiliki kecintaan dan emosi yang mendalam? Atau sebaliknya malah akan menghancurkan kecintaan mereka pada musik, dihinggapi virus kebosanan, dan kehilangan arah mengapa mereka memainkan musik?
Tuesday, February 28, 2023
Kiat Memilih Lagu Ujian | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, March 2023
Ujian piano internasional mungkin bukan segalanya. Di tengah pro dan kontra ujian piano internasional, tiga lagu ujian dalam setahun, kebosanan, momok, dan alasan siswa berhenti bermain musik, ujian piano internasional tetap diminati banyak orang. Mungkin orang tua membuat pernyataan bahwa mereka ingin agar anaknya hanya belajar seni bermain piano murni, tidak perlu ikut ujian. Tetapi di sepanjang perjalanan belajar mereka, di satu titik mereka akan meminta ujian piano.
Oleh karena itu tidak ada salahnya kita memahami tips pemilihan repertoar ujian, sehingga mereka tidak hanya memiliki kesenangan dalam belajar musik, namun juga memiliki kebanggaannya sendiri dalam kelulusan dan kesempatan untuk mendapatkan penghargaan.
Pemilihan repertoar ujian merupakan hal yang essensial dalam persiapan ujian piano dan instrumen lainnya. Bagaimana cara memilih lagu ujian tsb? Haruskah seorang siswa memilih sendiri atau membiarkan gurunya yang memutuskan lagu mana yang harus dipilih? Ternyata lebih dari 70% siswa memilih lagu yang ia suka dan mudah dimainkan. Sedangkan 30% lainnya ternyata mendengar semua lagunya, lalu murid akan memilih.
Wednesday, February 1, 2023
What Makes a Good Piano Performance? | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, February 2023
PIANIST VS GREAT MUSICIAN
Ada perbedaan yang besar antara memainkan piano dengan baik dan membuat musik yang bagus sambil memainkan piano. Seorang yang bermain piano dengan sangat baik belum tentu dapat membuat musik yang bagus dan seorang yang mampu membuat musik yang hebat belum tentu merupakan seorang pianis yang hebat. Seorang pianis yang hebat dan sekaligus mampu membuat musik yang hebat adalah sebuah hal yang langka. Ada jutaan pianis di dunia, tetapi hanya segelintir orang saja yang akan berada di puncak yang memiliki keduanya.
Dalam bermain piano dibutuhkan banyak keterampilan, fisik, dan intelektual. Menguasainya merupakan hal yang sulit, namun hal yang jauh lebih sulit lagi adalah bagaimana mencapai semuanya sebagai satu entitas. Penciptaan seorang musisi hebat adalah sebuah misteri yang seringkali bertentangan dengan logika. Terkadang orang yang diprediksi paling tidak mungkin berhasil, justru diluar dugaan mampu melewati segala rintangan. Yang lainnya, berpendidikan tinggi, berbudaya luas, mungkin justru bisa berakhir seperti orang tak berguna.
Monday, January 2, 2023
ETIKA BERMAIN PIANO DI PANGGUNG | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, January 2023
Wednesday, December 7, 2022
OUSTANDING PIANO TEACHER | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, December 2022
“DICARI! Guru piano, wanita, umur maksimal 35 tahun, sabar, suka dengan anak-anak, berpengalaman, minimal lulus grade 8 ujian musik internasional.” Mungkin begitulah kira-kira bunyi iklan sekolah musik. Menemukan guru yang bagus, terbaik, dan cocok adalah keinginan, dambaan, dan harapan semua orang tua. Orang tua menginginkan seseorang yang tidak pernah gagal membuat kelas piano anak menjadi menarik dan memotivasi minat serta mengasah bakat anak hingga anak menjadi versi terbaik dirinya. A perfect piano teacher!
Sebetulnya apa sih hal membedakan oleh guru piano biasa dan guru piano yang hebat? Kualitas dan karakteristik apa yang dimiliki oleh para guru tsb? Apakah karena gelarnya? Punya lisensi atau sertifikat? Bagaimana dengan kesabaran dan profesionalisme?
Thursday, November 3, 2022
MENJINAKKAN JARI KEEMPAT & KELIMA | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, November 2022
MASALAH JARI KEEMPAT & KELIMA
Jari keempat dan kelima umumnya lebih sulit dikendalikan dibandingkan dengan jari pertama, kedua, dan ketiga. Menjadi momok bagi para pianis, karena memang secara anatomi jari keempat dan kelima lebih lemah daripada jari telunjuk dan jari tengah, dan bahwa ibu jari, meskipun kuat, bisa merugikan karena posisinya yang aneh atau sulit. Setiap orang dengan tangan normal memiliki masalah yang sama.
Jari keempat Anda tidak memiliki tendon independen, namun berbagi dengan jari tengah dan jari kelima. Itu sebabnya ia tidak pernah bisa benar-benar mandiri. Untuk bergerak ke atas jarak berapa pun akan membutuhkan jari yang lain juga bergerak, sehingga proyeksi nada menjadi tidak akurat, slip, dan tempo menjadi tidak rata.
Oleh karena itu banyak pianis yang memilih untuk melakukan penjarian ulang pada bagian-bagian tertentu, sehingga jari yang “lemah” ini tidak perlu digunakan. Tapi apakah ini merupakan solusi yang tepat? Menghindari masalah? Sebetulnya jika kita dapat menerapkan penggunaan penjarian yang tepat dalam praktiknya, mungkin hal ini jutru akan menguntungkan kita.
Monday, October 3, 2022
More Repertoire, Please! | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, October 2022
PENDEKATAN SIKLUS UJIAN
Pernahkah Anda menemui kasus siswa yang hanya mempelajari tiga lagu, dan berlatih tangga nada, arpeggio yang sama setiap hari dan setiap tahun? Terdengar familiar? Pendekatan ini terkait erat dengan siklus ujian musik internasional, dimana pembelajaran selalu diawali dengan tiga lagu ujian dan tiga lagu ini akan diulang terus menerus hingga ujian dilaksanakan sembilan hingga dua belas bulan kemudian. Sehingga kelas piano nya seperti berputar-putar dan menemui jalan buntu. Murid stress dan gurunya pun jujurly juga mumeeet… Apakah baik pendekatan seperti ini? Apakah ada gunanya? Apakah Anda sebagai orang tua, harus khawatir?
Mengulang tiga lagu yang sama dalam setahun ibarat anak hanya diberi tiga buku untuk dibaca tanpa membaca buku lainnya. Anak harus membaca ketiga buku ini dengan sempurna pada akhir tahun ajaran. Bagaimana dampaknya terhadap anak setelah satu tahun membaca buku yang sama? Apakah kemampuan membaca dan kosakata mereka meningkat?
Jika murid Anda hanya mempelajari tiga lagu saja selama setahun untuk ujian piano, berarti Anda dalam masalah, pendekatan belajar Anda mungkin tidak efektif, dan tiga lagu itu mungkin masih terlalu sulit untuk level murid Anda. Konsekuensinya siswa akan bosan, membenci piano dan berhenti. Apa yang menarik dari memainkan set dan latihan yang sama setiap hari, dan pendekatan ini dari tahun ke tahun dengan set berikutnya? Apakah dengan sebuah sertifikat, anak berarti mampu menguasai piano dengan baik? Tampaknya banyak orang tua yang tidak peduli selama anaknya bisa achieve.
Monday, August 1, 2022
MENDUA: BALLADA MEMILIKI DUA GURU PIANO | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, August 2022
Banyak pro dan kontra, jika seorang murid memiliki "guru piano” yang lain. Ada yang berpendapat itu sah-sah saja, semakin banyak guru yang dimiliki, semakin baik muridnya, biar majunya lebih cepat. Beneran? Masak sih, Bunda? Belum tentu, kali!? Ada juga yang berpendapat untuk apa sih guru banyak-banyak, selain buang uang dan buang waktu. Lagian belum tentu juga dengan banyak guru, muridnya tambah pinter, tambah bingung iya, dan waktu latihannya kurangggg, sehari 24 jam kayaknya nggak cukup deh. Mau ikut instruksi guru A atau B? Nah lho, pusing pala barbie. Kalau Anda sedang galau, apakah Anda harus memiliki dua guru atau tidak, ada baiknya Anda simak artikel kali ini!
Setiap orang akan memiliki tanggapan berbeda mengenai hal ini, bahkan ada yang jadi sensitif dan alergi. Beda boleh-boleh saja, asal jangan nge-gas lalu lupa main cantik ya, Buibuk. Ketika Anda memiliki dua orang guru piano, kemungkinan besar Anda akan menerima perspektif yang berbeda (dan berpotensi bertentangan) dalam segala hal, mulai dari teknik hingga repertoar. Tujuan pembelajaran pun akan membingungkan dan kehilangan arah.
Memiliki dua guru piano bisa menjadi destruktif, apabila dua guru ini mengajarkan materi yang sama tapi memiliki ide yang berbeda tentang bagaimana mencapainya. Sebagai contoh ketika belajar tangganada. Mempelajari tangganada bukan hanya tahu bahwa ada yang namanya tangganada atau asal pencet bunyi, tetapi ada teknik bermainnya. Jika kedua guru menyarankan pendekatan teknik yang berbeda dalam memainkan tangganada yang sama, dalam musik, muridnya pasti bingung.
Lah tapi kalau kuliah musik, kok banyak tuh gurunya? Efek destruktif ini tidak berlaku apabila murid memiliki dua guru – satu guru piano dan satunya guru saxophone atau violin, atau satu music history, satunya harmoni, misalnya. Jika dua guru yang berbeda bekerja di bidang yang berbeda, hal ini bisa berhasil dengan baik, karena tidak ada conflict of interest. Tetapi di universitas, seseorang mahasiswa musik hanya memiliki SATU GURU major instrument dan SATU GURU yang berbeda untuk minor instrument nya.