“COLOR YOUR MUSIC!”
TIPS MENGAJAR
MUSIK DENGAN WARNA
by: Jelia
Megawati Heru
Staccato,
October 2016
Di tengah padatnya jadwal, panas, dan macetnya kota
Jakarta yang bikin stress. Banyak orang yang mencari solusi alternatif untuk
menyalurkan energi negatif mereka. Beberapa memilih olah raga, ada juga yang
memilih mendengarkan musik, ada juga yang pergi berlibur keluar kota, dan ada
pula yang jadi korban mode dan shopping
hahaha… Tapi ya kita tidak bisa setiap minggu jalan-jalan liburan, shopping, dan ngopi di café melulu, dong?
Bikin bangkrut! Lantas bagaimana? Terinspirasi dari manfaat terapi mewarnai
yang sedang marak, artikel kali ini akan mengangkat topik mengajar musik dengan
warna.
TERAPI WARNA
Akhir-akhir ini buku mewarnai bagi orang dewasa
menjadi trending. Banyak orang yang
mereguk manfaat dari seni visual ini. Selain fun, mewarnai dapat membuat seseorang merasa nyaman, santai, dan belajar
untuk fokus. Ketidakmampuan untuk fokus seringkali merupakan gejala dari
kecemasan atau stres. Walau mewarnai tidak dapat menyembuhkan penyakit, namun mewarnai
dapat membantu mengurangi gejala tekanan fisik dan emosional secara signifikan.
Karena sifatnya yang terapeutik seperti meditasi, warna sering digunakan mengekspresikan
hal tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Misalnya: depresi, demensia,
kecemasan, dan PTSD (Post-Traumatic
Stress Disorder).
Yang menarik disini adalah tidak adanya tekanan,
aturan, tenggat waktu, target, maupun keharusan dalam mewarnai. Tolok ukurnya
adalah diri Anda sendiri. Andalah yang menilai diri Anda sendiri, apakah Anda
adalah seniman yang baik atau buruk? Tentunya ada beberapa individu yang secara
artistik lebih berbakat dari yang lain. Namun sebetulnya aktivitas ini adalah
bukan tentang menentukan seberapa berbakatnya diri Anda sebagai seorang
seniman.
APA YANG
TERJADI SAAT MEWARNAI?
Intinya adalah bagaimana mewarnai dapat memfasilitasi sebuah
usaha kreatif tanpa bakat artistik. Tugas dengan hasil yang bisa diprediksi,
melalui pola yang berulang. Berkonsentrasi pada mewarnai gambar dapat
memfasilitasi penggantian pikiran negatif dengan gambaran yang indah, bagus,
dan menyenangkan. Melihat bentuk, ukuran, memperhatikan tepian, dan memilih warna.
Tidak ada yang salah dan benar. Tidak ada yang ilegal. Tidak ada aturan baku.
Semuanya diperbolehkan. Pokoknya FUN,
FUN, FUN!
Bahkan para ahli justru menyarankan pewarnaan yang
sederhana (tanpa efek pelukis profesional) untuk mendapatkan manfaat yang
optimal. Mereka yang menilai diri mereka sebagai seniman yang buruk mungkin
lebih cenderung untuk kehilangan manfaat dari terapi yang berbasis seni ini.
Ibarat mendengarkan musik dan belajar memainkan instrumen musik. Mendengarkan
musik adalah sesuatu yang mudah dan bisa dilakukan semua orang. Namun belajar
memainkan instrumen musik membutuhkan kedisiplinan, latihan, dan ketrampilan
khusus.
WARNA DALAM
MUSIK
Salah satu esensi musik adalah warna. Warna dalam musik
dapat menciptakan mood dan memberikan
sentuhan nuansa, seperti: sendu, romantis, kelam, tegang, serta dapat membangkitkan
memori/kenangan. Dalam ranah pendidikan musik, mengajar dinamika, ekspresi, dan
nuansa merupakan hal yang sangat sulit dilakukan!
Kemampuan untuk berekspresi umumnya merupakan hal yang
cenderung akan hilang, ketika seseorang berada dibawah tekanan (misalnya: demam
panggung pada situasi konser atau ujian). Pada akhirnya orang terpaku hanya pada nada
nya saja. Mereka takut melakukan kesalahan. “Asal nada nya benar, ya sudahlah! Kalau sudah tegang, ya boro-boro
fokus ke detailnya. Tidak salah pencet not saja sudah bagus!”
“Duh, berapa kali sih harus dibilangin?
Di bagian ini harus FORTE, FORTE, FORTE!!!”
Di bagian ini harus FORTE, FORTE, FORTE!!!”
(*sambil berkali-kali
membulatkan tulisan f,
menulis kata “LOUD” dengan tanda seru 5 kali tebal-tebal,
menulis kata “LOUD” dengan tanda seru 5 kali tebal-tebal,
mata melotot,
dan setengah berteriak)
SULITNYA
MENGAJAR TANDA DINAMIKA
Tentunya setiap guru musik pasti sangat paham situasi
diatas. Murid yang selalu lagi-lagi lupa memainkan lagu plus tanda dinamika,
walau sudah 100 kali diingatkan. Sudah makanan sehari-hari alias ‘dah bohwat hahaha…
Pertanyaanya, mengapa murid selalu lupa dengan tanda
dinamika, walau sudah diingatkan berkali-kali? Karena otak mereka tidak dapat
mengingatnya! Pengekspresian tanda dinamika berhubungan erat dengan emosi.
Memori yang berhubungan dengan emosi ini sulit diaktifkan hanya dengan
penyampaian kata-kata secara verbal saja. Pantas saja berteriak lebih keras ke
anak didik tidak membantu! Bukannya tambah pintar, malah jadi tidak datang ke
kelas piano nya. Nah lho, terus gimana
dong?
Don’t worry,
be happy! Untungnya seperti halnya aktivitas
mewarnai bagi orang dewasa, dalam kelas musik banyak cara kreatif yang dapat dilakukan
untuk mengajarkan berbagai dinamika (keras-lembut), ekspresi, serta nuansa
kepada peserta didik. Yang harus Anda lakukan adalah dengan menambahkan warna
pada partitur musik Anda! Hal ini sangat berguna, terutama bagi siswa yang
berumur relatif muda dan belum bisa membaca tanda dinamika yang tertulis dalam
Bahasa Itali.
ASOSIASI DAN
MANFAAT WARNA DALAM MUSIK
Aplikasi warna pada simbol dinamika pada partitur,
dapat memudahkan siswa dalam mengasosiasikan warna tertentu seperti kode. Ketika
mereka melihat warna yang sama lagi dan lagi, otak mereka akan mengasosiasikan
warna dengan tanda dinamika yang telah dipelajari. Otak kita akan memproses
warna tsb sebagai memori, sehingga ketika mereka melihat warna tsb, mereka akan
memainkan tanda dinamika yang benar.
Manfaat asosiasi warna dalam musik tidak berhenti
sampai disitu saja. Asosiasi warna juga dapat mempermudah proses menghafal bagian
yang sulit dari sebuah lagu dan visualisasi. Selain itu manfaat asosiasi warna
juga dapat dirasakan pada analisa bentuk (form
analysis), seperti: melihat pola, motif, struktur, frase, dan gradasi
dinamika hingga ke titik klimaks. Sangat bermanfaat dalam mempelajari lagu
baru, sehingga proses belajar menjadi lebih mudah dipahami, latihan menjadi
lebih efektif, dan mampu mengembangkan musikalitas anak. Terutama dalam
menjelaskan pergerakan setiap suara yang kompleks pada polyphony dan counterpoint
dari J.S. Bach.
Walau ada pendapat yang konservatif mengenai partitur
itu tidak boleh dicoret-coret, apalagi diwarnai. Nyatanya efek dari warna tidak
dapat dipungkiri, dapat mempermudah proses belajar musik dalam memahami makna dari
musik yang dimainkan. Juga sebagai alat bantu untuk berlatih mengekspresikan
emosi dan pesan dari musik itu sendiri. Tanpa adanya asosiasi warna, musik bisa
menjadi sangat membosankan. Ibarat makanan hambar tak berbumbu.
Beberapa contoh kode pewarnaan yang bisa digunakan
dalam mengajar tanda dinamika:
1. WARNA
CERAH
- MERAH MUDA untuk forte (keras) dan crescendo (semakin keras).
Gunakan warna cerah untuk menunjukkan suara yang eras
- BIRU untuk piano (lembut) dan decrescendo (semakin lembut).
Gunakan warna yang kontras dengan forte. Warna yang jauh lebih lembut untuk menggambarkan suara yang tenang.
- MERAH MUDA untuk forte (keras) dan crescendo (semakin keras).
Gunakan warna cerah untuk menunjukkan suara yang eras
- BIRU untuk piano (lembut) dan decrescendo (semakin lembut).
Gunakan warna yang kontras dengan forte. Warna yang jauh lebih lembut untuk menggambarkan suara yang tenang.
2. PERPADUAN
DUA WARNA
· MERAH MUDA + KUNING untuk mezzo piano (agak lembut)
· BIRU + KUNING untuk mezzo forte (agak keras)
3. WARNA
PRIMER
· MERAH untuk fortissimo (sangat keras)
· HIJAU untuk pianissimo (sangat lembut)
4. ORANGE
Warna ini digunakan untuk semua tanda-tanda lain pada
halaman – aksen, staccato, terminologi dalam Bahasa Itali, perubahan kunci,
tanda ulang, oktaf lebih tinggi atau lebih rendah, dll. Warna ini juga dapat
digunakan untuk tanda pedal jika diperlukan.
Umumnya digunakan pensil warna untuk menandai tanda
dinamika ini. Stabilo (highlight)
juga dapat digunakan, namun gunakan warna yang terang dan tidak menembus ke
halaman berikutnya. Pastikan Anda hanya mewarnai bagian yang sering dilupakan
murid. Jangan mewarnai semua tanda staccato pada lagu, karena justru akan
membingungkan murid.
Ilustrasi diatas hanya sebatas panduan saja. Ciptakan
kreasi dan kode warna Anda sendiri! Trik ini dapat menjadi aktivitas yang kreatif
dan menyenangkan bukan hanya bagi guru musik saja sebagai alat bantu untuk
mengajar. Hal ini juga bisa dilakukan oleh murid dari berbagai tingkat dan umur
di dalam kelas. So, apa warna musikmu?