"AWAL MENGAJAR MURID PEMULA"
Oleh: Jelia Megawati Heru
Artikel Staccato, September 2013
Mayoritas anak memulai studi musik
instrumen pada usia tujuh sampai sembilan tahun. Hal ini sejalan dengan
perkembangan kemampuan motorik halusnya (fine
motor skills) dan kegiatan/pengalaman anak di sekolah dasar, dimana mereka
telah mempelajari cara membaca alphabet, kalimat, dan menulis sebelum membaca
notasi balok. Menunda studi musik instrumen sampai anak berumur dua belas tahun
ke atas akan banyak menimbulkan masalah, dimana motorik halus anak sudah
terlampau kaku, anak akan sulit untuk diajak kerja sama, mengikuti instruksi
guru dan mulai mudah bosan dengan metode pembelajaran bagi pemula, seperti
halnya anak berumur tujuh tahun.
INTRODUCTION
LESSON
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan
pada masa awal pembelajaran murid pemula – mulai dari umur yang bervariasi
(pra-sekolah, sekolah dasar, remaja, dewasa) kondisi fisik, motorik, karakter
anak, hingga metode, kurikulum dan filosofi mengajar yang berbeda-beda. Sehingga
seorang guru perlu mengadakan suatu wawancara kecil atau interview yang disebut sebagai “INTRODUCTION
LESSON” sebelum memulai studi musik instrumen yang sebenarnya untuk mengumpulkan
informasi dalam menentukan metode yang tepat untuk calon murid tsb.
FUNGSI INTRODUCTION LESSON:
- kesempatan untuk mengenal siswa dan orang tua lebih baik: latar belakang, kesiapan anak dalam belajar, konsentrasi, kemampuan, musikalitas/bakat, ekspektasi, harapan, tujuan belajar instrumen musik.
- komunikasi dan konsultasi antara orang tua dan sekolah musik (guru)
- sosialisasi mengenai filosofi mengajar, kurikulum, dan bahan pengajaran (buku)
- menetukan metode dan buku yang tepat untuk murid
Introduction
lesson ini
juga berguna untuk mengetahui apakah chemistry
antara kepribadian guru dan murid cocok, sehingga guru juga dapat
menginformasikan metodenya yang nantinya akan digunakan dan menyampaikan
kebijakan sekolah musik kepada orang tua murid. Fungsi yang terakhir adalah
membantu guru dalam pembuatan lesson plan
untuk pelajaran berikutnya. Sebuah introduction
lesson hanya dilakukan untuk mengumpulkan
informasi dan tidak menawarkan janji-janji/kepastian dan
kewajiban/keharusan bagi setiap pihak. Disini guru bisa berdiskusi dengan
orangtua tentang kondisi dan informasi tentang anaknya – apakah anaknya sudah
siap secara mental dan fisik untuk studi piano, memberikan saran kira-kira apa
yang bisa dilakukan ke depannya dan (apabila tidak cocok) guru dapat menyarankan
siapa guru yang dapat mengajar anak tsb.
Apakah seorang murid pernah mempelajari
instrumen sebelumnya atau tidak, sebuah introduction
lesson harus dilakukan, supaya guru dapat memperoleh informasi, sbb.:
KEDEWASAAN MURID
Introduction
lesson dapat
dimulai dengan menanyakan umur, kelas, sekolah dan alamat rumahnya. Tanyakan
juga tentang alasan mengapa ia ingin belajar piano! Mengapa harus instrumen
piano? Apa jenis musik yang ia sukai? Bagaimana reaksinya dalam menjawab adalah
bukti kedewasaan dan kesiapannya nantinya dalam belajar. Selama introduction lesson, orang tua boleh
hadir untuk mengikuti proses ini dan selama itu pula guru harus mengobservasi
perilaku dan interaksi orang tua – murid. Apakah murid mempunyai kemampuan
untuk belajar dengan mandiri dan dapat mengikuti instruksi? Anak yang dapat
berinteraksi dengan sopan, menurut dan dapat duduk dengan tenang selama proses
ini adalah tanda kedewasaan si anak, bahwa anak ini dapat menerima instruksi
dari orang lain dan mampu berkonsentrasi. Sedangkan anak yang tidak bisa duduk
diam, selalu bergerak, suka membantah, tutur katanya kasar maupun yang diam dan
pemalu, merupakan tanda bahwa anak ini akan sulit diajar.
“Starting
at the right age is a key element to the success of their lessons (CHILD-LED)”
Some
people will tell you ― the sooner the better,
but
this approach can actually backfire if the student is not ready for musical
study.
PENGETAHUAN
KONSEP DAN KEMAMPUAN DASAR
Beberapa aktivitas dapat dilakukan untuk
mengetahui sejauh apa pengetahuan murid dalam konsep bermain piano dasar. Salah
satunya adalah aktivitas permainan untuk mengetahui apakah murid tahu perbedaan
RH dan LH, nomor jari dan alphabet yang digunakan dalam musik? Jika murid dapat
memainkan beberapa lagu tanpa mendapatkan instruksi musik yang formal, maka itu
adalah tanda bahwa murid dapat mempelajari musik secara rote dan berdasarkan ketajaman pendengaran (ear training). Contoh tema yang dapat dibahas pada introduction lesson untuk mengetahui
konsep dan kemampuan dasar murid:
- Pengenalan tuts hitam dan tuts putih beserta grupnya
- Konsep tinggi rendah nada
- Konsep keras lembut bunyi
- Cara menekan tuts panjang dan pendek
PEMAHAMAN ELEMEN
NADA DAN KETAJAMAN PENDENGARAN (EAR
TRAINING)
Murid dapat diminta untuk menyanyikan
melodi sebuah lagu yang ia kenal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan
lisan (aural) murid. Guru dapat
memainkan beberapa nada pada piano dan menanyakan kepada murid apakah nada tsb.
terdengar bergerak lebih tinggi atau lebih rendah? Usahakan untuk memainkan
posisi yang ekstrem pada ujung piano pada awalnya, lalu semakin lama semakin
dekat menuju ke bagian tengah tuts piano. Semakin murid dapat mengidentifikasi
hubungan nada yang jaraknya dekat, maka semakin bagus pula kualitas ketajaman
pendengarannya.
KESIAPAN MEMBACA
RITMIK
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan
guna mengetahui kesiapan murid dalam membaca ritmik, a.l.: murid dapat diminta
untuk bertepuk tangan sambil mengikuti ketukan dalam tempo stabil yang
diberikan guru, murid dapat memainkan ritmik sebuah lagu dengan bertepuk tangan
sambil guru dan murid menyanyikan suatu lagu yang dikenal murid bersama-sama.
PERKEMBANGAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN DAN JARI
Untuk mendeteksi perkembangan kemampuan
motorik tangan dan jari anak, guru dapat menginstruksikan murid untuk
mengimitasi hal yang dilakukan oleh guru (play-back).
Guru dapat memainkan pattern yang
sederhana pada tuts hitam dan setelah itu murid mengkopinya. Guru juga dapat
menginstruksikan murid untuk memainkan tuts piano satu per satu dengan
masing-masing jarinya. Perhatikan gerakan serta reaksinya dengan seksama!
KEMAMPUAN DALAM
BERADAPTASI DAN BELAJAR
Cobalah lakukan latihan perkenalan dengan
murid, apabila murid menyelesaikan aktivitas tsb. dengan waktu yang lama,
mungkin guru akan bekerja dengan slow
learner. Jika murid dapat berkonsentrasi dan menerima instruksi dengan baik
selama kurang lebih 20 menit, maka murid tsb. cukup dewasa dan mampu menerima
pelajaran piano 30 menit per minggunya serta dapat dituntut untuk berlatih min.
15 menit per harinya di rumah.
PERAN ORANG TUA
Kehadiran dan partisipasi orang tua
selama proses ini merupakan hal yang penting. Pihak sekolah musik dapat
menyediakan informasi yang dapat dibaca oleh orang tua murid dan orang tua
murid juga dapat mengisi questionnaire (semacam formulir
mengenai informasi latar belakang murid dan lingkungannya) yang harus diisi
selama proses ini berjalan.
Apabila orang tua duduk dengan tenang
selama proses, maka orang tua memahami bahwa anaknya sedang dievaluasi
kesiapannya dalam belajar. Apabila orang tua menginterupsi dan berusaha
mengarahkan jawaban si anak, hal ini dapat mengindikasikan sifat orang tua yang
overprotective dan lebih mementingkan
performa anak daripada kemampuan belajar jangka panjang. Hal seperti
menginterupsi tidak boleh dilakukan, karena guru harus membangun suatu hubungan
yang kuat dan positif dengan murid. Dalam kasus seperti ini, guru harus bisa
memberitahukan orang tua bahwa belajar merupakan suatu proses, metode apa yang
digunakan guru dalam mengajar anaknya dan apa peran yang dapat dilakukan
sebagai orang tua dalam mendukung studi piano anaknya di rumah?
Pada akhir introduction lesson, guru juga harus mempunyai waktu untuk
berdiskusi empat mata dengan orang tua untuk menanyakan beberapa pertanyaan
seperti: kenapa Anda ingin anak Anda mempelajari piano? Kenapa Anda berpikir anak
Anda telah siap untuk mempelajari piano? Apa ekspektasi dan harapan Anda
terhadap anak Anda dengan mempelajari piano? Dari pertanyaan-pertanyaan ini,
guru dapat mengetahui apakah keinginan bermain piano datang dari anak atau
orang tua? Jika ekspektasi orang tua dan murid berselisihan dan tidak sesuai
dengan filosofi mengajar sang guru, maka adalah lebih bijaksana untuk
menyarankan guru yang lain yang dapat memenuhi keinginan mereka.
Apabila keputusan telah dibuat untuk
memulai pelajaran piano, maka guru harus menginformasikan pentingnya
partisipasi orang tua dalam pelajaran piano anaknya. Orang tua tidak selalu
harus hadir di setiap pertemuannya, tetapi orang tua dituntut untuk
mengobservasi kondisi anaknya di rumah. Partisipasi dan dukungan orang tua dalam
masa awal pembelajaran merupakan hal yang sangat krusial bagi perkembangan dan
kesuksesan proses belajar murid. Komunikasi antara guru dan orang tua murid merupakan hal
yang harus dibiasakaan. Sedapat mungkin orang tua harus mengkomunikasikan
kondisi anaknya di rumah dengan guru. Guru pun dapat mengetahui kesulitan yang
dialami orang tua dalam mendidik anaknya dalam berlatih di rumah, sehingga guru
dapat memberikan saran bagi orang tua dalam menjadi guru di rumah bagi anaknya.
Jadi, disini baik orang tua, guru dan murid mempunyai pekerjaan rumah yang
harus diselesaikan.
Tetapi ada hal yang tidak boleh dilakukan
oleh orang tua, dimana orang tua ikut campur dalam proses belajar yang sedang
dijalankan murid, apalagi menginstruksikan hal yang berbeda dari apa yang diminta
guru. Apabila ada ketidakpuasan dan ketidaksetujuan dalam perihal metode
mengajar guru, sikapilah dengan bijaksana dan diskusikanlah hal ini secara
empat mata tanpa kehadiran sang anak. Orang tua dan guru selayaknya menjadi
panutan atau “role model” bagi sang
anak dan bertindak sebagai partner dalam memotivasi anak untuk terus berkembang
dan mencintai musik. Good luck and have a nice teaching!