Saturday, February 8, 2014

"BUKAN SEKEDAR TEORI MUSIK!" (Artikel Staccato Februari 2014) - by: Jelia Megawati Heru

"BUKAN SEKEDAR TEORI MUSIK"
Oleh: Jelia Megawati Heru
Artikel Staccato Februari 2014


Banyak orang yang berpikir bahwa teori musik tidaklah penting, membosankan, membuang waktu, dan tidak ada hubungannya dengan bermain musik! Yang penting anak bisa main musik kan, toh beres? Kan banyak orang yang nggak belajar teori musik, belajar otodidak buktinya bisa main musik tuh?! Hmm... Really? Apa peran teori musik dalam pelajaran instrumen? Bagaimana seharusnya teori musik itu dipelajari? Simak artikel berikut ini!

MUSIC VOCABULARY
Mempelajari musik sama ibaratnya dengan mempelajari bahasa asing. Apakah mungkin untuk berbicara dalam bahasa asing tanpa mempelajari kata demi kata, kalimat, mengeja, dan artinya? Mungkin saja. Namun apakah orang lain dapat memahami apa yang Anda katakan? Salah-salah Anda malah menyinggung orang lain karena kalimat yang Anda katakan mempunyai arti yang berbeda dengan apa yang ingin Anda sampaikan.


Demikian pula halnya dengan musik. 
  • Bisakah orang belajar musik secara otodidak? Tentu saja bisa. 
  • Apakah itu musik? Belum tentu. Bisa jadi yang Anda dengar adalah hanya bunyi bising (noise.) 
Ada beberapa orang yang terlahir dengan bakat musik yang luar biasa. Namun tidak semua orang terlahir dengan kondisi seperti Mozart yang jenius dan dibesarkan dalam lingkungan musisi. Kita membutuhkan bahasa musik, yakni perbendaharaan kata dalam bunyi untuk mengekspresikan diri kita melalui musik. Perbendaharaan kata dalam bunyi ini mencakup nada, ritme, dinamika, artikulasi, dan bahkan kesunyian (pause/silence.)  

Bagaimana kita bisa mengintepretasikan lagu/musik, apabila kita tidak mempunyai pengertian tentang apa yang kita pelajari? Logika saja, bagaimana seseorang bisa menyanyikan sebuah lagu, apabila dia tidak tahu arti lirik yang ia nyanyikan itu dari bahasa apa dan artinya apa? Salah-salah lagu yang sedih bisa dinyanyikan dengan riang dan belum lagi fals. Well, memang tidak membuat orang masuk RS sih, namun cukup membuat Anda menutup kuping, sakit kepala, geleng-geleng, dan tepok jidat.


WHAT IS MUSIC THEORY?
Teori musik merupakan ilmu yang mempelajari struktur musik. Mulai dari pattern yang terkecil yang disebut motives, music form (binary/A-B form, ternary A-B-A form,) hingga analisa harmoni, akor, interval, melodi, hingga elemen-elemen musik (nada, ritme, dan dinamika.) Mempelajari teori musik ibaratnya seperti mempelajari bahasa musik & grammar musik (ABCs of music) dan menyerupai ilmu arsitektur. Teori musik sangat terkait dengan ear training. 


IS MUSIC THEORY REALLY NECESSARY?
YES. Dengan mempelajari struktur, susunan, dan elemen musik dalam sebuah lagu, maka kita akan memiliki penjelasan yang logis, bagaimana seharusnya musik itu dihasilkan/dibunyikan (how it sounds) dan diintepretasikan (what it means.) Perlu dicatat: menghasilkan musik pun dibutuhkan teknik bermain yang benar dan jam terbang berlatih yang tinggi. Namun setidaknya Anda mempunyai goal, apa yang sebaiknya harus dilatih untuk mencapai hasil yang diinginkan. The ultimate goal of learning music theory is TO SOUNDS NATURAL (like a native speaker) – not memorizing a bunch of facts and being fake!

Dengan mengeliminasi teori musik, justru Anda melewatkan bagian yang krusial dalam bermusik, yaitu MEMAHAMI KONSEP DASAR MUSIK itu sendiri. Bukan analisa akademis sebuah musical form “ON PAPER,” melainkan implikasi/efek dramatis yang terkandung dalam musik tsb, dan bagaimana mengekspresikan emosi, serta pemikiran musikal yang tersirat dibalik musik tsb (musicianship skill.) 

Jika Anda merasa teori musik yang Anda pelajari tidak berhubungan (not connected & irrelevant) dengan permainan musik Anda, berarti ada sesuatu yang Anda lewatkan disini. Jangan sampai Anda mencari jalan pintas (shortcut), inginnya langsung cepat bisa saja, tapi justru malah membutuhkan waktu yang lama dan menemukan jalan buntu. Memahami teori musik membutuhkan waktu dan mengaplikasikannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tetapi jika Anda mempelajarinya dengan benar dan menggunakannya dalam praktek, Anda akan kaget betapa cepat Anda menguasai lagu baru dan berkembang dalam waktu yang relatif singkat.


“APPLIED MUSIC THEORY”
INTEGRASI TEORI MUSIK DAN BERMAIN MUSIK
Mayoritas orang umumnya menganggap teori musik sebagai teori belaka, seperti halnya mengerjakan soal matematika dan merupakan bagian yang terpisah dari praktek bermain musik. Jika Anda merasa demikian, disitulah letak kesalahan terbesar Anda dan mungkin salah satu penyebab ketidakmajuan Anda selama ini! Teori musik merupakan subjek tersendiri dalam pelajaran praktek instrumental musik. Namun teori musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan sebaiknya diintegrasikan dan langsung diaplikasikan sejak awal dengan pelajaran musik itu sendiri (applied music theory,) sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.

Teori musik digunakan untuk memahami musik yang kita hasilkan/dengar. Supaya teori tidak menjadi sebuah teori saja, gunakanlah teori musik tsb dalam aplikasi permainan musik Anda (real time.) Kita akan jauh lebih cepat memahami konsep musik dalam kaitannya dengan teori musik, jika kita mengalaminya dalam permainan musik kita (EXPERIENCE BY PLAYING WITH IT AS SOUNDS & FINDING IT IN THE MUSIC.) HOW? Simak beberapa contoh ini:
  • mengasosiasikan jenis akor dan progresinya dalam lagu (ear training association) 
  • menganalisa melodi/phrasing pada lagu yang dipelajari 
  • menggunakan istilah/terminologi musik (major/minor, forte/piano) dalam praktek 
  • alternatif fingering yang tepat sesuai dengan scale dan phrasing lagu.
Sebetulnya ketika kita mempelajari lagu baru, secara tidak langsung kita telah menggunakan teori musik. Ketika Anda menulis lagu dengan menuliskan akor, that’s also music theory. Semuanya tergantung dari bagaimana Anda menerapkannya. It’s all in the approach! Disinilah peran penting seorang guru dalam menginspirasi muridnya. Tentunya hal ini tidak dimiliki seseorang yang mempelajari musik secara otodidak.


STUDENT WHO HATES MUSIC THEORY
Teori musik mempunyai reputasi yang buruk. Umumnya murid tidak menyukai teori musik - menghindari teori musik – tidak menguasai teori musik – membenci teori musik. I’ve been there. Mengapa hal ini terjadi? Umumnya karena mereka dikejar waktu, tidak ingin duduk mengerjakan soal-soal matematika, menghafal rumus/aturan, karena mereka tidak menguasai konsep/materi yang diajarkan, dan karena mereka merasa teori musik tidak ada hubungannya dengan bermain musik. It’s boring! They do music theory, because they have to. Oleh karena itu mengajar teori musik merupakan tantangan tersendiri bagi setiap guru musik.

  • Keep it practical in “real time,” short, easy & fun! Gunakanlah pendekatan holistik kepada setiap murid untuk menjadikan teori musik menarik, fun, mudah dimengerti (logis,) dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan (relevan) dari bermusik. Proses belajar pun akan menjadi semakin mudah dan menyenangkan, muridpun juga menjadi termotivasi apabila ia memahami konsepnya & penerapannya dalam permainan musiknya. 
  • Spice up your teaching method! Pahamilah dimana letak kesulitan murid dan mulailah mencari alternatif penjelasan teori musik yang lain. Aktivitas seperti permainan (games) dan gerakan akan jauh lebih menarik dan efektif dibandingkan dengan duduk mengerjakan soal (worksheets.) Remember, it’s all in the approach! 
  • Time management. Aturlah waktu lesson plan Anda, supaya Anda selalu mempunyai waktu dalam membahas teori musik yang berhubungan dengan lagu yang dimainkan. 
  • Well organized. Kuasailah materi/kurikulum, siapkanlah materi dengan baik, dan simpanlah catatan mengenai track record murid setiap minggunya. 
  • Teaching Tools. Gunakanlah alat bantu mengajar secara optimal berupa: flash cards, metronome, partitur, magnet, xylophone, partitur, pensil warna, dan CD player.   

Sekali lagi, tentunya tidak ada kata wajib bagi setiap orang untuk mempelajari teori musik secara khusus. Tidak pernah mempelajari teori musik, tidak menjadikan Anda seorang musisi yang buruk. Namun teori musik apabila diterapkan dengan tepat, secara holistik, dan practical, akan mampu meningkatkan pemahaman seseorang terhadap elemen musik, belajar lebih efektif, dan mengekspresikan musik dengan natural (musicianship skills.)

Seorang musisi yang baik tidak hanya sekedar bisa bermain musik, namun juga memiliki kemampuan seperti: sight reading, aural/ear training, menganalisa musik, berimprovisasi, aransemen, dan mampu mengkomunikasikan ide lewat musik yang dimainkan. Musik adalah bahasa universal, jujur, dan mempunyai kekuatan untuk mengkomunikasikan emosi melampaui kata-kata. 

“Life is like music... What you get of out it, it depends on how you play it. 
One man gets nothing but discord out of music; another gets harmony. 
 Study to play it correctly and it will give you forth its beauty!”