Showing posts with label scale. Show all posts
Showing posts with label scale. Show all posts

Friday, November 1, 2024

Schubert Impromptu | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, November 2024

SCHUBERT IMPROMPTU
By: Jelia Megawati Heru
Staccato, November 2024


Impromptus karya Franz Schubert adalah serangkaian delapan karya untuk piano solo yang disusun pada tahun 1827. Karya-karya tsb diterbitkan dalam dua set yang masing-masing terdiri dari empat karya: dua karya pertama pada set pertama diterbitkan pada masa hidup komposer sebagai Op. 90; set kedua diterbitkan sebagai Op. 142 tahun 1839 (dengan dedikasi kepada Franz Liszt). 

 

Karya ketiga dan keempat pada set pertama diterbitkan pada tahun 1857 (walaupun potongan ketiga dicetak oleh penerbit dalam G Major, bukan G-flat Major seperti yang ditulis Schubert, dan hanya tersedia dalam kunci ini selama bertahun-tahun). Kedua set tersebut sekarang dikatalogkan sebagai D. 899 dan D. 935 dan dianggap sebagai salah satu karya terpenting dari genre populer pada awal abad ke-19.

 

Tiga komposisi piano lain yang tidak disebutkan namanya (D. 946), ditulis pada Mei 1828, beberapa bulan sebelum kematian sang komposer, yang dikenal sebagai "Impromptus" dan Klavierstücke ("piano pieces"). Impromptus sering dianggap sebagai karya pendamping Six Moments musicaux, dan sering kali direkam dan diterbitkan bersama.



 

Karya-karya tersebut sering kali dibawakan dalam satu set, meskipun kadang-kadang satu karya Impromptu ditampilkan dalam sebuah program, atau sebagai encore. Schubert sendiri mengatakan kepada penerbitnya bahwa karya-karya tersebut dapat diterbitkan secara tunggal atau dalam satu set, dan keempat karya tersebut tampaknya menampilkan semacam perjalanan ('Reise'), baik musikal maupun metaforis – Anda akan merasakannya terutama jika Anda memainkan keempatnya sekaligus. Schubert’s Impromptu adalah karya puitis, abadi, dan sangat pribadi, yang menampilkan intensitas yang jauh melampaui Albumblatt atau Klavierstück khas karya abad ke-19.

Thursday, November 3, 2022

MENJINAKKAN JARI KEEMPAT & KELIMA | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, November 2022

“MENJINAKKAN
JARI KEEMPAT & KELIMA”
Staccato, November 2022
By: Jelia Megawati Heru


MASALAH JARI KEEMPAT & KELIMA

Jari keempat dan kelima umumnya lebih sulit dikendalikan dibandingkan dengan jari pertama, kedua, dan ketiga. Menjadi momok bagi para pianis, karena memang secara anatomi jari keempat dan kelima lebih lemah daripada jari telunjuk dan jari tengah, dan bahwa ibu jari, meskipun kuat, bisa merugikan karena posisinya yang aneh atau sulit. Setiap orang dengan tangan normal memiliki masalah yang sama.



Jari keempat Anda tidak memiliki tendon independen, namun berbagi dengan jari tengah dan jari kelima. Itu sebabnya ia tidak pernah bisa benar-benar mandiri. Untuk bergerak ke atas jarak berapa pun akan membutuhkan jari yang lain juga bergerak, sehingga proyeksi nada menjadi tidak akurat, slip, dan tempo menjadi tidak rata.

 

Oleh karena itu banyak pianis yang memilih untuk melakukan penjarian ulang pada bagian-bagian tertentu, sehingga jari yang “lemah” ini tidak perlu digunakan. Tapi apakah ini merupakan solusi yang tepat? Menghindari masalah? Sebetulnya jika kita dapat menerapkan penggunaan penjarian yang tepat dalam praktiknya, mungkin hal ini jutru akan menguntungkan kita.

Friday, December 27, 2019

TIPS BERLATIH TANGGA NADA PADA PIANO GRADE 8 | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, January 2020

“TIPS BERLATIH TANGGA NADA
PADA PIANO GRADE 8”
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, January 2020



Sepertinya tidak perlu berpanjang lebar mengenai esensi tangga nada dalam mengembangkan kepiawaian dan meningkatkan kelancaran teknik bermain piano – mulai dari postur, posisi tangan, fingering, koordinasi, keseimbangan antara tangan kanan dan tangan kiri, dan menciptakan kualitas nada yang baik. Mempelajari tangga nada berarti juga mendapatkan pengetahuan tentang kunci, interval, mengenal geografi tuts piano, meningkatkan rasa percaya diri, dan belajar mengenai komitmen, serta kedisiplinan dalam berlatih.

Meski ada 1001 alasan sisi positif berlatih tangga nada, banyak siswa melihat tangga nada sebagai latihan yang membosankan seperti matematika atau mesin, dan momok dalam sebuah ujian musik, dibandingkan dengan permainan musik yang sesungguhnya. Walau demikian tangga nada tetap menjadi salah satu elemen penentu nilai dalam setiap ujian piano internasional, terutama grade 8 yang banyaknya membuat para kandidat kewalahan dan terjebak dalam lingkaran kefrustrasian. Lantas, bagaimana cara melatihnya? Simak tips-tips berikut ini!



1. MULAILAH DENGAN TUTS HITAM
Mayoritas murid akan bermain dengan tuts putih (C, D, E, F, G, A, B), karena mereka mengira itu akan jauh lebih mudah daripada bermain dengan tuts hitam. Namun sebetulnyanya lima tuts hitam (C-sharp, E-flat, F-sharp, G-sharp/A-flat, danB-flat) merupakan tangga nada yang menawarkan posisi tangan bermain piano yang paling alami (ergonomis). Sedangkan tangga nada C Mayor walau paling mudah dibaca, ternyata merupakan tangga nada yang paling sulit dimainkan secara fisik, karena posisi tangan mau tidak mau harus lurus. Hal ini tidak normal, karena posisi jempol dan kelingking manusia lebih pendek dari jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.