Monday, February 1, 2021

Berdiri Diantara Dua Dunia: Musik Klasik & Musik Pop | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, February 2021

“BERDIRI DIANTARA DUA DUNIA”
MUSIK KLASIK & MUSIK POP
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, February 2021

 


“The two musical styles seem a world apart –

but players who cross the divide can learn from what they have in common.” 

Clemency Burton-Hill

 

MUSIK KLASIK VS MUSIK POP: MANA YANG LEBIH BAIK?

Musik Klasik sering dikatakan sudah tidak relevan, sudah mati, kehilangan arah, dan pamornya bagi anak milenial zaman now. Berbeda dengan Musik Pop yang lebih kekinian, relevan, menarik, hype, dan fun. Musik Klasik dan Pop acapkali selalu diperbandingkan – manakah yang lebih baik? Apakah guru musik harus mulai berganti haluan mengajar Musik Pop ke murid-muridnya?


 

Musik Klasik dan Musik Pop tampak begitu asing satu sama lain, padahal mereka memiliki DNA yang sama. MUSIK ADALAH MUSIK. Passion is the fuel. Segala sesuatu yang kita dengar mulai dari JS. Bach, Beethoven, hingga Alicia Keys, baik dalam Musik Klasik dan Musik Pop adalah SAMA. Musik dibangun dari dua belas blok bangunan yang identik – 12 nada kromatik, melodi, harmoni, dan ritmik. Musik Pop adalah sepupu yang lebih muda, keren, komersil, dan populer. Tidak ada yang salah dengan hal itu, bukan?

 

Walau terdengar lebih kaku, tanpa arsitektur Musik Bach, Mozart, dan Beethoven, maka tidak akan ada Musik Jazz, Soul, Funk dan Hip Hop. Beethoven adalah inspirasi awal si jenius kreatif yang mengekspresikan kegalauan jiwa. Tanpa Mozart, sang prodigy, maka tidak akan ada progresi akor yang menjadi dasar dari setiap lagu Pop yang keren dan melodi yang ear catching.



Musik Klasik dan Pop mungkin terdengar berbeda, terasa berbeda. Tetapi pada intinya, tujuan mereka adalah identik: untuk mengangkut pribadi seseorang melalui keindahan dan kegembiraan; untuk membuka hati dan pikiran; sebagai self-enrichmentself-reflection, dan pure enjoyment. Semua genre musik bermuara pada esensi yang sama, dan kita harus merayakan kesamaan dan harmoni, bukan memperluas perbedaan yang ada.



MUSISI KLASIK - POP

Banyak musisi yang dilatih secara klasik selama lebih dari 20 tahun dan mendapatkan pendidikan di conservatory elit, seperti Royal Academy of Music, justru tampil di panggung pertunjukkan Musik Pop. 

 

Tidak ada alasan yang personal mengapa mereka sebagai musisi Klasik melakukan hal tsb. Alasannya simple saja, karena mereka memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari gig Musik Klasik. 

 

Mulai dari session player, wedding gig, dan menerima royalti setiap lagu diputar di radio, Spotify, atau iTunes.Classical session player dikenal sebagai pembaca yang hebat, teliti, dan dapat diandalkan. Selain itu apresiasi dan sensasinya bisa lebih memuaskan, inspiratif, dan lebih kreatif daripada memainkan karya Musik Klasik.

 

Musik Klasik adalah sebuah seni yang membutuhkan latihan spartan, disiplin, presisi, keahlian tingkat tinggi, dan dedikasi yang luar biasa. Tetapi bermain musik pada akhirnya adalah tentang koneksi dan berkomunikasi dengan penonton. Audiens didorong untuk terlibat secara aktif dalam musik yang dimainkan – sebuah excitement. Terkadang vibe ini sulit diterapkan pada Musik Klasik. Namun banyak artis Pop terkenal justru berlatar belakang piano klasik, seperti Alicia Keys dan Elton John.



Anak-anak secara alami menyukai musik yang mereka dengar di sekitar mereka, di YouTube, spotify, iTunesTikTok, dan yang viral di medsos. Itu adalah budaya musik mereka, musik yang dikenal publik. Belajar menyanyi dan memainkan lagu-lagu yang akan dikenali dan sering didengarkan adalah wajar. 

 

Tetapi sebagai orang yang bijak, alangkah baiknya apabila anak-anak juga menjadi akrab dengan berbagai musik yang hebat, adiluhung, takdirnya menjadi dasar dan akar semua genre musik, dan menjadi harta warisan budaya dunia (world heritage) yang berkembang selama lebih dari berabad-abad – SEBUAH EVOLUSI MUSIK. Pendidikan musik yang menyeluruh mencakup suara masa lalu dan masa kini. Itulah mengapa sebaiknya anak-anak tetap mempelajari Musik Klasik dan Pop.


 

MANFAAT BELAJAR MUSIK KLASIK DAN POP

Metode pembelajaran Klasik maupun Pop memiliki manfaatnya masing-masing. Piano Pop memberi Anda lebih banyak ruang untuk berimprovisasi dan meningkatkan keterampilan pendengaran Anda; namun, metode Musik Klasik akan membantu teknik bermain piano dan membaca notasi balok pada partitur musik.

 

Musik Klasik memberikan Anda landasan yang sangat kuat dalam keterampilan bermain piano. Musik Klasik memiliki struktur yang lebih kompleks, dasar teknik komposisi, persyaratan teknis yang jelas, teratur, dan harmoni yang lebih bermanfaat dan menantang untuk dipelajari. Musik Klasik adalah BASIC untuk meningkatkan keterampilan bermain piano dan memahami musik. 

 

Pada pembelajaran klasik, siswa biasanya belajar dengan membaca notasi musik. Membaca not balok bisa jadi hal yang membosankan dan melelahkan untuk tipe orang tertentu dan piano Pop pasti memungkinkan lebih banyak kreativitas bagi mereka yang menganggap diri mereka lebih berjiwa bebas.

 

Sedangkan belajar memainkan Musik Pop adalah cara yang bagus untuk mengembangkan telinga (ear training, play by ear) dan pulse (bermain sesuai tempo, ketukan, serta ritme). Ini karena sebagian besar lagu yang dimainkan tidak asing lagi bagi murid. Untuk itu, lagu-lagu populer bisa dipelajari dengan lebih cepat lewat akor (power chords) dan frase melodi yang berulang. Lagu mudah diingat, relevan, menyenangkan untuk dimainkan, dan memberikan rasa kepuasan yang tinggi. 

 

Piano pop juga mendorong improvisasi dan memungkinkan siswa untuk bermain-main dengan ritme, sehingga musik menjadi lebih spontan dan menarik. Bonus lain untuk Musik Pop adalah audiens sudah kenal lagu yang dimainkan, misalnya seperti soundtrack film dan video game. Jadi, mereka akan memiliki koneksi dan apresiasi langsung saat mendengar Anda bermain.. 


 

JADI LEBIH BAIK BELAJAR PIANO KLASIK ATAU POP?

Bersenang-senanglah dengan keduanya! Variasi yang lebih besar memberikan lebih banyak kesempatan untuk menghubungkan semua elemen yang menarik dan rumit dalam membuat musik. Mozart tidak duduk dan memutuskan untuk menulis sebuah "Musik Klasik". Dia menulis musik dengan gaya pada masanya. Mozart adalah dengan “musisi Pop” pada masanya. 

 

Jadi apakah guru piano sebaiknya juga mengajarkan Musik Pop juga? YA! Jika tujuan akhir mengajar Anda adalah untuk menghasilkan pemenang kontes berprestrasi tinggi dan menjadi the next Lang Lang, maka Anda harus mengajarkan Musik Klasik. 

 

Tetapi jika tujuan akhir mengajar Anda adalah untuk memberikan pendidikan musik kepada siswa Anda, maka tidak masuk akal, jika Anda tidak mengkombinasikan dua repertoar dari Musik Klasik dan Musik Pop yang memungkinkan mereka untuk menemukan diri mereka dalam dunia musik yang lebih luas dan beragam. 

 

Pendekatan pengajaran yang tepat dapat membuka pikiran mereka pada musik yang mungkin tidak mereka temui sebelumnya dan memberi mereka pengetahuan akan dunia musik yang lebih luas untuk dinikmati. Ini bisa berarti karier di industri musik, bisa hobi yang meningkat menjadi profesi, atau pemahaman untuk dapat menghargai/mengapresiasi musik dari berbagai gaya yang berbeda. Untuk menciptakan minat dan mengembangkannya dari waktu ke waktu dan dari satu genre ke genre yang lain.



LALU MENGAPA GURU PIANO TIDAK MAU MENGAJAR MUSIK POP?

Ada dua alasan mengapa guru piano tidak mau mengajar Musik Pop. Yang pertama adalah mereka sangat tradisional dan percaya bahwa siswa seharusnya hanya belajar Musik Klasik. Hal lainnya hanya buang-buang waktu saja. Sampah. 

 

Ada keyakinan kuat di antara para orang tua bahwa pelajaran Musik Klasik jauh lebih berharga daripada mempelajari Musik Pop atau gaya musik lainnya. Keyakinan ini mungkin diturunkan dari generasi yang lebih tua, atau dari keyakinan bahwa musisi Pop tidak memahami kedalaman penuh teknik dan sejarah musik. Oleh karena itu orang tua bersikeras agar anak mereka hanya boleh belajar Musik Klasik saja. 

 

Meskipun mempelajari karya Musik Klasik adalah fondasi yang bagus untuk gaya apa pun, ada aspek Musik Pop yang sebenarnya lebih maju, dan terkadang membutuhkan lebih banyak keterampilan dan kreativitas. Tidak benar bahwa semua musisi yang terlatih secara klasik dapat memainkan semua gaya. Keterampilan seperti improvisasi dan play by ear bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis dengan mempelajari Musik Klasik.



Alasan lain guru piano tidak sering mengajarkan Musik Pop adalah karena mereka merasa tidak percaya diri. Mereka tidak begitu paham dengan Musik Pop. Mereka tidak tahu musik mana yang harus dipilih atau dimana menemukan aransemen atau pendekatan apa yang harus diambil. Sehingga mereka tidak merasa perlu mencari upaya tambahan atau mencari cara untuk mengintegrasikannya ke dalam pelajaran musik. 

 

Guru piano klasik sebaiknya harus meng-upgrade diri mereka, memperkaya diri mereka dengan sesuatu yang baru, menyeimbangkan metode yang lama dan baru – baik secara teori, maupun praktik bermain piano; seorang instruktur yang baik harus kreatif dan mengemas materi dan konsep bermain musik dengan cara tepat guna dan menyenangkan; agar Musik Klasik tidak berakhir di museum saja.