THE 20th PIANO RECITAL OF
JELIA’S PIANO STUDIO
Liputan Konser
THE 20th PIANO RECITAL OF
JELIA’S PIANO STUDIO
Liputan Konser
Sebagai seorang pianis, adalah penting membangun keterampilan Anda untuk memiliki kontrol teknik atas instrumen dan memori otot yang baik. Tetapi bermain piano tidak sesederhana itu. Memainkan not dan ritme yang tepat dan presisi, tidaklah cukup. Jika Anda belum bisa mengkomunikasikan ide dari musik yang Anda mainkan dan tidak dapat menggerakkan pendengarnya, apa gunanya semua latihan yang Anda lakukan?
Apa yang menggerakkan pendengar? UNSUR EMOSI. FEELING. EKSPRESIF. Apapun itu namanya, memasukkan unsur emosi ke dalam musik itu penting karena tanpa itu pianis terdengar identik satu sama lain. Itulah yang membedakan satu pianis dengan yang lainnya dan membuatnya UNIK.
Mencapai ekspresi musik selalu menjadi elemen yang paling sulit untuk dikuasai. Memainkan karya musik secara ekspresif membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, dan pengaruh seorang guru dapat berdampak besar pada hal itu.
Dalam genre Musik Jazz, Pop, atau Rock, Anda mungkin bisa mengeksplorasi dinamika dengan kontras atau bahkan tingkat ekstrem untuk menarik penonton. Bagaimana dengan Musik Klasik? Dalam Musik Klasik mungkin musik pada zaman Baroque tentunya tidak akan seekpresif seperti zaman Romantik, namun tetap ada ruang untuk berekspresi.
PIANIST VS GREAT MUSICIAN
Ada perbedaan yang besar antara memainkan piano dengan baik dan membuat musik yang bagus sambil memainkan piano. Seorang yang bermain piano dengan sangat baik belum tentu dapat membuat musik yang bagus dan seorang yang mampu membuat musik yang hebat belum tentu merupakan seorang pianis yang hebat. Seorang pianis yang hebat dan sekaligus mampu membuat musik yang hebat adalah sebuah hal yang langka. Ada jutaan pianis di dunia, tetapi hanya segelintir orang saja yang akan berada di puncak yang memiliki keduanya.
Dalam bermain piano dibutuhkan banyak keterampilan, fisik, dan intelektual. Menguasainya merupakan hal yang sulit, namun hal yang jauh lebih sulit lagi adalah bagaimana mencapai semuanya sebagai satu entitas. Penciptaan seorang musisi hebat adalah sebuah misteri yang seringkali bertentangan dengan logika. Terkadang orang yang diprediksi paling tidak mungkin berhasil, justru diluar dugaan mampu melewati segala rintangan. Yang lainnya, berpendidikan tinggi, berbudaya luas, mungkin justru bisa berakhir seperti orang tak berguna.
Putra dari pasangan K. Wiranata dan Evie Lukman ini telah dua kali mendapat CONSUL GENERAL AWARD dalam ajang kompetisi CHOPIN AVENUE yakni pada Spring 2022 dan Autumn 2022. Pencapaian ini, selain tentu sangat membanggakan bagi blantika musik piano tanah air, juga menorehkan bermacam kenangan napak tilas musik dalam diri Nick.
“DICARI! Guru piano, wanita, umur maksimal 35 tahun, sabar, suka dengan anak-anak, berpengalaman, minimal lulus grade 8 ujian musik internasional.” Mungkin begitulah kira-kira bunyi iklan sekolah musik. Menemukan guru yang bagus, terbaik, dan cocok adalah keinginan, dambaan, dan harapan semua orang tua. Orang tua menginginkan seseorang yang tidak pernah gagal membuat kelas piano anak menjadi menarik dan memotivasi minat serta mengasah bakat anak hingga anak menjadi versi terbaik dirinya. A perfect piano teacher!
Sebetulnya apa sih hal membedakan oleh guru piano biasa dan guru piano yang hebat? Kualitas dan karakteristik apa yang dimiliki oleh para guru tsb? Apakah karena gelarnya? Punya lisensi atau sertifikat? Bagaimana dengan kesabaran dan profesionalisme?
Dapat dikatakan bahwa Jelia’s Piano Studio dengan Direksi Ibu Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu adalah salah satu lembaga pendidikan, khususnya musik piano paling terkemuka di Indonesia. Begitu banyak prestasi Internasional mengharumkan nama bangsa dan negara yang sudah berhasil diraih. Minggu, 6 Nopember Jelia’s Piano Studio mengadakan perhelatan Konser Siswa. Ini adalah konser temu muka pertama sejak Pandemi Covid-19. Biasanya, Jelia’s Piano Studio menggelar Annual Student Concert dua kali dalam setahun.
MASALAH JARI KEEMPAT & KELIMA
Jari keempat dan kelima umumnya lebih sulit dikendalikan dibandingkan dengan jari pertama, kedua, dan ketiga. Menjadi momok bagi para pianis, karena memang secara anatomi jari keempat dan kelima lebih lemah daripada jari telunjuk dan jari tengah, dan bahwa ibu jari, meskipun kuat, bisa merugikan karena posisinya yang aneh atau sulit. Setiap orang dengan tangan normal memiliki masalah yang sama.
Jari keempat Anda tidak memiliki tendon independen, namun berbagi dengan jari tengah dan jari kelima. Itu sebabnya ia tidak pernah bisa benar-benar mandiri. Untuk bergerak ke atas jarak berapa pun akan membutuhkan jari yang lain juga bergerak, sehingga proyeksi nada menjadi tidak akurat, slip, dan tempo menjadi tidak rata.
Oleh karena itu banyak pianis yang memilih untuk melakukan penjarian ulang pada bagian-bagian tertentu, sehingga jari yang “lemah” ini tidak perlu digunakan. Tapi apakah ini merupakan solusi yang tepat? Menghindari masalah? Sebetulnya jika kita dapat menerapkan penggunaan penjarian yang tepat dalam praktiknya, mungkin hal ini jutru akan menguntungkan kita.
Mendengarkan berbagai artis piano adalah cara yang baik untuk tetap terinspirasi sebagai musisi atau bahkan seseorang yang hanya suka mendengarkan musik. Namun membuat daftar sepuluh pianis klasik terbaik dunia adalah tugas yang sangat sulit. Adalah mustahil untuk mencapai kesepakatan universal mengenai ‘terbaik’ dalam semua hal, terutama jika menyangkut sesuatu yang artistik dan ada begitu banyak pianis yang sangat hebat di dunia.
Saat ini ada ratusan, bahkan ribuan pianis dari seluruh penjuru dunia. Tidak mungkin memilih satu orang pianis terbaik dunia. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, mulai dari komposisinya, kontribusinya, genre, repertoar, dan pencapaiannya bagi dunia piano. Seiring berjalannya waktu, karakter dan sifat dasar bermain piano pun mulai berubah. Generasi pianis yang baru membawa warna, karakter, sensitivitas, dan kreativitas tersendiri terhadap tradisi bermain piano sebelumnya. Inilah daftar sepuluh pianis klasik yang mendunia.
1. CLAUDIO ARRAU
Pianis asal Chili yang ini membaca musik sebelum dia bisa membaca kata-kata. Bakat Arrau pada usia delapan tahun begitu maju, pemerintah Chili mengirimnya untuk pergi ke Berlin untuk mendapatkan guru terbaik, Martin Krause, seorang murid Liszt, adalah seorang ayah baginya, memperkenalkannya pada berbagai macam budaya dan membantunya mengembangkan teknik transendentalnya.
Banyak pro dan kontra, jika seorang murid memiliki "guru piano” yang lain. Ada yang berpendapat itu sah-sah saja, semakin banyak guru yang dimiliki, semakin baik muridnya, biar majunya lebih cepat. Beneran? Masak sih, Bunda? Belum tentu, kali!? Ada juga yang berpendapat untuk apa sih guru banyak-banyak, selain buang uang dan buang waktu. Lagian belum tentu juga dengan banyak guru, muridnya tambah pinter, tambah bingung iya, dan waktu latihannya kurangggg, sehari 24 jam kayaknya nggak cukup deh. Mau ikut instruksi guru A atau B? Nah lho, pusing pala barbie. Kalau Anda sedang galau, apakah Anda harus memiliki dua guru atau tidak, ada baiknya Anda simak artikel kali ini!
Setiap orang akan memiliki tanggapan berbeda mengenai hal ini, bahkan ada yang jadi sensitif dan alergi. Beda boleh-boleh saja, asal jangan nge-gas lalu lupa main cantik ya, Buibuk. Ketika Anda memiliki dua orang guru piano, kemungkinan besar Anda akan menerima perspektif yang berbeda (dan berpotensi bertentangan) dalam segala hal, mulai dari teknik hingga repertoar. Tujuan pembelajaran pun akan membingungkan dan kehilangan arah.
Memiliki dua guru piano bisa menjadi destruktif, apabila dua guru ini mengajarkan materi yang sama tapi memiliki ide yang berbeda tentang bagaimana mencapainya. Sebagai contoh ketika belajar tangganada. Mempelajari tangganada bukan hanya tahu bahwa ada yang namanya tangganada atau asal pencet bunyi, tetapi ada teknik bermainnya. Jika kedua guru menyarankan pendekatan teknik yang berbeda dalam memainkan tangganada yang sama, dalam musik, muridnya pasti bingung.
Lah tapi kalau kuliah musik, kok banyak tuh gurunya? Efek destruktif ini tidak berlaku apabila murid memiliki dua guru – satu guru piano dan satunya guru saxophone atau violin, atau satu music history, satunya harmoni, misalnya. Jika dua guru yang berbeda bekerja di bidang yang berbeda, hal ini bisa berhasil dengan baik, karena tidak ada conflict of interest. Tetapi di universitas, seseorang mahasiswa musik hanya memiliki SATU GURU major instrument dan SATU GURU yang berbeda untuk minor instrument nya.
“HAJATAN BUDAYA
RSL AWARDS INDONESIA”
Liputan Konser RSL Sunday Concert
Akhirnya... setelah dua tahun hanya menyelenggarakan ujian sertifikasi dan konser secara ONLINE, pada Minggu 19 Juni 2022, RSL Awards Indonesia atau Rockschool Indonesia menggelar konser temu muka. RSL INDONESIA STUDENT CONCERT 2022. Bertempat di Hard Rock Café, Pacific Place, Jakarta. Acara dimulai pada pukul 11.00, terdiri dari empat sesi dan beberapa batch, berakhir pada jam 4 sore hari. Tentu dengan kemasan yang menarik dan tidak membosankan.
BACH RASA CHOPIN
Konflik bagaimana seharusnya orang memainkan dan menampilkan karya Musik Klasik yang otentik pada abad ke-21 sudah berlangsung sejak ratusan tahun dan menghasilkan perdebatan yang tidak berujung pangkal. Bagaimana supaya orang tidak salah kaprah atau “lebay” dalam mengintepretasi dan memainkan karya Musik Klasik? Jangan sampai Bach terdengar romantis seperti Chopin! Ibarat orang Jawa yang “medok” berbahasa Inggris atau spagetti ala Italia, namun rasa mie goreng Jawa. Begitu pula dengan “musisi” yang mengklaim dirinya bisa memainkan karya Bach, namun tidak mempunyai rasa Bach.
AL DENTE
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa memainkan karya Musik Klasik yang otentik dan mempunyai rasa komposer dari zaman tertentu? Bagaimana seorang chef membuat pasta pomodoro e basilica ala Tuscany yang sempurna? Anda belajar dari ahlinya, chef dari Italia – bukan Jawa, lalu mempelajari proses membuat pasta dari tepung dengan tangan Anda sendiri – bukan memakai macaroni dari al f*nte, memakai bahan-bahan dan bumbu terbaik ala Italia – bukan bumbu jadi instan, merebusnya sampai al dente – bukan terlalu matang, menyajikannya ala Italia dengan segelas white wine – bukan teh tarik, dan mungkin menikmatinya perlahan dengan iringan musik four seasons dari Antonio Vivaldi? Oh wow, Bon appétit!
BEING AUTHENTIC
Pertanyaan "keaslian" itu rumit, dan tidak sesederhana yang diyakini sebagian orang. Tidak ada jawaban universal dan abadi untuk pertanyaan mengenai otentik. Penggunaan instrumen yang mirip atau sama dengan instrumen yang biasa digunakan pada saat musik itu ditulis dapat menjadi penting, tetapi begitu juga dengan praktik pertunjukan pada saat musik itu ditulis, serta pertimbangan-pertimbangan tentang apa yang mungkin dimaksudkan komposer ketika dia menulis musiknya.
KESULITAN MEMAINKAN KARYA JS. BACH
Apakah Anda merasa bahwa Anda selalu berjuang ketika memainkan karya dari Johann Sebastian Bach? Anda tidak sendirian. Karya musik JS. Bach adalah salah satu yang paling sulit untuk dimainkan dari semua komposer dan menghadirkan tantangan yang luar biasa, bahkan bagi seorang pianis profesional sekalipun.
Bagi banyak murid, mempelajari karya Bach merupakan momok, terlalu sulit, tidak mungkin bisa dimainkan, dan bisa jadi sangat membosankan. Memainkan not sesuai dengan fingeringnya dan melakukan latihan terpisah RH/LH saja tidak cukup. Lalu tidak adanya tanda fingering (kalau adapun biasanya langka dan terkadang fingeringnya juga tidak lazim), begitu juga dengan tanda artikulasi yang jarang, ketiadaan tanda dinamika, dan kerumitan karya kontrapuntal yang sangat kompleks.
Untuk memainkan Bach, Anda harus memahami ide musiknya, filosofinya, musik teori, menganalisa strukturnya, motifnya, berlatih, dan banyak mendengarkan. Untuk memainkan Bach bukan saja hanya dibutuhkan teknik bermain yang tinggi, kemampuan menghafal, kemampuan mendengar, kemandirian, koordinasi dan kepiawaian jari-jari. Namun juga kesiapan mental, disiplin, konsistensi, dan kesabaran. Tentunya banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk memainkan musik dengan rasa Bach. Aduh susahnya. If it’s easy, everyone can do it!
Jelia’s Piano Studio adalah sebuah lembaga pendidikan musik yang mengkhususkan diri pada pendidikandan bukan semata-mata pembelajaran musik piano saja. Sebagai direksi adalah Jelia Megawati Heru,M.Mus.Edu. Seorang music educator alumnus Jerman yang juga seorang narasumber pada beberapa proyek yang diadakan Pemerintah Republik Indonesia. Dari reputasinya, kita bisa mendapatkan catatan kesan bahwa Jelia’s Piano Studio bukanlah institusi pendidikan musik yang biasa-biasa saja. Jelia Piano Studio adalah sebuah pengabdian diluar batas sebuah institusi pendidikan.
Sejarah Musik Klasik penuh dengan kematian tokoh komposer di usia muda yang terkadang tragis dan mengerikan. Mulai dari kecelakaan yang tidak terelakkan, malapetaka, penyakit yang tidak bisa disembuhkan, hingga kematian yang misterius. Hal terakhir yang dilakukan atau dikatakan seseorang memiliki daya tarik, kepedihan, misteri, pesan, dan makna tersendiri. Musik liar dan luhur yang dituliskan di ranjang kematian mereka. Bagaimana mereka mati begitu muda, apa yang mereka capai dalam hidup mereka, dan dalam keadaan apa mereka mati? Apa peninggalan dan karya musik mereka untuk dunia?
KATA-KATA TERAKHIR
“There is a door I have closed until the end of the world.”, ujar Joseph Hadyn yang tenggelam dalam kepikunan dan tidak kuasa untuk menyelesaikan String Quartet terakhirnya. “More light!”, ujar Johann Wolfgang von Goethe. “Mozart, Mozart!”, ujar Gustav Mahler. "Plaudite, amici, comedia finita est" ("Applaud, my friends, the comedy is over") dan "I shall hear in heaven", ujar Ludwig van Beethoven. Johannes Brahms, menderita kanker hati setelah ia mengubur Clara Schumann, cinta dalam hidupnya, menulis organ pendahuluan “Oh World, I Must Leave Thee” ("Oh Dunia, Aku Harus Meninggalkanmu.").
Abraham Maslow, seorang ahli perilaku agregat, menempatkan Self Actualization, pada hierarki kebutuhan. Artinya, manusia, siapapun dia, butuh untuk menyatakan dirinya. Menyatakan keberadaannya. Bukan untuk pamer, gaya, dan sok jago, melainkan dalam rangka penyesuaian terhadap lingkungannya.
Inilah yang dialami oleh para siswa dari Jelia’s Piano Studio dengan Direksi Ibu Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu. Ibu Jelia sudah dikenal sebagai Music Educator papan atas di tanah air dan Jelia’s Piano Studio, sudah ditengarai sebagai salah satu lembaga pendidikan musik yang bergengsi karena berbagai prestasi yang diraihnya. See the Reel HERE.
Ditengah carut marut dan masih tak menentunya Pandemi COVID-19, semua orang membutuhkan Enrichment atau pengayaan, agar dalam keterbatasan dan keterpurukan, dirinya masih dapat mereguk manfaat. Salah satunya tentu melalui jalur musik. Dan karena konser musik masih belum bisa total, maka ujian musik internasional lah pilihannya. Ujian musik Internasional, tentu secara online, dalam rupa video exam, menjadi cakrawala penerang di era pandemi. Jadi, bisa lulus ujian semacam itu merupakan anugerah Tuhan yang tak terperikan.
Itulah yang berhasil diraih oleh seorang Nicholas Patrick Wiranata yang baru berusia 11 tahun. Putra dari Bapak Wira Kemala Teng dan Ibu Evie Lukman. Baru-baru ini, Nicholas, biasa dipanggil Nick, menamatkan ujian Classical Piano RSL Awards dengan DISTINCTION. Sepanjang perjalanan musiknya, semua ujian piano yang ditempuh Nick, selalu mendapat hasil Distinction.
Tidak terasa sudah lebih dari 1 tahun pandemi ini membuat kita terisolasi dari teman, keluarga, kolega kita. Kita TIDAK TERJEBAK, tapi kita AMAN. Itu yang berkali-kali kita katakan kepada diri kita sendiri. Prioritas kita hanya satu, yaitu SELAMAT, SEHAT, dan TETAP WARAS.
Kita semua memiliki pengalaman kita masing-masing dalam masa lockdown ini. Ada yang mencoba melihatnya sebagai hal yang positif dan mengambil hikmahnya sebagai kesempatan bersantai, hidup sehat, melakukan hobi baru, menonton drakor, bersepeda, gardening, atau menikmati waktu berkualitas bersama-sama dengan anak.
Namun sebagaimana pun positifnya itu, perubahan gaya hidup, perubahan rutinitas, dan stress pun tidak dapat dihindari. Kita berada dalam kabut tebal masa kegelapan. Untuk pertama kalinya orang mengalami yang namanya kesunyian, kesepian, bosan, terjebak bersama pasangan, perasaan terasing, paranoid, insomnia, depresi, kehilangan pekerjaan, jatuh sakit, kehilangan teman/seseorang yang dicintai, keputusasaan, dan ketidakberdayaan ketika sang ajal menjemput. HOROR.
PERAN WANITA DALAM MUSIK KLASIK
Meskipun wanita belum memiliki peran dalam orkestra simfoni hingga saat ini dan wanita bisa dibilang belum mencapai kesetaraan dengan pria dalam bidang musik, sebetulnya mayoritas musik lebih banyak dipelajari oleh wanita. Namun, secara proposional, pria mendapatkan pengakuan dan berada di tingkat yang jauh lebih tinggi – baik dalam pertunjukkan instrumental, vokal, pengaba, penelitian ilmiah, maupun komposisi kontemporer.
LARANGAN WANITA UNTUK MENYANYI & TAMPIL
Paus Leo IV (847–855 M) melarang wanita dalam paduan suara untuk bernyanyi di gereja, dan Paus Pius X bahkan melarang wanita untuk menyanyi, karena kaum Hawa dianggap sesat dan makhluk penggoda yang menjerumuskan Adam. Namun wanita juga diperlukan dalam paduan suara untuk register atas. Anton Vivaldi memimpin orkestra khusus perempuan pada tahun 1714 di sebuah sekolah khusus perempuan dan Hildegard von Bingen merupakan wanita pertama yang tercatat secara historis dalam musik abad pertengahan yang menulis lagu religius pada abad ke-12.
Pada tahun 1800-an, dianggap pantas bagi seorang wanita muda di masyarakat atas untuk mencapai kemahiran dalam alat musik klasik. Wanita kelas atas sering kali diminta untuk mempelajari alat musik, sering kali harpa, piano, gitar, atau biola, atau belajar menyanyi. Secara historis, wanita diharapkan menguasai instrumen bersama dengan mempelajari dasar-dasar musik, seperti: membaca musik, menulis musik, dan menampilkannya. Namun, hingga abad ke-18, tampil di depan umum dianggap tidak bermoral dan wanita hanya diharapkan untuk bermain di ruang domestik pribadi saja.
NADIA BOULANGER: WANITA PERKASA
Di balik kesuksesan para komposer dan musisi kelas dunia terhebat di abad ke-20, ada sosok guru musik yang hebat pula. Juliette Nadia Boulanger (16 September 1887 - 22 Oktober 1979) adalah salah satu pedagog musik asal Perancis yang terpenting dan terhebat dalam sejarah Musik Klasik pada abad ke-20. Clemency Burton-Hill menyebutnya sebagai “guru yang paling berpengaruh sejak Socrates” Boulanger adalah seorang pendidik, komposer kontemporer, dan wanita pertama yang memimpin banyak orkestra besar di USA dan Eropa. Bagi Boulanger, menjadi perempuan bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Meskipun Boulanger hanya mengajar di apartemen keluarganya di 36 Rue Ballu, Paris, daftar siswa musik nya seperti Hall of Fame, sebut saja: Leonard Bernstein, Aaron Copland, Quincy Jones, Darius Milhaud, Astor Piazzolla, Philip Glass, hingga Daniel Barenboim dan Lalo Schifrin. Semua para raksasa musik, komposer, soloist, dan para pengaba terkemuka ini terkenal hebat dan inovatif dengan caranya masing-masing. Boulanger memberikan landasan yang kuat dalam analisis musik dan secara akademis untuk membentuk “suara modern”.