Wednesday, July 31, 2013

"EXCUSES FOR PIANO LESSONS" by Jelia Megawati Heru (Staccato, August 2013)

“EXCUSES FOR PIANO LESSONS”
By: Jelia Megawati Heru
Artikel STACCATO (Agustus 2013)


“Maaf, saya tidak sempat latihan karena saya terlalu sibuk”

“Maaf, saya lupa membawa buku saya”

“Saya ketinggalan buku saya di tempat les Inggris”

“Maaf, saya ada keperluan mendadak. Apakah les piano nya boleh diganti ke hari lain?”

“Maaf, anak saya ada pelajaran tambahan karena besok dia ada ulangan matematika, 
saya lupa info. Apakah les nya bisa diganti ke hari lain?”

“Maaf, saya datang terlambat, tapi Anda tidak keberatan untuk menambah waktunya kan?”

“Maaf, orang tua saya sedang bekerja di luar kota. Saya tidak tahu kapan mereka kembali.

Apakah uang les nya bisa dibayar di bulan depan?”

“Saya sekeluarga akan pergi berlibur selama 1 bulan. Untuk sementara tidak les dulu ya.”

 
Apakah Anda familiar dengan beberapa kalimat diatas? 

Hal-hal seperti ini sepertinya sudah menjadi masalah bagi semua guru musik dalam menghadapi perilaku murid dan juga orang tua murid yang tidak pantas, membuat stress, sakit kepala, dan frustrasi. Meminta pergantian jadwal seenaknya, tidak membayar iuran bulanan, datang telat, lupa memberitahu murid absen, buku ketinggalan, tidak sempat latihan, merupakan hal yang sangat merugikan bagi kedua belah pihak dan mengganggu proses belajar mengajar. Waktu jadi terbuang percuma, jadwal menjadi kacau, perhitungan iuran bulanan pun berantakan, proses belajar menjadi tidak efektif, suasana kegiatan belajar tidak kondusif, dan jelas dampaknya juga akan mempengaruhi kelas murid berikutnya, serta persiapan ujian/konser musik anak.

                                                                                    
PIANO LESSON IS NOT THAT EASY!
“Mahir Bermain Piano Dalam Tujuh Hari?”, 
“Belajar Piano Secara Otodidak?”, 
“Trik Cara Cepat Mahir Bermain Piano Dalam 24 Jam Untuk Anak?”.  

Well, piano lesson isn’t that easy! I’m a piano teacher, not a magician! There’s a reason why the real music education takes years (long-term), practices, and regular piano lessons. It’s like life lesson, that couldn’t be replaced by just reading a book or a video how to play piano in 24 hours. Music is joyful, it isn't always fun. Learn to know the difference - then teach your children well!

Berikut ini adalah tabel progress latihan rata-rata yang dicapai murid pada umumnya dalam jangka waktu satu tahun. Perkembangan setiap murid tentunya berbeda-beda, tergantung dari kualitas latihan, durasi latihan per minggu/per hari, konsistensi waktu latihan, dan pemilihan waktu latihan.

 
Most kids who practice in a focused way 
for 1/2 an hour most days of the week 
will learn to play well enough 
to enjoy participating in music in a meaningful way. 

It may, however, take 4 to 8 years, depending on goals, talent, and practice habits, 
before a student turns into a musician. 

When it happens, it's like watching the tulips bloom in spring.


MUSIC TEACHER VS PARENTS: 
“ THE MANIPULATIVE MUSIC LESSON”
Dalam proses belajar mengajar musik, seorang murid akan ditempatkan dalam kondisi dimana ia dapat mempelajari musik dengan seoptimal mungkin. Beberapa syarat dan kondisi tertentu (minimal standard), seperti suasana belajar yang kondusif, guru dengan kualifikasi yang tepat, instrumen musik yang memadai (practicing in grandma’s house doesn’t count!), menyiapkan diri sebaik mungkin dengan berlatih setiap hari, merupakan hal-hal yang sepatutnya dilakukan.  Tanpa suatu syarat dan kondisi minimal sebuah kelas musik akan menjadi tidak efektif, tidak produktif, dan sia-sia.

Termasuk di dalamnya adalah sikap yang sepantasnya dan sebagaimana mestinya ditunjukkan oleh seorang murid kepada gurunya, seperti: tepat waktu, membawa buku pelajaran yang diperlukan, disiplin dalam berlatih, sopan santun/etika, saling menghormati, membuat PR, dsb. Tentunya hal ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan sang orang tua. Celakanya trend parenting yang salah akan berdampak negatif terhadap perilaku anak dan membuka celah bagi anak untuk memanipulasi kelas musik. Hal ini terjadi berulang kali sehingga orang tua akan secara tidak langsung mengajarkan dan mendukung, bahwa it’s ok untuk memanipulasi guru dan being so “tricky” terhadap pelajaran musiknya. Toh ini cuma musik. Jangan sampai perilaku manipulatif ini menjadi kebiasaan dan mempengaruhi karakter anak.

Hal ini sangat bertentangan dengan konsep dimana orang tua seharusnya menjadi partner dengan guru dalam pendidikan musik anaknya. Komunikasi guru dan orang tua adalah salah satu bentuk perencanaan dalam menyikapi perkembangan dan mengarahkan perilaku anak. Apabila terjadi masalah, orang tua dan guru sangat tahu apa yang harus dilakukan oleh mereka. That way, orang tua terhindar dari rasa malu, guru tidak menjadi marah, dan anak pun menjadi lebih terkontrol dan diharapkan mengalami perubahan yang positif.


MUSIC SCHOOL POLICY
Untuk menghindari hal-hal yang merugikan seperti contoh kasus diatas, maka ada baiknya sekolah musik menerapkan aturan dalam bentuk tertulis menyangkut semua hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar musik di kelas. Surat ini dibaca, dijelaskan oleh pihak sekolah, dibicarakan, disetujui, dan ditandatangani oleh orang tua murid sebelum kelas musik itu dimulai. Dengan ini hak dan kewajiban masing-masing pihak pun menjadi jelas dan terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan.

HAL-HAL YANG HARUS DIMUAT DALAM MUSIC SCHOOL POLICY:

1. REPLACE CLASS/RE-SCHEDULE
  • Birthday party, school events, ballet class, soccer, field trip, dental appointment, liburan sekolah, dan segala kegiatan lainnya tidak akan mendapatkan pergantian (replacement). Pengecualian diberikan apabila sekolah musik mendapatkan pemberitahuan selambat-lambatnya satu hari sebelumnya (1x24 jam). Itupun jadwal harus diatur dengan guru musik yang bersangkutan, disesuaikan dengan jadwal guru tsb,  dan diinformasikan kepada pihak administrasi sekolah musik. Pergantian jadwal hanya bisa dilakukan maksimal satu kali dalam sebulan. Apabila pergantian jadwal dilakukan berkali-kali dalam sebulan, maka murid dianggap tidak mematuhi kesepakatan yang telah disetujui dan tidak dapat melanjutkan kelas musiknya. 
  • Pengecualian diberikan apabila murid sakit. Itupun orang tua wajib menginformasikan kepada pihak sekolah musik. Apabila tidak ada pemberitahuan sama sekali, maka kelas tidak akan mendapatkan pergantian dalam bentuk apapun. 
  • Apabila guru sakit, maka murid akan mendapatkan pergantian kelas.
  • Apabila anak datang terlambat, tidak akan mendapatkan waktu pergantian ekstra.

2. MUSIC FEE/TUITION
  • Deadline pembayaran uang kursus/administrasi 
  • Konsekuensi pembayaran yang terlambat/belum dibayarkan, berupa denda atau murid tidak bisa mengikuti kelas. 
  • Uang kursus sifatnya unrefundable!
3. HAK DAN KEWAJIBAN ORANG TUA-MURID & SEKOLAH MUSIK-GURU MUSIK
  • Komitmen untuk berlatih, membawa buku musik, tepat waktu 
  • Mengenai annual concert, student recital, dan ujian musik 
  • Etiket dalam proses belajar mengajar dalam kelas (pakaian, sepatu, sopan-santun terhadap sesama teman dalam kelas dan guru kelas) 
  • Kebijakan sekolah musik
“If it is important to you, you will find a way. If not you’ll find an excuse.
Making excuses takes the same amount of time as making progress.”