“KETIKA MUSIK DISNEY MENGHIBUR DAN MENDIDIK”
(Liputan Konser ‘DISNEY PIANOLICIOUS’)
Staccato Magazine, July 2013
Pusat Kebudayaan Amerika @america,
yang terletak di Pacific Place lantai 3, Minggu 19 Mei 2013. Menjelang senja
sekitar jam dua siang, mendadak penuh sesak dan dipadati baik tua, muda hingga anak-anak.
Petugas keamanan @america sampai kewalahan dan keringetan. Sementara site
managernya nampak panik dan kebingungan menyaksikan begitu banyak kerumunan
massa yang mencapai jumlah lebih dari 400 orang.
Hari itu adalah pelaksanaan
konser DISNEY PIANOLICIOUS dengan
direksi Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu.Media
koran mencatat bahwa konser ini termasuk yang luar biasa mengundang minat
pengunjung dalam sejarah konser musik seni di tanah air. Disney Pianolicious
adalah konser dari para siswa Jelia dan juga kolega Jelia, yakni para pemusik
profesional. Musik yang disajikan adalah musik yang mengusung tema dari soundtrack
film karya Walt Disney dan juga film Amerika - dalam bentuk solo piano, ensemble
perkusi, vocal, ensemble vocal, gitar dan duo piano (piano four hands dan two
pianos)
Dalam sambutannya, Jelia Megawati
Heru mengatakan bahwa Walt Disney adalah pelopor musik seni dalam dunia perfilman.
Dan Walt Disney adalah ikon yang menjadikan musik sebagai bagian tak
terpisahkan dalam film. Dan film Disney bukan semata film anak-anak. Film
Disney adalah sebuah cerita tentang kehidupan dalam ranah yang sangat dekat
dengan kehidupan kesehariaan kita. Ranah itulah yang diapresiasi oleh para
siswa Jelia dan koleganya. Para siswa tidak hanya warga negara Indonesia, melainkan
banyak juga warga negara asing yang belajar pada Jelia. Konser dilengkapi juga
dengan dekorasi video screen berukuran raksasa dan terang, sehingga pengunjung
makin terpukau.
Dalam Disney Pianolicious tersaji
tema musik yang akrab bagi kebanyakan orang. Arda Yavuzdogan memainkan “The Lion Sleeps Tonight” (OST. The Lion
King 1 1/2). Sementara kakaknya, Lara
Yavuzdogan, memainkan “Chim Chim Cheer-ee” dan “Supercalifragilisticexpialidocious”
(OST. Mary Poppins). Juga kakak beradik Bonali – Asia Bonali dan Bianca
Bonali yang berkebangsaan Italia. Serta Benedikt Kiewel yang membawakan “Toccata in D” dari Johannes Sebastian Bach yang
ditranskripsi untuk piano solo. Tampil juga Dirayati Turner membawakan “Davy Jones’ Theme” (OST. Pirates of
the Caribbean). Tidak kepalang tanggung, para siswa yang tampil berdandan pula
dengan kostum yang sesuai karakter musik yang mereka mainkan. Termasuk Dirayati
Turner yang berdandan ala “Captain Jack
Sparrow” yang diperankan oleh Johnny Depp, perompak dari Karibia dan
Benedikt Kiewel yang memakai jubah Dracula.
Para siswa yang warga negara
Indonesia pun tampil prima. Michael Mamo
membawakan “Over The Rainbow” (OST. Wizard of Oz). Kemudian Natasha Aurelia Chen melakukan ‘kungfu’
layaknya MULAN dalam “Lesson Number One” (OST. Mulan II).
Madeline Audrey Wiguna yang berduo
piano dengan sangat memukau dalam “Part of Your World” (OST. The
Little Mermaid). Tidak ketinggalan sajian dari Henny Yap “A Whole New World” (OST. Aladdin)
dan Deborah Tjio “Reflection”
(OST. Mulan), serta Lavinia Hidajat
yang secara sempurna membawakan tiga lagu berturut turut dari soundtrack Beauty
and the Beast dan Mickey Mouse March. Tampil pula ensemble perkusi handbells dan glockenspiel dengan medley “New
York, New York – SING!” yang membuat hadirin terpesona.
Jelia sendiri memainkan “ESKIMO”,
dengan ketrampilan teknik pianistik yang memukau. Karena Jelia memainkan piano
dengan teknik yang “tidak lazim” namun membuat decak kagum dan sangat atraktif.
Para musisi professional yang tampil juga melengkapi suasana konser menjadi
sangat apresiatif. Tampil Nathan’s Male
Acapella dari Nathanael Ahimsa and co.
Juga gitaris papan atas Indonesia, Michael
Gunadi Widjaja dengan Isaac Albeniz
“Asturias”
(OST. The Mirrors) dan JS. Bach “Cello
Suite No. 1, Preludium” (OST. Master and the Commander). Duo piano
Jelia Megawati Heru dan Mery Kasiman
menyajikan kisah perjalanan cinta melalui musik tanpa kata “THE PAPERMAN”.
Photos: courtesy of @america & Rhico Raposa Photography
Ada satu hal yang membedakan
Disney Pianolicious dengan konser kebanyakan. Musik seni ternyata tidak harus
hadir dengan serius bercampur ketegangan. Musik seni tidak harus memaksa anak
memainkan repertoire orang dewasa. Musik
seni bisa hadir dalam suasana keseharian yang menawan. Tanpa harus mencabut keceriaan
dunia anak dan Jelia berhasil mempersembahkan hal semacam itu dengan
kreatifitas seorang music educator
sejati.