Saturday, February 1, 2020

MENGAJAR MURID YANG TIDAK TERMOTIVASI | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, February 2020

“MENGAJAR MURID 
YANG TIDAK TERMOTIVASI”
By: Jelia Megawati Heru
Staccato, February 2020


MURID YANG TIDAK TERMOTIVASI
Tidak semua murid adalah seorang yang pandai, tekun, dan termotivasi. Setiap murid mempunyai kepribadian yang unik dan latar belakang yang berbeda. Pada awal kelas musik mungkin murid mempunyai senyum yang lebar, energi yang penuh gairah, dan minat yang tinggi. Tapi begitu mengetahui realita, bahwa bermain piano tidak segampang kelihatannya, komitmen berlatih setiap hari, mengerjakan PR, tiba-tiba minat itu hilang entah kemana, begitu melihat selembar kertas yang berisi notasi balok. 

Mengajar murid yang tidak termotivasi merupakan hal yang tersulit dalam mengajar, karena membutuhkan energi yang luar biasa. Di satu sisi guru sedang mencari cara untuk mengatasi kekurangan kemampuan membaca murid, sambil memutar otak bagaimana tetap membuat mereka tertarik dan memotivasi mereka. Namun di satu sisi murid remaja mudah sekali bosan dan selalu menginginkan hasil yang instan. 



Di situasi seperti ini buku metode musik yang biasa kemungkinan besar tidak berfungsi dalam kasus seperti ini. Mencoba ‘memaksakan’ murid piano menggunakan buku metode musik yang biasa, ibarat mencoba masuk ke dalam pintu kecil Alice in Wonderland, alias tidak mungkin. Hanya tinggal masalah waktu saja, siapa yang akan menyerah lebih dulu: guru atau murid? Jadi saat buku metode musik tidak lagi cocok dengan murid, inilah saatnya guru melakukan improvisasi dan memulai pendekatan baru (pendekatan alternatif) yang sesuai dengan kebutuhan murid.


FUNGSI PIANO LESSON
Jika ingin siswa termotivasi dalam kelas piano nya, maka kelas piano itu harus fungsional. Fungsional dalam arti memenuhi minat siswa dan memberikan mereka keterampilan khusus yang mereka butuhkan untuk memainkan piano dengan cara yang memotivasi mereka. Meskipun ada persepsi, bahwa kelas piano ini bukanlah kelas piano konvensional dengan menggunakan buku metode yang lazim “METODE PIANO KLASIK” atau “BERKUALITAS”. Namun sifatnya lebih ke SELF-ENRICHMENT. 


Kembali lagi ke pertanyaan, sebetulnya untuk apa sih anak ini belajar piano? Jika jawabannya adalah: “untuk menjadi concert pianist atau guru piano”, maka ya, kelas piano yang fungsional seperti yang dijelaskan diatas akan merugikan siswa. Karena untuk menjadi seorang yang profesional di bidang musik, maka siswa perlu mempelajari semua fondasi, metode, repertoire, berlatih, mengikuti ujian, konser secara serius. 

Namun apabila jawabannya adalah “untuk kesenangan pribadi” (personal enjoyment), atau lebih ke self-enrichment, maka dengan tidak memenuhi kebutuhan fungsional siswa, berarti kelas piano ini akan merugikan dan menyiksa mereka. Karena kategori siswa ini tidak “cocok” dalam menggunakan seri buku metode piano klasik yang ‘tradisional’. 

Mereka mempelajari piano karena mereka cinta musik, hobi, untuk melengkapi hidupnya, dan membuat hidup lebih berwarna. Disinilah guru piano berperan sebagai fasilitator dan juru kunci yang akan memberikan anak kunci yang tepat untuk membuka pintu Alice in Wonderland bagi si anak “hilang”. Karena memberikan MOTIVASI yang tepat adalah bagian yang paling penting dari the missing piece of the puzzle.


TIPS MENGAJAR MURID PIANO YANG TIDAK TERMOTIVASI

1. KENALI MURID DAN MINATNYA
Luangkan waktu Anda untuk mengenal murid! Apakah murid adalah seorang remaja yang belajar piano secara otodidak dari YouTube, penggemar fanatik K-Pop, lagu-lagu Pop favorit, soundtrack movie, atau hanya ingin belajar piano untuk mengiringi di gereja? 

Kenalilah karakter, kepribadian murid, kebutuhan, dan minatnya. Langkah pertama ini akan menyelamatkan Anda di masa depan dari menebak-nebak repertoar yang kira-kira cocok dengan murid. Selain itu disini terjadi komunikasi dua arah, sehingga murid pun menjadi pro aktif. Sangat berbeda dengan metode piano tradisional yang umumnya satu arah dan membosankan. Gunakanlah 5 menit dari akhir pelajaran untuk mengkomunikasikan kondisi anak kepada orang tua dan mengajak mereka untuk lebih ‘terlibat’ dan supportif.

Jangan perlakukan semua anak didik piano Anda seolah-olah mereka akan menjadi pianis profesional! Apalagi ketika mereka dengan jelas memberi tahu Anda, bahwa mereka menginginkan sesuatu yang lain. Pada akhirnya Anda akan mempunyai beberapa murid yang sangat terampil yang termotivasi untuk melanjutkan piano jangka panjang. Dan siapa tahu, beberapa di antara mereka mungkin memutuskan untuk menjadi seorang musisi profesional?


2. MULAILAH DARI LAGU YANG SEDERHANA
Pilihlah lagu favorit/yang dikenal murid dan ajarkan progresi akor sederhana! Ajarkan siswa untuk membuat variasi melodi di tangan kanan dan iringan pattern/pola di tangan kiri, serta struktur lagu yang khas (verse, chorus, bridge, dll).Jangan bicarakan Sonata form atau harmoni dari Richard WagnerKeep it simple!

Mulailah dengan akor sederhana, lalu secara bertahap dikembangkan menjadi akor yang lebih kompleks, pelajari cara mengetahui perkembangan akor dengan telinga, lalu cara menambahkan akor sus dan optional notes, untuk menambah tekstur dan membuat permainan murid menjadi lebih COOL!

Berikanlah tips-tips praktis dalam keterampilan teknis dan pengetahuan teori musik yang mereka butuhkan untuk memainkan lagu favorit mereka. Sambil tetap mengajarkan tidak hanya belajar cara berlatih, tetapi juga belajar bagaimana berkomitmen untuk berlatih. Ini bukan tugas yang mudah. Belajar untuk berkomitmen pada latihan piano harian sebagai kebiasaan yang positif.


3. JADILAH KREATIF DAN PRODUKTIF
Memberikan ruang yang fleksibel untuk menyesuaikan pelajaran Anda sepenuhnya dengan kebutuhan murid adalah pengalaman yang membebaskan. Anda bisa membuat project dengan murid, video cover untuk YouTube misalnya. Sebagai awal, bisa dikumpulkan daftar lagu yang ingin dimainkan dan versi yang kira-kira mampu dimainkan murid – apakah versi solo, atau dengan penyanyi, atau dengan instrumen lain. Sehingga murid menjadi lebih pro aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Siswa semacam ini mendapat manfaat dari pemahaman yang kuat tentang bagaimana cara kerja akor. Mereka juga perlu belajar untuk berimprovisasi pada akor ini dalam memberikan melodi tangan kanan sendiri pada piano atau dengan menemani diri mereka sendiri (atau orang lain) pada saat mereka bernyanyi. Gunakan minus one atau backing track musik dalam berlatih.


4. JADILAH INSPIRASI BAGI MURID
Percaya atau tidak salah satu hal yang membuat murid termotivasi adalah live demonstration dari sang guru. Banyak hal yang tidak bisa diajarkan dari sebuah buku metode, tapi Anda pasti bisa! Guru adalah panutan, role model bagi murid. Berikanlah contoh dan bermainlah bersama dengan murid Anda! Jangan lupa untuk bersenang-senang dalam prosesnya!

“The best teachers teach from the heart, not from the book.
It takes big heart to help shape little minds.”
(Unknown)