PRACTICE "HOME PRACTICE"
MENYIASATI LATIHAN MUSIK DI RUMAH
Oleh: Jelia Megawati Heru
Artikel Staccato November 2013
“Uffft… Lagunya itu-itu
saja terus, bosan!”
“Anak saya padahal
sering latihan lho, tapi kok tidak maju-maju ya?”
Mengapa
murid tidak mengalami kemajuan dalam pelajaran instrumen musiknya?
Ada baiknya
Anda membaca artikel yang satu ini sebelum Anda berkomentar.
Mempelajari dan menguasai instrumen musik yang
baik memang bukan perkara mudah. Begitu banyak faktor yang menyebabkan anak
tidak mengalami kemajuan, jenuh, bahkan tidak jarang berhenti dari pelajaran
instrumen musiknya - mulai dari kualifikasi guru, lingkungan belajar yang tidak
kondusif, kesibukan anak, dll. Namun sebelum kita menyalahkan keadaan maupun
orang lain, ada baiknya kita berkaca terlebih dahulu.
Apakah anak telah melakukan porsi latihan musiknya di rumah dengan
baik?
Jika ya, seberapa baik? Bagaimana anak Anda berlatih di rumah?
Bagaimana dengan
peran Anda sebagai orang tua terhadap latihan musik anak di rumah? Apa yang
sudah Anda lakukan terhadap latihan instrumen musik anak di rumah?
FAKTA:
“Setiap anak dapat belajar untuk memainkan instrumen musik.” (TRUE!)
MITOS:
“Setiap anak dapat memainkan instrumen
musik tanpa berlatih.” (SO NOT TRUE!)
Faktor yang paling berperan dalam menentukan seberapa cepat, dan seberapa baik, anak belajar untuk memainkan instrumen musik adalah konsistensi,
kualitas, dan kuantitas latihan di rumah (home practice.) Dan hal ini merupakan
tanggung jawab dari ORANG TUA! – bukan anak saja – untuk memastikan bahwa sesi latihan
keduanya di rumah dilakukan secara rutin/konsisten dan berkualitas. Jadi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa anak
Anda tidak berbakat atau gurunya tidak berkualitas, lantas buru-buru mengganti
guru yang lebih “terkenal.” Ironisnya walaupun Anda membayar mahal untuk guru
tsb, anak Anda tidak akan menjadi lebih baik. Karena permasalahan sesungguhnya
terletak pada latihan di rumah yang melibatkan anak dan Anda sendiri sebagai
orang tua.
DAILY PRACTICE:
BUILDING CONSISTENCY, DISCIPLINE &
ROUTINE/GOOD HABIT
“Seberapa banyak kita harus berlatih?
Bagaimana
seharusnya kita berlatih?
Apakah latihan berjam-jam akan membuat kita menjadi
lebih baik?”
Latihan
yang baik tidak ditentukan dari lamanya waktu latihan Anda, melainkan kualitas latihan
dan konsistensi dari latihan tsb. Latihan harian (daily practice) bertujuan
untuk menciptakan disiplin dan rutinitas
berlatih yang baik – seperti halnya makan, menyikat gigi, mandi, dan tidur.
Dalam rutinitas berlatih, dibutuhkan konsistensi
dan golden time alias waktu/timing yang tepat supaya proses
latihan menjadi optimal. Pilihlah waktu berlatih dimana anak tidak terlalu
lelah dan bisa berkonsentrasi/fokus dengan baik. Latihan instrumen musik tidak
bisa dirapel seperti SKS (Sistem Kebut Semalam) sekaligus tiga jam, sehari
sebelum les, misalnya. Ibaratnya seperti berpuasa 5 hari, lalu pada hari ke-6
makan all you can eat. Tanpa
konsistensi dan disiplin, latihan akan menjadi sia-sia. Jadi jangan bertanya
lagi mengapa anak Anda tidak mengalami kemajuan dan kenapa lagunya itu-itu
saja, kalau latihan harian nya saja bolong-bolong.
Konsistensi
dan kualitas berlatih yang baik harus menjadi prioritas, terutama bagi murid
pemula. Oleh karena itu fokuskanlah supaya anak dapat berlatih secara rutin selama
10-15 menit setiap harinya. Setelah terciptanya basis rutinitas berlatih yang
baik, Anda bisa membaginya menjadi dua sampai tiga sesi pendek, berdurasi
masing-masing 10-15 menit. Waktu latihan pun akan bertambah seiring dengan
umur, stamina, konsentrasi, dan tingkat kesulitan lagu. Setelah konsistensi dan
kualitas, tentunya kuantitas waktu berlatih menjadi salah satu faktor pendorong
keberhasilan dan kemajuan seseorang dalam belajar bermain instrumen musik.
Tentunya anak yang berlatih 20 menit sehari akan mengalami kemajuan yang lebih
cepat daripada anak yang berlatih selama 10 menit per hari nya (dengan catatan:
latihan yang dilakukan efektif dan benar.)
ORANG TUA SEBAGAI EVENT ORGANIZER & HOME TEACHER
Berlatih
konsisten setiap hari tidaklah mudah untuk dicapai. Tetapi
hal ini merupakan standar minimal yang harus dipenuhi,
apabila Anda menginginkan kemajuan dalam pelajaran instrumen musik anak Anda. Aturlah jadwal berlatih anak Anda
sebaik mungkin, terutama pada hari
libur. Lalu biasakanlah supaya anak berlatih pada jadwal yang telah ditentukan,
bicarakanlah dengan anak dan berikan pengertian mengapa latihan harian itu
penting. Sampai anak benar-benar bisa berlatih dengan rutin – umumnya bagi
anak-anak dibawah 10 tahun, sebaiknya Anda selalu berada di sisi anak Anda dan
berperan sebagai guru di rumah (home
teacher.)
Sebagai
orang tua, sudah
sewajarnya Anda
mencari cara untuk bekerja dengan anak Anda, supaya
sesi latihan
di
rumah menjadi
lebih
menyenangkan dan produktif. Anda
harus mencari tahu hal-hal apa yang akan menjaganya untuk tetap fokus dan Anda juga bertugas untuk memastikan bahwa mereka
mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan. Pastikan mereka berlatih dengan benar dan efektif. Bukan
hanya mengulang/memainkan lagu saja dengan banyak kesalahan, tetapi melatih
bagian yang sulit dari lagu (WORK IT OUT).
Adalah lebih baik untuk mengulang tiga kali dengan benar, daripada sepuluh kali
tetapi dengan ceroboh dan banyak kesalahan. Apabila anak berlatih konsisten
dengan sembarangan dan ceroboh, maka begitulah mereka akan bermain musik. Jika
latihan di rumah tidak berhasil, berarti Anda mempunyai masalah. Temukanlah
dimana letak permasalahannya: apakah lagu terlalu sulit, dimanakah anak
mengalami kesulitan, mengapa anak tidak dapat berkonsentrasi? Lalu konsultasikanlah
bagaimana solusinya dengan guru musik ybs.
Banyak
orang tua yang mengatakan, bahwa mereka tidak mengerti musik, dsb. Namun Anda
tidak harus seorang expert dalam
bidang musik untuk menjadi supporter anak Anda. Banyak hal yang bisa Anda
lakukan sebagai orang tua dalam mendukung pendidikan musik anak, a.l:
- usahakan selalu mendengarkan latihan musik anak
- hadir pada kelas musik mereka dan memperhatikan jalannya kelas
- membicarakan jalannya kelas musik setelah pelajaran musik anak usai
- merekam latihan musik anak di rumah
- memutar lagu-lagu yang sedang mereka mainkan di mobil, di rumah, iPod, CD player, MP3 player.
- mendengarkan musik dan menonton konser musik bersama
- berdiskusi dan berkonsultasi dengan guru musik tentang kesulitan latihan di rumah dan perkembangan anak
- mengambil kelas musik secara khusus
- mengecek buku catatan/penghubung dan mengetahui tugas/PR apa yang harus mereka kerjakan di rumah
- membaca buku/artikel yang berhubungan dengan pendidikan musik
Yang jelas guru musik bukanlah miracle worker dan pesulap seperti Deddie Kohbusyet, yang bisa mencetak anak menjadi the next Mozart tanpa latihan, tanpa kerja keras, dan hanya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Banyak jalan menuju Roma, tetapi kalau Anda tidak mulai berjalan, Anda tidak akan pernah sampai di Roma, bukan? Pelajaran instrumen musik merupakan suatu PROSES yang berkesinambungan dan dibutuhkan dukungan dari semua pihak – terutama orang tua. Membangun sebuah rutinitas berlatih tentu saja bukan perkara mudah. Hal ini sangat menyita waktu, membutuhkan banyak energi, dan kesabaran. Namun dari sinilah orang tua dapat lebih memahami karakter anak dan menciptakan koneksi yang lebih mendalam dengan sang anak.
Murid
yang berlatih secara konsisten dan efektif
akan mendapatkan penghargaan yang
lebih. Umumnya mereka akan menjadi lebih percaya diri dan mempunyai kepuasan
batin dan kebanggaan tersendiri ketika mereka dapat mengekspresikan diri
melalui musik. Tujuan dari
membangun rutinitas berlatih bukanlah untuk mengubah anak Anda menjadi maestro, virtuoso, atau musisi profesional. Namun semata-mata untuk mengembangkan diri anak sebagai seorang individu yang menghargai seni
budaya, memupuk rasa cinta, apresiasi,
kepekaan anak terhadap musik, sukacita dalam bermain musik, serta menikmati
musik sampai akhir hayat mereka – Passion
for Music & Music for life!