Tuesday, January 1, 2019

LISZTOMANIA: Fenomena Idola - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, January 2019)

“LISZTOMANIA”
FENOMENA IDOLA
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, January 2019)


Pernah kagum atau nge-fans berat dengan seseorang? Ketika berbicara tentang bintang idola atau superstar, terbersit nama Elvis Presley dan The Beatles. Tapi pelopor superstar sejati justru muncul dari dunia Musik Klasik pada abad ke-19, yaitu Franz Liszt, seorang komposer dan piano virtuoso asal Hungaria.

Fenomena kekaguman terhadap Liszt ini mempunyai istilah yang dikenal sebagai ‘Lisztomania’. Istilah “mania” sendiri pada abad ke-18 saat itu bukan hanya merujuk pada sesuatu yang ringan, seperti trending topic atau mode baru yang menggila. Namun pada saat itu Lisztomania atau demam Liszt dianggap para kritikus sebagai suatu kondisi medis yang bisa “menular” disetiap kota yang didatangi oleh Liszt. Sehingga diperlukan “obat” untuk menyembuhkan kondisi tsb.



Penyebab demam Liszt tidak diketahui. Apakah karena daya tarik magnet seksual Liszt? Aura nya, kharisma nya, wajah tampannya, atau senyum mautnya? Hal ini masih menjadi misteri. Tetapi yang jelas, jika seseorang terjangkit virus Liszt, maka disitu pasti ada wanita yang terkena “mantra” hingga pingsan. Bisa dibayangkan betapa penampilannya pada saat itu sangat dinanti-nantikan dan betapa orang sangat ingin bertemu dengan Liszt. 

Andai ada Instagram pada saat itu, mungkin semua orang sudah sibuk memasukkan swafoto nya dengan Liszt dan video konsernya dalam insta-story mereka. Suatu kehebohan yang tidak pernah terjadi dalam sejarah Musik Klasik sebelumnya, dimana seorang komposer bisa menjadi seorang idola/selebriti.