Monday, January 2, 2023

ETIKA BERMAIN PIANO DI PANGGUNG | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, January 2023

“ETIKA BERMAIN PIANO
DI PANGGUNG”
By: Jelia Megawati Heru
Staccato, January 2023


Tampil berpiano di ruang publik bukan hanya saja sekedar bermain dan berlatih piano biasa seperti di rumah atau sekolah musik. Dibutuhkan pengetahuan dan tata krama/etiket formal dalam performa bermain piano di ruang publik, dimana publik melihat dan mendengar Anda. Hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penampilan pianis itu sendiri, sehingga sudah sepatutnya dipelajari dengan “benar” oleh setiap pianis sebagai bagian dari persiapan konser dan tradisi yang melekat. 

Sayangnya tradisi ini sudah luntur dan banyak guru yang tidak memahaminya, menganggapnya tidak penting, sehingga muridnya tidak diedukasi dengan baik. Muridnya akan dicap sebagai “serampangan” dan “selonong boy” seperti anak manja yang salah asuh, tidak tahu diri dan etika. “Ah, kuno! Konyol!”, ya sah-sah aja Anda berpendapat demikian. Namun pianis yang telah dididik dan dibekali dengan tradisi yang “kuno” dan etiket yang “benar” inilah yang tampil sebagai pribadi yang percaya diri dan proper. 

Saat seorang pianis menekan nada terakhir dari sebuah karya, ketika penonton bertepuk tangan, bagaimanakah ia berdiri dan memberikan hormat? Hal-hal “kecil” dan attitude inilah yang akan membuat perbedaan yang nyata pada bagaimana cara mereka membawa diri mereka dan membentuk persepsi publik tentang pribadi diri mereka sebagai seorang pianis.

   

Seorang pianis tidak melulu hanya dilihat dari bagaimana jarinya bergerak dengan kecepatan cahaya. First impression it matters! Apalagi ia akan membawakan musik dan membagikan pengalaman estetisnya dengan publik. Apakah cocok ketika seorang pianis klasik membawakan Musik Chopin dengan celana pendek dan sandal jepit? 


Lagi-lagi cara berpakaian pun secara formal pun mutlak diperlukan apabila Anda harus tampil di depan publik. Jika Anda salah kostum dan tidak bisa menempatkan diri, ya lebih baik tidak usah memainkan karya dari JS. Bach dan Beethoven deh. Pasti Anda tidak akan paham. Etika dasar saja Anda tidak paham kok. 


MENGAPA HARUS MEMBERIKAN HORMAT?
Membungkuk pada saat sebelum dan sesudah tampil merupakan sebuah gesture, sebuah simbol dari bahasa tubuh. Sebuah penghormatan dan apresiasi. Saat Anda akan mulai bermain, Anda membungkuk untuk mengatakan, “Terimalah persembahan musik saya, selamat menikmati dan mendengarkan!”. 

Saat Anda menyelesaikan penampilan Anda, penonton bertepuk tangan sebagai cara mereka mengatakan, “Terima kasih telah bermain untuk kami”. Pianis perlu membungkuk untuk menjawab, "Terima kasih telah mendengarkan dan menunjukkan penghargaan Anda."

Adalah sangat tidak sopan untuk pergi begitu saja tanpa memberikan hormat sama sekali! Membungkuk adalah respons yang tepat setiap kali penonton bertepuk tangan – bahkan di rumah Anda sendiri saat bermain dengan orang lain!



KAPAN HARUS MEMBERIKAN HORMAT?
Sederhana: Anda harus selalu membungkuk saat penonton bertepuk tangan. Membungkuk adalah respons yang tepat untuk tepuk tangan. Dalam beberapa situasi, penonton bahkan menyambut pianis dengan tepuk tangan saat pemain sedang berjalan ke panggung, saking antusiasnya. Misalnya seperti sekaliber Daniel Barenboim atau Martha Argerich. 

Namun terkadang juga dalam konser, penonton cenderung tidak bertepuk tangan sebelum pertunjukkan walau pianis telah memberikan hormat. Tetapi penghormatan tetap dilakukan sebelum permainan dimulai. Siswa piano harus membungkuk kepada penonton yang bertepuk tangan sebelum mereka duduk di bangku (tidak mengakui tepuk tangan umumnya dianggap tidak sopan).

BAGAIMANA JIKA PERTUNJUKKANNYA TIDAK BERJALAN DENGAN BAIK?
Jika pianis tidak menunjukkan permainan yang baik, jawaban yang sama akan berlaku: PENONTON AKAN TETAP BERTEPUK TANGAN. Percayalah, bahwa mereka akan tetap melakukannya! Pianis harus tetap membungkuk dan memberikan hormat. 

Justru disaat inilah penonton harus memberikan tepuk tangan yang paling antusias untuk mendukung dan mengapresiasi pianis yang pulih dari kesalahannya dan terus memberikan penampilan terbaiknya hingga tetes darah terakhirnya. Sebuah penampilan yang lengkap. Publik pun memahami tentang kegugupan dan seringkali yang gugup bukan hanya pianisnya, tetapi guru, orang tua, keluarga, dan teman dari yang tampil.


CARA MEMBERIKAN HORMAT
Ada banyak “cara” dalam memberikan hormat dan pada akhirnya adalah penting untuk merasa nyaman dengan diri sendiri. Tetapi bagi mereka yang baru pertama kali tampil, mereka diharapkan untuk membungkuk dengan instruksi sederhana, sbb:
  1. Berdiri tegak di samping piano dengan satu tangan memegang pinggir piano dan tangkupkan satu tangan lagi lurus di sisi samping tubuh
  2. Lihat ke arah penonton (arahkan pandangan diatas kepala penonton apabila gugup) 
  3. Condongkan tubuh ke depan, lihat jari-jari kaki Anda. Lakukan selama paling tidak tiga detik. Membungkuklah dari pinggul, jangan bongkok, jangan hanya kepala saja, dan jangan terlalu cepat. Hitung hingga tiga: 1-2-3.
  4. Tegakkan badan kembali (tiga detik)

THREE SECONDS RULE
Kenapa tiga detik? Supaya tidak terkesan terlalu cepat, terburu-buru, hectic/panik, dan ada jedanya. Biasanya Anda bisa berhitung di dalam hati: 1-2-3. Jika Anda menggunakan partitur musik, Anda bisa membawanya dengan tangan yang satunya yang tidak memegang sisi piano. 

Jika Anda melakukan resital yang panjang dengan beberapa lagu, Anda harus memberikan hormat lagi setelah intermission/jeda istirahat. Jika tepuk tangan diperpanjang, maka Anda dapat mengulangi gerakan ini berkali-kali dan jika penonton tetap bertepuk tangan, Anda diminta untuk memainkan satu karya lagi, atau yang disebut sebagai “ENCORE”.


TIPS LAINNYA
  • Berjalan naik dan turun panggung dengan tenang. Dilarang lari, tidak peduli seberapa besar keinginan Anda untuk kembali ke tempat duduk Anda. Cobalah untuk tidak terganggu oleh audiens – fokuskan berjalan ke satu titik
  • Jika Anda memperkenalkan karya Anda, bicaralah dengan jelas dan cukup keras agar terdengar di bagian belakang ruangan.
  • Masuk ke bangku dari sisi terjauh dari penonton Anda, bukan dari “sisi depan” atau memanjat dari atas.
  • Luangkan waktu beberapa saat untuk merasa nyaman di piano. Ambil beberapa napas dalam-dalam sebelum Anda mulai (paling tidak tiga kali)
  • Sesuaikan bangku ke ketinggian yang nyaman
  • Letakkan tangan di pangkuan Anda sebelum Anda mulai. Begitu Anda siap bermain, taruh jari diatas tuts. Letakkan tangan di pangkuan setelah selesai. Belajar meletakkan tangan mereka di pangkuan mereka setelah mereka selesai memberi audiens mereka waktu untuk benar-benar menikmati apa yang baru saja mereka dengar.
  • Jika Anda memiliki pembalik halaman (page turner), lakukan kontak mata sebelum memulai. Jika membalik halaman Anda sendiri, periksa posisi stand buku musik. Apabila Anda bermain secara hafal, tutup/tidurkan posisi stand buku musik.
  • Berhati-hatilah dengan tempo – detak jantung yang meningkat (karena adrenalin), penting untuk tidak memulai lagu terlalu cepat.
  • Terakhir, dan yang paling penting – ENJOY YOURSELF!


DRESS CODE
  • Saat memilih pakaian Anda, pilihlah sesuatu yang formal, namun nyaman untuk dikenakan. Pastikan untuk mengenakan pakaian yang tidak membatasi atau menghalangi gerakan Anda (tidak ketat)
  • Perempuan: dress polos hitam/berwarna gelap atau putih (jangan ada motif bunga besar atau motif tokoh kartun, dress jangan diatas lutut, tidak boleh gaun tanpa tali – jika memiliki busana seperti ini, silahkan kenakan cardigan)
  • Laki-laki: kemeja lengan panjang, celana panjang, dasi kupu-kupu (bow tie), jas/tuxedo (optional).
  • Gunakan sepatu yang cocok untuk menekan pedal (tidak licin dan sol tidak terlalu tebal), sepatu sebaiknya tidak memiliki hak yang lebih dari satu inci (no high heels).
  • Jangan menggunakan aksesori berlebihan dan yang dapat menimbulkan bunyi
  • Kuku harus dipangkas dan bersih. Tidak boleh ada cat kuku/kuteks
  • Rambut harus diikat untuk perempuan, tidak boleh menutupi wajah
  • Tata rias yang berat tidak dianjurkan. Jika Anda ingin bersinar, gunakan rasa percaya diri Anda!

PENUTUP
Tata krama atau etiket formal dalam performa piano merupakan bagian yang penting bagi seorang musisi dan harus dipelajari, serta dipahami oleh setiap performer. Tidak peduli seberapa mudanya siswa Anda dan santainya Anda. Mengajarkan etika konser piano adalah mutlak perlu. Etika itu adalah sopan santun. Sedapat mungkin anak dibekali dengan tata krama yang baik. Tata krama piano yang baik berfungsi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan level siswa Anda.

   

“A bad attitude is like a flat tire. You can't go anywhere until you change it! 
Education is meaningless without manners. 
Good manners will open doors that the best education can’t” 
- Clarence Thomas

Memberikan hormat itu mempunyai efek yang besar, karena dapat memberikan momen penegasan yang kuat, dimana pianis terhubung atau terkoneksi dengan penonton. Tepuk tangan dari penonton akan menjadi penyemangat, dorongan dan motivasi yang luar biasa untuk diri kita, sebuah pengakuan bahwa kita telah melakukan suatu hal yang baik, menyelesaikan sesuatu yang sulit di kursi panas, dan bahwa kita telah berhasil melewatinya. Dan dengan memberikan hormat itu berarti kita menerima pujian itu dan akan membangun kepercayaan diri kita dalam perjalanan kisah kita menjadi seorang pianis yang hebat.