"MENELISIK PIANO REPERTOIRE"
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, February 2016
Di mata orang awam, seorang
pianis yang hebat adalah yang bisa memainkan tuts piano dari oktaf yang paling
rendah ke paling tinggi. Beberapa orang tua bahkan menuntut anaknya untuk bisa
memainkan “Revolutionary Étude” dari Fredéric Chopin,“The Flight of the Bumblebee” dari Rimsky-Korsakov, atau “Hungarian
Rhapsody No. 2” dari Franz Liszt.
Mengapa karya-karya tsb merupakan karya yang banyak mendapatkan sorotan dalam dunia piano? Jawabannya yang jelas bukan karena karya tsb berkecepatan 400 km/h dan memungkinkan gerakan à la akrobat sirkus, sehingga membuat publik bertepuk tangan, minta tanda tangan dan selfie bareng. Lantas apa dong? Karena karya-karya tsb mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam segi teknik dan musikalitas, yang dianggap sebagai standard kecakapan seorang pianis bertaraf advanced dan mumpuni. Itulah yang disebut sebagai piano repertoire (baca: piano repatoar).
Mengapa karya-karya tsb merupakan karya yang banyak mendapatkan sorotan dalam dunia piano? Jawabannya yang jelas bukan karena karya tsb berkecepatan 400 km/h dan memungkinkan gerakan à la akrobat sirkus, sehingga membuat publik bertepuk tangan, minta tanda tangan dan selfie bareng. Lantas apa dong? Karena karya-karya tsb mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam segi teknik dan musikalitas, yang dianggap sebagai standard kecakapan seorang pianis bertaraf advanced dan mumpuni. Itulah yang disebut sebagai piano repertoire (baca: piano repatoar).
Dunia piano memiliki repertoire yang paling banyak, luas, dan
kompleks dibandingkan dengan repertoire
pada instrumen musik lainnya. Nah lho,
jika Anda adalah newbie (baca: pemula,)
pencinta Musik Klasik, praktisi musik, atau orang tua yang mempunyai anak yang
belajar piano, darimana sebaiknya Anda memulai? Jangan khawatir! Artikel kali
ini akan membahas asal usul terbentuknya piano
repertoire, kategorinya, dan tingkat kesulitannya.
Sebelum kita membahas mengenai
piano repertoire, ada baiknya kita tahu definisi kata repertoire. Repertoire (baca: /ˈrɛpəˌtwɑr/ or /ˈrɛpəˌtwaː/) berasal dari bahasa
Perancis “répertoire” atau bahasa Latin “repertorium”, yang
berarti sebuah list, kumpulan, atau
satu set karya, yang berupa: drama, opera, komposisi musik yang diperankan atau
ditampilkan seseorang atau sebuah grup. Karya yang ditampilkan ini mengusung
konsep pertunjukkan yang umumnya sering ditampilkan dan diterima sebagai
standarisasi baku dalam dunia seni pertunjukkan (teater, balet, dan musik).
Piano repertoire merupakan kumpulan karya musik dari seseorang atau
grup yang dimainkan pada instrumen piano. Piano
repertoire ini telah ada sejak instrumen piano (pianoforte) diciptakan pada abad ke-18 oleh Bartolomeo Cristofori (Italia). Seperti yang telah disebutkan
diatas, piano mempunyai repertoire
yang sangat luas dan banyak dibandingkan dengan instrumen lain. Mengapa? Karena
piano hampir selalu memegang peranan utama dalam Musik Barat – mulai dari Musik
Klasik, Pop-Rock, hingga Jazz. Selain itu range
piano yang luas dan kemampuan beradaptasi yang luwes, memungkinan piano untuk
berkolaborasi dengan hampir semua instrumen yang ada. Oleh karena itulah piano
dijuluki sebagai “The King of (Music) Instrument”.
Luas dan dalamnya piano repertoire ini tentunya membuat
para pianis harus menerima kenyataan, bahwa seorang pianis tidak mungkin
memainkan semua repertoire yang ada
dalam satu kurun waktu – walau seluruh hidup mereka didedikasikan untuk itu. Apalagi
kalau mereka ingin mendalami musik hingga ke tingkat mastery. Umumnya piano
repertoire terbagi menjadi dua genre
utama, yaitu: Klasik dan Jazz. Pada artikel kali ini hanya akan dibahas piano repertoire untuk genre Klasik.
KATEGORI PIANO REPERTOIRE
Piano repertoire pada genre Musik Klasik terbagi lagi menjadi
beberapa kategori, sbb:
1. LITERATURE STUDY
Literature study merupakan materi fundamental dengan instruksi bermain
piano step-by-step, sebagai acuan dasar
(basic) dalam bermain piano yang baik
dan benar. Materinya mencakup piano
school sebagai metode awal pengajaran bagi pemula, latihan jari seperti tangganada, dan juga étude.
A. PIANO SCHOOL/PIANO METHOD
Piano school dibedakan sesuai dengan kebutuhan dan umur murid,
misalnya anak usia pra-sekolah atau orang dewasa. Setiap negara dan sekolah
musik mempunyai ciri khas dan pendekatan belajar yang berbeda-beda. Contoh: John Thompson, Alfred’s Basic Piano Library:
Lesson, Piano Adventures, Leila Fletcher, Suzuki Piano Method, Russian Piano
Method, dsb.
B. TECHNIQUE EXERCISE
Buku yang diperuntukkan untuk
melatih teknik bermain piano. Beberapa komposer seperti Carl Czerny membuat latihan-latihan jari untuk kebutuhan mengajar
bagi para muridnya. Latihan jari ini mencakup tangganada di berbagai kunci, arpeggio, dan berguna untuk melatih kekuatan
otot jari, fleksibilitas jari, serta kecepatan dan ketepatan nada dalam bermain
piano. Buku latihan teknik ini bagi sebagian orang sudah tidak digunakan lagi,
karena dianggap sangat membosankan dan orthodoks. Namun seiring dengan kemajuan
pendidikan musik, buku latihan jari pada abad ke-21 biasanya dikombinasikan
oleh piano school pada buku yang terpisah dari “Lesson Book,” yaitu “Technique & Artistry”.
C. ÉTUDE
Étude yang berasal dari Bahasa
Perancis, merupakan sebuah studi komposisi musik instrumental yang menitikberatkan
pada keterampilan jari (virtuoso) seorang pianis. Tradisi ini muncul pada awal
abad ke-19, ketika piano menjadi instrumen yang paling populer di Eropa. Piano
tidak lagi berstatus sebagai musik pengiring belaka. Étude membuat latihan jari
biasa yang membosankan menjadi luar biasa musikal. Sosok pianis bisa menjadi ikon
solist, mengadakan konser tunggal, dan unjuk gigi menampilkan kecepatan jari-jarinya
bak F1 dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Saat itu Franz Liszt ibarat Elvis Presley, seorang rock
star yang menggemparkan dunia dan konsernya dinanti-nanti oleh para fans
nya, terutama wanita dari kaum elite. Sejak saat itulah étude dianggap penting
dalam menunjukkan kemampuan seorang pianis (solist) dan menjadi menu latihan
para pianis profesional hingga saat ini. Contoh: Chopin Etude Op. 10
& Op. 25, Franz Liszt’s Transcendental Étude.
2. PERFORMANCE LITERATURE
Umumnya performance literature merupakan kumpulan karya musik dari seorang
komposer, maupun beberapa komposer yang tergabung dalam sebuah era/zaman yang
sama. Performance literature ini diklasifikasikan
lagi berdasarkan tingkat kesulitan, banyaknya pemain, format permainan, dan
zaman (Baroque, Classical, Romantic,
Contemporary).
FORMAT
|
NAMA LAIN
|
KETERANGAN
|
|
A.
|
PIANO SOLO
|
1 piano, 2 hands
|
1 piano, 1 orang
|
B.
|
PIANO DUET
|
1 piano, 4 hands
|
1 piano, 2 orang
|
2 piano, 4 hands
|
2 piano, 2 orang
|
||
C.
|
PIANO ENSEMBLES
|
1 piano, 6 hands
|
1 piano, 3 orang
|
1 piano, 8 hands
|
1 piano, 4 orang
|
||
D.
|
CHAMBER MUSIC (Musik Kamar)
|
||
PIANO DUO
|
1 piano + 1
instrument
|
||
PIANO TRIO
|
piano, violin,
cello
|
||
PIANO QUARTET
|
piano + string
trio (violin, viola, cello)
|
||
PIANO QUINTET
|
piano + string
quartet (violin 1, violin 2, viola, cello)
|
||
E.
|
PIANO CONCERTO
|
piano +
orchestra
|
3. SECONDARY LITERATURE
Pada mulanya secondary literature berfungsi sebagai buku
pendamping sebuah metode piano, berisi materi tambahan, referensi, maupun lampiran;
yang sifatnya melengkapi materi utama dalam mempelajari piano.
Misalnya: performance book, flash cards, sejarah musik, analisa musik, pengetahuan dasar instrumen musik, dan metode mengajar piano (music pedagogy). Namun dalam perkembangannya, secondary literature mengalami arus modernisasi yang sangat besar di abad ke-21, terutama pada bidang musik pendidikan. Sehingga secondary literature mempunyai literatur yang sangat luas dan menjadi alternatif materi belajar piano yang menyenangkan – khususnya bagi murid yang ingin memainkan musik piano diluar genre Musik Klasik dan event khusus (special occassion). Misalnya: Christmas, Halloween, Thanksgiving, sacred music/hymn, ragtime, favorite tunes all the time, folksongs, nursery songs, love songs – mulai dari genre Jazz, Pop, hingga Rock.
Misalnya: performance book, flash cards, sejarah musik, analisa musik, pengetahuan dasar instrumen musik, dan metode mengajar piano (music pedagogy). Namun dalam perkembangannya, secondary literature mengalami arus modernisasi yang sangat besar di abad ke-21, terutama pada bidang musik pendidikan. Sehingga secondary literature mempunyai literatur yang sangat luas dan menjadi alternatif materi belajar piano yang menyenangkan – khususnya bagi murid yang ingin memainkan musik piano diluar genre Musik Klasik dan event khusus (special occassion). Misalnya: Christmas, Halloween, Thanksgiving, sacred music/hymn, ragtime, favorite tunes all the time, folksongs, nursery songs, love songs – mulai dari genre Jazz, Pop, hingga Rock.
TINGKAT KESULITAN
Umumnya karya piano solo
mempunyai tiga tingkat kesulitan utama (levels
of difficulty,) yakni:
1. PEMULA (elementary/easy)
2. MAHIR (intermediate/medium)
3. LANJUT (advanced/difficult)
Setiap tingkat kesulitan
mempunyai beberapa bagian lagi, misalnya: early
elementary – elementary - late elementary. Sehingga terbentuklah 8 hingga 9
level. Level ini berfungsi sebagai PANDUAN
dan PARAMETER bagi para pendidik
musik dalam menentukan tingkat kesulitan lagu yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didiknya – mulai dari anak usia dini yang baru pertama kali belajar
piano, hingga calon mahasiswa yang hendak mempersiapkan dirinya untuk studi
musik di konservatori.
Tingkat kesulitan ini bukan
hanya ditentukan berdasarkan kecepatan lagu saja (cepat/lambat), atau panjang/pendeknya
lagu. Namun tingkat kesulitan ditentukan berdasarkan banyak aspek, seperti:
kompleks/tidaknya komposisi lagu secara ritmik (misalnya: triplet, polyrhythmic,) struktur lagu, tuntutan teknik bermain yang
melibatkan membaca notasi balok (misalnya: key
signature, chords, accidentals,) koordinasi antara motorik jari yang
virtuoso, produksi tone color yang
ekpresif, pemahaman teori musik dan harmoni (karakter lagu,) hingga telinga
yang musikal.
STANDAR TINGKAT KESULITAN PIANO REPERTOIRE
Banyak anggapan bahwa tingkat
kesulitan piano repertoire tsb
sifatnya subyektif, karena seni merupakan sesuatu yang sangat sulit dinilai.
Walau demikian tingkat kesulitan sebuah piano
repertoire tetap mempunyai suatu STANDARD
yang terstruktur dan berlaku secara internasional, terutama
di kalangan akademisi. Standard ini umumnya ditentukan oleh sebuah organisasi
musik profesional yang dianggap representatif, memiliki reputasi internasional,
yang sudah berdiri selama ratusan tahun, dan mendedikasikan dirinya demi pendidikan
musik. Misalnya: Music Teachers National
Association (MTNA) di Amerika
Serikat dan Verband deutscher
Musikschulen (VdM) di Jerman.
Dalam perkembangannya beberapa penerbit buku, seperti: Alfred
Publishing juga mencantumkan level/tingkat kesulitan piano repertoire, beserta perbandingan standar
setiap level dengan Exam Board di
Inggris pada buku musik yang diterbitkan.
Darimana kita bisa mengetahui
tingkat kemampuan seseorang, apabila orang tsb belum pernah mendapatkan
pelatihan/kelas piano yang terstruktur? Nah,
untuk itulah dibutuhkan guru piano yang profesional dan sebuah “introduction
lesson” sebelum memulai kelas piano. (Baca “Awal
Mengajar Murid Pemula” – Staccato, edisi September 2013)
APA MENU PIANO REPERTOIRE YANG COCOK UNTUK ANDA?
Sebuah kelas piano yang
terstruktur akan memiliki satu set menu piano
repertoire yang lengkap – mulai dari latihan teknik, etude, performance repertoire, dan secondary literature. Ibarat menu
makanan – mulai dari hidangan pembuka, menu utama, hingga makanan penutup. Tentunya
dengan kapasitas umur dan kebutuhan murid ybs. Anak berumur lima tahun tentunya
tidak mungkin disuguhi escargot,
steak 200 gr medium rare, dan wine, bukan?
Oleh karena itu adalah krusial
untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang, sebelum seorang guru piano
memberikan lagu yang akan dimainkan oleh murid. Apakah lagu itu sesuai atau
tidak? Jangan sampai lagu menjadi terlalu mudah (boring) atau terlalu sulit sampai tidak mungkin dimainkan (*tepok jidat)! Tentunya Anda tidak mau
disuguhi bubur tanpa rasa, kalau Anda bisa menyantap nasi goreng kambing yang
lezat, bukan? Apapun piano repertoire
Anda, pastikan Anda tidak terjebak hanya pada satu lagu saja selama beberapa
periode (stagnant). Usahakan agar
menu piano repertoire Anda cukup
bervariasi, terstruktur, dan menghasilkan kemajuan yang signifikan bagi diri
Anda. Happy practicing!