Tuesday, February 7, 2012

Artikel dari Koran Radar Tegal (Sunday, Feb, 5, 2012) "Puluhan Guru, Praktisi, dan Tokoh Musik Digembleng"

RADAR TEGAL - Sunday, February, 5th, 2012
"Puluhan Guru, Praktisi, dan Tokoh Musik Digembleng" 


sumber: Radar Tegal

MUSIC educator yang juga seorang Pianis alumnus Jerman, Jelia Megawati Heru M.Mus.Edu, bakal hadir di Kota Tegal. 


Kedatangannya ke Kota Bahari ini untuk menggembleng guru-guru musik disekolah dalam Seminar Music Education bertajuk "Aktualisasi Pendidikan Musik" yang dihelat Dewan Kesenian Tegal (DKT). 


Seminar diikuti oleh 83 peserta, terdiri dari kalangan pendidik SMP dan SMA, praktisi musik dan tokoh musik Kota Tegal. Kegiatan dilangsungkan di Gedung Kesenian Kota Tegal, Sabtu (4/2) mulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00.


Pada kesempatan itu, Jelia memaparkan banyak ilmu tentang bagaimana mengajarkan seni musik yang baik dan benar. Khususnya bagi siswa SMP dan SMA. Seminar dikemas dengan menarik dan atraktif, sesi tanya jawab yang diberikan terasa hidup.


Ketua DKT, Nurngudiono mengatakan, seminar pendidikan musik yang digelar DKT kali ini, merupakan program kerja komite musik. "Ini merupakan seminar musik yang diadakan kali keempat, setelah seminar  musik dasar. Kegitan selanjutnya adalah seminar musik lanjutan dan seminar piano dasar dengan mendatangkan Mr Teguh Sukaryo, yakni the best pianis No.15 dunia," katanya.


Sementara Ketua Komite Musik DKT, Michael Gunadi Widjaja menuturkan, di Indonesia personel musik edukater masih sangat langka. Bahkan belum ada sepuluh orang yang menjadi musik edukater. Karenanya ini merupakan kesempatan emas, tentunya bagi para peserta Seminar Music Education.


Menurutnya, musik edukasi atau pendidikan musik di Kota Tegal khususnya dan Indonesia pada umumnya masih berbasis jualan. Maksudnya pendidikan musik digalakan hanya sekedar untuk bisnis. Itu terbukti antara segi bisnis dan pendidikannya persentasenya masih lebih besar bisnis.


Demikian pula di sekolah-sekolah. Pendidikan musik masih cenderung kepada 'musik adalah hiburan'. Jadi belum benar-benar dari hati. Sehingga pelajaran musik hanya untuk memenuhi kurikulum. "Padahal pada dasarnya musik itu sebuah bidang yang mampu membangun manusia seutuhnya. Karena itulah, kami menyelenggarakan seminar ini dengan sasaran peserta guru-guru sekolah umum tingkat SD hingga SMA. Serta orang yang ingin tahu dan pecinta musik yang penasaran akan apa itu pendidikan musik," katanya saat ditemui di Gedung Kesenian kemarin.


Tujuan DKT ingin mengubah paradigma masyarakat terkait dunia musik. Orang masih beranggapan bahwa musik adalah sekedar hibur. Sehingga pendidikan musik pun seperti tidak menjiwai dan biasa-biasa saja serta lebih cenderung menjadi bisnis.


Diharapkan dengan adanya seminar ini, main set masyarakat dapat berubah. Bahwa musik dapat membentuk atau mengembangkan karakter, semangat belajar dan yang lainnya. Dia mencontohkan, para pakar menganjurkan agar seorang bayi kerap didengarkan musik-musik klasik, untuk perkembangan otaknya. Kemudian metode terapi musik untuk orang-orang sakit serta contoh lainnya. (adi)