“Repetition draws us into music and repetition draws music into us.”
— Elizabeth Hellmuth Margulis
Pengulangan adalah proses bawaan dan alami yang ada pada kita sejak lahir. Ketika kita masih anak-anak, kita terus-menerus melatih hal-hal yang kita pelajari, lihat, atau coba untuk pertama kalinya. Mereka melakukan ini untuk menginternalisasi dan lebih memahami apa yang telah mereka pelajari. Ada pepatah latin kuno "Repetitio est mater studiorum" - mengulang adalah induk dari belajar. Saat berlatih piano, atau instrumen apa pun, pengulangan adalah metode latihan yang umum digunakan untuk mempelajari sebuah karya musik. Pengulangan adalah bagian tak terpisahkan dari simetri dan pembentukan motif.
Para atlet berlatih dengan cara ini, operasi militer dilakukan dengan cara ini, dan ahli terapi fisik mengharapkan hal yang sama pada pasien mereka. Pengulangan membantu membangun memori otot Anda (muscle memory). Ketika sesuatu dilatih berulang-ulang, otot-otot mulai mengingat apa yang seharusnya mereka lakukan, dan bagaimana mereka seharusnya bergerak.
Namun mengulang terus menerus tidak selalu membuat kemajuan yang berarti. Otot Anda akan mempelajari pola tsb. Jika sejak awal Anda salah mempelajari polanya dan kemudian terus mengulanginya, akan sangat sulit untuk memperbaikinya. Karena “latihan akan menjadikannya permanen” – seperti mengendarai sepeda atau belajar mengemudi. Oleh karena itu Anda harus tahu dengan pasti pola apa yang benar sejak awal dan terus melatihnya secara mental di kepala Anda “mindful practice”.
Ada beberapa hal yang dapat menghambat kemajuan dalam mempelajari sebuah karya musik. Kapan pun Anda menggunakan pengulangan untuk berlatih, pastikan bahwa Anda menggunakannya dengan cara yang paling bermanfaat dan produktif.
BOSAN
Ya, ya dan ya. Kita semua tahu betapa menakutkan dan membosankannya melakukan hal yang sama berulang kali. Pikiran Anda mulai gentayangan dan tingkat produktivitas Anda menurun – mulai banyak slipsdan kesalahan yang nggak penting. Beberapa pengulangan yang dilakukan dengan benar berturut-turut sangat penting untuk kemajuan. Tapi itu sangat membosankan.
Oleh karena itu, sebagai guru kita perlu terus-menerus menemukan cara baru dalam teknik latihan repetisi. Salah satunya dengan VARIASI - ubah sedikit ritmenya, dinamikanya, dan tempo yang berbeda. Melakukan hal ini akan membantu menjaga latihan tetap menarik sambil tetap membiarkan otot Anda mengingat polanya. Namun jika seorang siswa memang dasarnya tidak peduli untuk menjadi lebih baik dalam bermain piano (ignorant, unmotivated, malas, dan bebal), tidak masalah seberapa kreatif Anda dengan ide latihannya, tetap saja alias PERCUMA.
Belajar adalah suatu proses yang bersifat SUKARELA, dimana individu harus mengambil bagian aktif dan mengerahkan upaya ke dalamnya. Oleh karena itu, Anda harus termotivasi, dan mengulangi apa yang ingin Anda pelajari adalah cara paling efektif untuk melakukannya, untuk menghafal dan mengingat sesuatu lebih lama.
FOKUS
Trik dalam pengulangan adalah memfokuskan pikiran pada sesuatu yang sangat spesifik, memvariasikan fokus pada setiap pengulangan. Jika Anda menyempurnakan bagian rumit dalam bagian yang telah Anda pelajari, otak Anda seharusnya menghabiskan banyak energi saat Anda berkonsentrasi. Kita menyebutnya “latihan menempatkan otak pada otot Anda.” (mindful practice). Dengarkan dengan jelas dalam imajinasi kita, dan latih secara mental bagian tersebut sebelum kita kembali memainkannya pada instrumen kita. Proses ini membutuhkan banyak konsentrasi.
IDE LATIHAN REPETISI
Tidak ada dua siswa/musisi yang sama, jadi latihan rutin yang unik untuk setiap siswa sangatlah penting. Berikut beberapa ide yang saya gunakan:
1. LATIH PER FRASE
Bagilah sebuah melodi menjadi frasa atau bagian kecil yang dapat Anda latih secara mandiri. Buatlah ukurannya cukup kecil sehingga Anda dapat melihat kemajuannya dalam satu atau dua menit latihan yang terfokus dan berulang pada setiap latihan tersebut.
Pengulangan membentuk jalur yang familier dan bermanfaat dalam pikiran kita, memungkinkan kita mengantisipasi dan berpartisipasi dalam setiap frasa saat kita mendengarkan. Hal itu membuat kita merasa lebih terhubung dengan diri kita sendiri dan terhubung dengan orang lain.
2. SPESIFIK
Untuk siswa yang lebih muda, Anda harus lebih spesifik. Berilah tanda bintang pada bagian tertentu pada partitur musiknya, berilah highlight kalau perlu dan catat berapa kali mereka harus mengulang, misalnya: tiga kali. Ketika mereka berhasil mengulang tiga kali, guru bisa memberikan mereka sticker.
3. KONTINUITAS
Pastikan Anda tidak selalu melatih bagian yang berulang sebagai bagian yang terisolasi. Ingat, sebuah karya bukanlah satu hal. Itu terdiri dari banyak bagian kecil. Saat bagian yang berbeda menerima latihan berulang-ulang, ingatlah untuk menggabungkan bagian yang diulang dengan bar sebelum dan sesudahnya. Berlatihlah secara berulang untuk kelancaran transisi. Penting untuk memikirkan bagaimana bagian-bagian tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan.
4. VARIASI
Mengubah ritme (duplet/triplet/dotted notes), kecepatannya (tempo cepat/lambat), dinamika (keras/lembut), artikulasi (staccato/legato), character, ekspresi, balancing tangan kanan dan kiri dalam memainkan melody & accompaniment.
Latihan piano tidak sama dengan hafalan mekanik atau belajar melalui hafalan atau asosiasi. Metode pembelajaran berbasis asosiasi bahkan lebih baik dan bertahan lebih lama. Hal ini karena ketika menggunakan asosiasi berdasarkan penggunaan indera, koneksi saraf yang terlibat dalam menyerap informasi ini lebih besar daripada yang terlibat dalam hafalan mekanik semata.
5. REFLEKSI/UMPAN BALIK
Franz Liszt berkata, “Berpikir sepuluh kali dan bermain sekali.” Luangkan waktu secara sadar untuk berpikir/relfleksi di sela-sela repetisi, “Apa sih tujuan mengulangi bagian ini berulang kali?,” “Apa yang ingin ditonjolkan/dicapai?,” “Bagaimana saya bisa melakukannya dengan lebih baik?”, “Apa yang perlu diperbaiki?,” supaya para pelajar dapat menggali dan mengeksplorasi musiknya dengan lebih dalam.
Umpan balik mencegah kita mengulangi kesalahan dan membantu kami mengkonsolidasikan prosedur. Putaran umpan balik membantu kita menjadi lebih baik dalam fokus sebelum bermain atau berlatih apa pun. Kita mempunyai alasan nyata untuk mengulangi sesuatu, dan kita menyimpan pemikiran itu dalam kesadaran kita sebelum kita bermain dan saat kita bermain. Setelah itu kita belajar merenungkan apa yang telah kita lakukan, dan bertanya pada diri sendiri apakah hasil yang kita peroleh sesuai dengan niat kita.
BERAPA KALI KITA HARUS MENGULANG?
"Tidak ada norma atau konvensi universal" untuk jumlah atau jenis pengulangan; "semua musik mengandung pengulangan – tetapi dalam jumlah yang berbeda dan jenis yang sangat beragam". Jadi berapa banyak pengulangan yang kita perlukan? Cukup untuk tetap terlibat sepenuhnya tetapi tidak terlalu banyak sehingga pikiran kita mulai gentayangan dan akhirnya tidak fokus atau terlalu capek. Dalam satu sesi adalah ideal untuk mengulang antara 3-7 kali pada satu bagian/frase.
REPETISI & MEMORI
Memori sangat mempengaruhi pengalaman mendengarkan musik. Musik didasarkan pada pengulangan. Musik berfungsi karena kita mengingat nada-nada yang baru saja kita dengar dan menghubungkannya dengan nada-nada yang baru saja dimainkan. Kelompok nada tersebut—frasa—mungkin muncul kemudian dalam variasi atau transposisi yang menggelitik sistem ingatan kita sekaligus mengaktifkan pusat emosi kita.
Pierre Boulez berpendapat bahwa tingkat minat yang tinggi terhadap pengulangan dan variasi (analogi dan perbedaan, pengenalan dan hal yang tidak diketahui) adalah karakteristik dari semua musisi, terutama musisi kontemporer., dan keduanya menciptakan bentuk musik (Campbell, 154).
Dibutuhkan lebih dari kerja keras untuk menjadi seorang ahli. Bakat alami dan faktor lainnya akan berperan dalam menguasai aktivitas yang rumit, seperti musik. Latihan mungkin penting untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi, namun siswa yang menunjukkan konsistensi dalam pelajaran mereka akan unggul lebih cepat, belajar lebih banyak, dan menciptakan kebiasaan seumur hidup dengan musik. Daily practice akan membuat kebiasaan ini menjadi permanen.
"Practice May Not Make Perfect" A Consistent Weekly Music Lesson Will!
“Consistency is better than perfection. We can all be consistent - perfection is impossible.”
— Michael Hyatt