LIPUTAN REPORTASE
KONSER PIANOLICIOUS MOMENT
Oleh: Michael Gunadi Widjaja
Photo by: Julian Abraham Marantika
Konser PIANOLICIOUS MOMENT telah berlangsung pada hari Minggu, 7 oktober di ISTITUTO ITALIANO DI CULTURA, pusat kebudayaan Italia, Menteng, Jakarta.
Konser tersebut sangat berbeda dengan konser piano kebanyakan. Pianolicious Moment adalah konser yang sekaligus proyek edukasi dari Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu - seorang music educator alumnus Jerman.
Konser ini menampilkan siswa beginner, intermediate, advanced, dan bahkan guru piano professional. Semuanya dibawah educational guidance dari Jelia.
Banyak semburat permenungan yang sangat menarik dari konser ini. Permenungan untuk memaknai kembali dan bahkan me-redefinisi musik Klasik dan musik piano. Sekaligus tentu memetik hikmah bagi kehidupan kita. Repertoire yang dipilih Jelia untuk siswanya tergolong unik. Berdasarkan realita pada lingkup pendidikan, tidak semua siswa pas diberi asupan musik piano yang klasik baku. Banyak siswa yang karena latar belakang kultural keluarganya menjadi sangat teralienasi dengan musik piano klasik baku. Ataupun juga siswa-siswa yang "berkebutuhan khusus" tentu akan sangat menderita jika di-build dengan asupan musik piano yang sangat classical.
Dengan reputasi dan kepiawaiannya sebagai pianis dan music educator, Jelia mengatasi realita dengan konsep yang patut diacungi jempol. Jelia memilih repertoire dari genre yang sangat beragam dan juga format PIANO ENSEMBLES. Tampillah karya seperti "Balloon Pop Polka" dari Ruth Ellinger yang membuat siswa dan audience sangat enjoy dan fun karena secara interaktif menyertakan 12 balon yang adalah icon bagi keceriaan dunia anak. Juga ensemble untuk karya Martha Mier "Agent 003", bahkan sampai lagu "Payphone" dari Maroon 5.
Kevin Olson "Out...Standing" (for 1 piano 6 hands)
performed by: Jelia Megawati Heru, Mery Kasiman & Yoseph Sitompul
Nampaknya Jelia melakukan re-definisi musik Klasik dan musik piano. Musik Klasik piano tidak lagi tampil secara aristokrat dan kaku, melainkan diserap intisarinya yakni sebagai budaya literer. Lagunya boleh menyesuaikan kebutuhan siswa namun intisari klasik, yakni budaya literer tetap dipertahankan oleh Jelia.
Bagi siswa yg sudah berprofesi sebagai guru, Jelia membuat konser ini sebagai ajang aktualisasi diri mereka sekaligus enrichment skill and musicality. Ada The Golden Fingers Piano Ensembles yang adalah proyek edukatif Jelia. Mereka membawakan Pop, Keroncong dan bahkan Dang dut dalam format musik piano.
Golden Fingers Piano Ensemble
"Medley Indonesian Folk Songs"
Soleram - Warung Podjok - Yamko Rambe Yamko
(for 2 pianos, 8 hands)
(for 2 pianos, 8 hands)
Juga penampilan Jazz piano ensemble dari Mery Kasiman dan Yoseph Sitompul - yang meskipun Jazz tetap mempertahankan budaya literer dan high level technique dari inspirasi musik Klasik. Musik kontemporer dan aransemen musik baru dari Michael Gunadi pun tak luput dieksplorasi.
Yoseph Sitompul & Jelia Megawati Heru
Mike Cornick "Blue Piano Duets"
(for 1 piano, 4 hands)
(for 1 piano, 4 hands)
Bahkan ada penampilan Jelia bersama para guru dari Suzuki Piano School yang membawakan angin baru bagi The Suzuki essence material yakni Twinkle Twinkle Little Star yang sudah diolah oleh Michael Gunadi menjadi "Jelia's Twinkle" dalam genre traditional, Ragtime, dan Dang Dut.
Michael Gunadi Widjaja
"Jelia's Twinkle" (for 2 pianos, 8 hands)
Pianolicious Moment setidaknya sudah meletakkan dasar pemahaman bahwa musik piano ternyata sangat beragam dan apapun ragamnya sejauh dalam koridor teknik dan musikalitas yang pas akan sangat passionate, sebagaimana kehidupan itu sendiri.