Monday, October 2, 2023

Berjaya Lewat Keterpurukan: Memaknai Kekalahan Dalam Kompetisi | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, October 2023

“BERJAYA LEWAT KETERPURUKAN”
MEMAKNAI KEKALAHAN DALAM KOMPETISI 
By: Jelia Megawati Heru
Staccato, October 2023


Artikel kali ini mungkin anti-mainstream. Kali ini penulis tidak akan membahas bagaimana tips untuk memenangkan sebuah kompetisi, tetapi sebaliknya apa yang Anda akan lakukan jika Anda kalah? Mengapa? Karena dalam hidup tidak selamanya kita akan selalu berada diatas. Itu mah film, Bund! Ketika Anda tidak memenangkan suatu pertandingan, apakah berarti Anda adalah seorang pecundang (loser), tidak berbakat, dan Anda akan menangis lalu menyerah begitu saja?

 

Mana ada superhero yang menang melulu! Superhero justru adalah orang yang mengalami ketidakadilan, keterpurukan, kesepian, naas, mungkin ia kehilangan semuanya, termasuk orang yang dikasihinya, namun ia justru bangkit dari semua itu dan memenuhi takdirnya. Alur cerita akan menjadi anti klimaks, jika seorang superhero menyerah. 

 

Ad maiora natus sumwe are born to aim for greater things. Kita lahir untuk hal-hal besar. Hal besar itu lebih daripada dirimu sendiri, lebih dari kepentingan empat tembok rumahmu dan egomu. Hal-hal besar itu seluas langit, seluas dunia, seluas bumi, disitulah kita berkarya. Dari situ kita menyadari bahwa kita bisa berbuat lebih dari diri kita yang sekarang ini. 



JANGAN PERNAH MENYERAH

Jangan takut untuk jatuh, tergelincir, karena kita pasti akan jatuh, karena kita adalah manusia yang punya banyak kekurangan. Tetapi ketika kita tergelincir, kita akan bangun lagi dan lagi dan lagi! Kapan kita menyerah? Tidak pernah! Berapa kalipun kita jatuh, kita akan selalu bangun lagi. Namanya juga lagi belajar, namanya juga jatuh ya pasti sakit. Mana ada orang belajar naik sepeda roda dua tanpa jatuh dulu?! IT'S OK. ITU BIASA. Mungkin akan ada bekas luka dan hujan tangis, mungkin akan butuh waktu yang lama, tapi disitulah kita belajar untuk menjadi kuat dalam arti yang sebenarnya. 


 

MAKNA DIBALIK KEKALAHAN

Menang bukanlah segalanya. Memenangkan kompetisi bukan berarti Anda yang terbaik. Demikian pula tidak mendapatkan penghargaan berarti Anda adalah musisi yang tidak berbakat. Kekalahan, di sisi lain, walaupun terasa pahit, perih, mengecewakan, memalukan, dan seolah apa yang Anda lakukan itu sia-sia akan membuat Anda belajar lebih banyak daripada kemenangan. 

 

What didn't kill you, makes you stronger. Kekalahan dapat membangun karakter seseorang dan memotivasi Anda untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Kekalahan juga dapat menjadi sebuah 'wake up call' yang menyadarkan Anda akan kekurangan Anda dan apa yang dibutuhkan untuk memperbaikinya. Anda akan semakin memahami diri sendiri, siapa Anda sebenarnya? What makes you tick? Apakah hal yang memotivasi Anda untuk maju? 

 

PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK

Pengalaman adalah guru dan teman terbaik Anda. Belajar dari pengalaman, maka repertoar, potensi, dan bakat Anda akan semakin terasah dan berkembang. Tidak ada akselerator yang lebih baik daripada kegagalan. Mungkin Anda tidak akan maju sampai ke titik tertentu, jika Anda terus berada di zona nyaman Anda dan tidak pernah mengalami kekalahan. Namun jika Anda bijak, Anda akan belajar dari keduanya.



EFEK NEGATIF KEMENANGAN 

Sebaliknya, kemenangan tanpa henti, terutama pada usia dini, dapat berkontribusi pada rasa superioritas yang semu. Kemenangan beruntun yang tak terputus, meski dianggap menguntungkan (dan bahkan mengundang rasa iri) bagi kebanyakan orang, bisa membuat pemain terlena. Di sinilah kebiasaan buruk mulai terbentuk - ibarat racun. 

 

Bagi seorang anak yang terbiasa selalu menang, sebuah kekalahan di sebuah dunia yang kompetitif dapat membuatnya terpuruk seketika, karena ia tidak pernah merasakan keterpurukan seumur hidupnya. Ia selalu beruntung dan tidak pernah merasakan sakit dan berjuang. Hidup itu tidak seperti instagram yang selalu bagus dan indah, Bunda. Jangan tertipu!

 


TIPS MENGATASI KEKALAHAN

Walaupun tidak ada seorang pun yang kebal terhadap kekalahan dan kegagalan, tetapi ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasi kekalahan agar terhindar dari hal-hal yang merugikan Anda. 

 

1.MENERIMA KEKURANGAN ANDA

Tidak ada seorangpun yang imun terhadap demam panggung. Faktanya kita semua mengalami hal sama terkait kecemasan, takut, dan rasa tidak aman. Harusnya mungkin kita tambah panik begitu mendengar hal itu, tetapi entah bagaimana mengetahui fakta tsb justru bisa membuat kita tenang. 

 

Terimalah kenyataan bahwa Anda akan mengalami demam panggung, bisa mendapatkan panic attack, dan insecure. Terimalah fakta, bahwa Anda mempunyai banyak kekurangan, bahwa Anda  tidak akan pernah bisa 100% perfect. Anda akan melakukan banyak kesalahan, sangat banyak, atau terlalu banyak malah sebelum Anda bisa bermain dengan baik. Terimalah semua itu sebagai bagian alami dari proses.

 

Kuncinya ada pada diri Anda. Apakah Anda akan menyerah pasrah pada kondisi tsb dan tanpa perlawanan? Atau Anda mau berjuang dan mengubah pengalaman yang 'mengerikan' tsb menjadi sesuatu yang positif dan istimewa? Pilihan itu ada pada diri Anda sendiri. Tahukah Anda, bahwa Anda tidak selemah itu? Anda itu lebih kuat dari yang Anda pikirkan! Jangan biarkan rasa gugup menghancurkan penampilan Anda sebelum Anda menunjukkan kemampuan terbaik Anda untuk memukau penonton. Jika Anda melakukan kesalahan, jangan gentar dan jangan berhenti bermain. Teruslah bermain! 

 

2.MENERIMA FEEDBACK & BANGUN RASA PERCAYA DIRI ANDA

Jika Anda mendapatkan komen negatif atau kritik kinerja dalam kompetisi, seperti cabe ayam geprek pedas level 13, jangan biarkan hal itu membuat Anda down, terpuruk, kesal, berhenti, putus asa, dan malu. Berbesar hatilah dan terimalah kritik itu dengan lapang dada. Akuilah dan gunakan kritik itu untuk meningkatkan kinerja Anda. Jangan khawatir, setiap pianis akan melalui situasi yang sama dalam berproses. Belajarlah untuk bermain sesering mungkin di depan orang lain secara live untuk membangun rasa percaya diri Anda.



3. FOKUS KE DIRI SENDIRI & STOP MEMBANDINGKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN

Berhentilah untuk membandingkan diri Anda dengan orang lain! YOU DO YOU! Fokus saja ke diri Anda sendiri! Tidak usah pusing kalau rumput tetangga lebih hijau, lebih baik, lalu iri. Buang-buang energi saja. Gunakan energi itu untuk meng-upgrade diri dan mempersiapkan diri lebih baik. Jangan berkecil hati atau minder karena permainan Anda tidak sebaik permainan piano orang lain yang lebih muda dan lebih baik. 

 

Faktanya sejenius apapun diri Anda, akan ada selalu anak yang lebih muda dan lebih jenius daripada Anda. Tidak akan ada habisnya. Oleh karena itu tujuan dari ikut kompetisi itu sebaiknya dikaji ulang - bukan untuk menang dan juara 1!

 

4. MENERIMA KEMUNGKINAN TERBURUK

Ini adalah kompetisi. Hal tak terduga bisa saja terjadi. Jangan terlalu banyak berharap. Memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi , seperti harus menjadi No. 1, bisa menjadi bumerang. Lakukanlah untuk pengalaman dan enrichment. Dengan begitu Anda terlepas dari beban puluhan ton di pundak Anda. 

 

Sebagai pianis khususnya kita sebaiknya belajar memainkan piano yang berbeda dari piano di rumah, karena kita tidak bisa membawa instrumen kita. Kita harus belajar untuk menyesuaikan sentuhan, berat, dan tone. Terkadang bisa jadi kondisi piano nya tidak sesuai dengan yang kita harapkan - tutsnya berat, ada tuts yang rusak dan tidak mau bunyi, pedalnya rusak, pedal extension bergeser, dsb.

 

5. ELIMINASI SIKAP NEGATIF & TOXIC

Milikilah mental seorang juara! Jangan malas, manja, pesimis, skeptis, ataupun mengasihani diri sendiri. Berlatihlah dengan tekun dan efektif, lalu kuasai rutinitas harian Anda. Nobody is perfect. Practice makes better. Jika Anda gagal, jangan malu untuk mencoba lagi. Gunakan waktu Anda untuk melakukan hal-hal berguna dibandingkan dengan protes, mengeluh, iri dengan orang lain, menyalahkan gurunya, apalagi ghibah, gosip, atau menangisi kegagalan Anda. Please deh, jangan cari kambing hitam dan menyalahkan orang lain! Anak Anda belum berhasil itu bukan karena salah gurunya dan belajar dengan guru yang terkenal juga bukan solusi anak Anda pasti menang kompetisi.

 

6. MILIKILAH SUPPORT SYSTEM

Anda tidak dapat menuju ke puncak sendirian. Dukungan dari inner circle, seperti orang tua dan keluarga merupakan bahan bakar untuk memotivasi Anda ketika ingin berhenti. Bangunlah komunikasi yang baik dengan instruktur musik/mentor terpercaya Anda.


 

PENUTUP

Terlepas dari bagaimana dunia menilai Anda, Anda tetaplah seorang musisi, karena apa yang ada di dalam diri Anda, bukan karena cara orang lain memandang Anda. Jadi Anda hanya perlu menjadi diri sendiri dan memainkan apa yang Anda yakini baik, jujur, dan tulus, di level manapun Anda berada. Tidak perlu menjadi seorang maestro dulu atau harus prodigy dulu baru konser. Terkadang yang membangun tembok besar Cina itu adalah diri kita sendiri. 

 

Hidup adalah tentang perjalanan, pengalaman, belajar dengan segala naik turunnya - kesenangan dan kesedihannya, keberhasilan dan juga kegagalan. Kehilangan dan kegagalan itu tidak pernah mudah, tetapi Anda belajar dan tumbuh darinya. Ini adalah proses pembelajaran kumulatif. Itulah yang membentuk jati diri Anda. Jadi jangan takut dengan kegagalan. Selamat berlatih!