Wednesday, March 1, 2017

5 HAL YANG WAJIB DIKETAHUI ORANG TUA PADA KELAS PIANO (PARENT'S GUIDE) - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, March 2017)

“5 HAL YANG WAJIB DIKETAHUI 
ORANG TUA PADA KELAS PIANO”
(PANDUAN KELAS PIANO BAGI ORANG TUA)
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, March 2017


 IT TAKES TWO
“It takes two generations to make a musician - the first generation learns how to learn, and then the second generation has parents who know what it takes to really become a musician. Together they’re laying the foundations for the next generations to have the chance to master an instrument.”

Setelah membaca kutipan diatas, mungkin Anda langsung berpikir: “Waduh, mati deh! Saya nggak bisa baca not balok, buta nada, apalagi tahu letak not dimana? Boro-boro! Apakah itu berarti anak saya tidak bisa mendapatkan kesempatan belajar piano yang lebih baik?” (*panik) It’s ok, calm down! Don’t worry, be happy! Tarik napas dalam-dalam, buang napas! Banyak cara yang bisa dilakukan kok. Orang tua yang pintar selalu menemukan cara untuk mendukung buah hati nya.

Tidak semua orang tua memiliki latar belakang memainkan musik. Jika Anda adalah orang tua yang ingin memasukkan anak Anda ke kelas piano, mungkin Anda akan kewalahan dengan tuntutan berlatih dan bingung dengan apa yang Anda harus lakukan. Tentunya jika Anda ingin terlibat dan mendukung pendidikan musik anak Anda. Jadi apa yang wajib Anda ketahui?

Be prepared for extra cost!

1. SIAPKAN BUDGET EKSTRA
Sebagai orang tua, Anda wajib membayar uang kursus tepat waktu setiap bulannya. Namun yang dimaksud dengan budget ekstra adalah pengeluaran diluar uang kursus piano. Mengapa? Karena hal ini bisa bikin orang tua “bernyanyi”, secara tidak murah dan masuk kategori wajib. Misalnya: buku musik, buku partitur, biaya konser, biaya ujian musik, metronome, pernak-pernik pendukung musik, workshop, masterclass, seminar, piano bench adjustable, foot stool, piano tuning (setem piano), dan investasi piano akustik (bukan keyboard) untuk tujuan jangka panjang.

 

2. RENCANAKAN DAN ATUR WAKTU KELAS PIANO ANAK!
Jangan pernah bolos! Kecuali Anda mengalami hal-hal yang sifatnya darurat. Apa hal-hal yang masuk ke kategori darurat? Misalnya: kecelakaan, penyakit menular, atau anggota keluarga inti meninggal. Hal-hal lain diluar itu tidak termasuk kategori darurat. Kelas piano perlu dilakukan secara rutin. 

“If it’s important to you, you will find a way. 
If not, you will find an excuse.”

Cek jadwal anak dan jika anak berhalangan untuk hadir, usahakan untuk me-reschedule jadwal dengan guru piano ybs jauh-jauh hari. Jangan batal mendadak 10 menit sebelum kelas dimulai! Kalau berhalangan datang, mohon diinformasikan ke guru ybs. Every minute counts. Pastikan anak selalu membawa buku piano nya dan perhitungkan faktor kemacetan agar anak bisa datang tepat waktu. 

Great parent is a good planner and organizer!

3. DAMPINGI ANAK DALAM BERLATIH!
Latihan itu hukumnya wajib, bukan pilihan! Bahkan jika itu hanya berlangsung selama sepuluh menit setiap hari. Ajarkan anak untuk berkomitmen dan jadikan latihan sebagai kebiasaan, seperti layaknya menyikat gigi. Latihan itu perlu niat, usaha, dan kedisiplinan. Berikan pengertian kepada anak. Tidak pernah latihan? Eitss… dilarang protes, komplain kenapa anak tidak mengalami kemajuan, mencari kambing hitam, atau menyalahkan guru piano.

Eliminasi hal-hal yang mengganggu kelas piano anak, termasuk jadwal les lain yang terlalu banyak dan penggunaan gadget yang berlebihan. Anak juga perlu diingatkan untuk mengerjakan PR dan berlatih setiap hari. Biar saja dibilang bawel. Anda adalah orang tua anak tsb. Anda berhak menetapkan aturan dan konsekuensinya.

Tanpa latihan, kelas piano hanya buang-buang waktu dan uang. Seorang jenius pun tetap butuh latihan. Sesekali luangkan waktu untuk mendengarkan permainan piano sang buah hati. Bingung apa yang harus dilakukan dalam latihan? Cek buku catatan tertulis dan instruksi yang diberikan guru piano. 

“Trust is good, but control is better!”

4. BERKOMUNIKASILAH DENGAN ANAK & GURU PIANO!
Meski sering tidak tampak jelas, sebetulnya anak Anda sangat membutuhkan perhatian, bimbingan, dukungan, dan kasih sayang Anda sebagai orang tua. Mereka tidak dapat melakukan hal ini (berlatih, ujian piano, konser piano) sendirian. Cepat atau lambat, pasti selalu muncul problem. Disitulah mereka membutuhkan bantuan Anda.

Tahunya ada masalah? Pemula (pre-beginner & beginner) pada umumnya anak diharapkan memiliki lagu baru setiap minggunya. Paling tidak satu (1) lagu baru dan mengulang satu (1) lagu yang lama. Ketika anak mengulang lagu yang lama lebih dari satu (1) bulan, perlu dikomunikasikan apakah ada masalah yang membutuhkan perhatian orang tua? Komunikasi adalah salah satu hal yang paling esensial dalam mengetahui kondisi anak terkini dan mencari solusi/tips atas problem yang dihadapi anak pada latihan di rumah.

Talk and communicate with them!

Jangan ragu untuk berdiskusi dengan guru piano nya secara empat mata. Anggaplah guru sebagai partner Anda, bukan musuh Anda! Mintalah waktu khusus untuk berkonsultasi diluar jam kelas anak. Umumnya pagi sebelum guru mengajar, supaya tidak mengganggu kelas berikutnya.

Namun seiring kemajuan teknologi, banyak alternatif yang bisa dilakukan untuk tetap berkomunikasi. Tentu saja apabila Anda mempunyai waktu untuk berdiskusi secara real time lewat tatap muka tentunya akan lebih baik. Karena bahasa tertulis mempunyai keterbatasan dan rawan miscommunication.

Be their biggest supporter!

5. LIBATKAN DIRI ANDA DAN JADILAH SUPPORTER TERBESAR ANAK!
Sayangnya tipikal orang tua di Asia jarang mengekspresikan kasih sayang secara verbal kepada anak. Misalnya: memuji anak “Wah mainnya bagus ya, good job, dear!” atau “Mama bangga sama kakak, karena rajin latihan piano setiap hari!”. Atau ketika gagal misalnya, “Tidak apa-apa, Nak! Adik harus berlatih lebih giat lagi, pasti adik bisa!”.

Banyak anak tidak tahu, bahwa mereka boleh mengekspresikan/mengkomunikasikan perasaan mereka. Umumnya di Asia, anak hanya mengenal hukuman (punishment). Dimana tuntutan dan ekspektasi orang tua terhadap anak begitu tinggi. Apabila anak tidak berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, maka anak akan menerima hukuman (baik secara verbal, maupun non verbal).

Yang perlu Anda ketahui adalah perkataan positif, seperti dukungan, sugesti, dan pujian, mempunyai dampak yang luar biasa. Kritik juga bisa merupakan perkataan positif, selama kritik yang diberikan bersifat membangun, bukannya destruktif dan berbau sinisme. Ada banyak cara kok, untuk memotivasi anak tanpa memberikan hukuman secara fisik atau menyerang anak dengan kata-kata kasar berbalut rasisme atau membanding-bandingkan. 

Appreciate their effort!
"I'm so proud of you!"

Tuntutan yang tinggi harus diimbangi dengan apresiasi yang tinggi pula (reward*). NoteReward disini bukan berupa hadiah uang, lho ya! Di sisi yang lain, ketika anak merasa gagal dan tidak mampu, itulah saatnya orang tua berperan menjadi motivator. Beberapa orang tua bahkan mengambil kelas piano secara khusus, demi kemajuan anaknya. Membaca buku tentang pendidikan musik dan bertanya kepada para expert, untuk menambah pengetahuan mereka seputar belajar piano dan membaca notasi balok.

Namun ketika Anda tidak melek musik dan buta nada, Anda bisa meluangkan waktu untuk mengantar anak ke kelas musiknya. Mintalah ijin kepada guru kelas nya untuk mengobservasi anak di kelas piano nya, karena tidak semua guru mengijinkan hal ini. Mengapa? Simak di artikel berikutnya! Dampingi anak pada waktu ujian musik, menonton konser bersama, dan berdiskusi tentang kelas piano nya.

Always be there for them and love them!

INTROSPEKSI DIRI

Sudahkah saya sebagai orang tua, mendukung anak secara optimal? Apakah saya pernah mengucapkan kata-kata negatif pematah semangat? Pernahkah saya memberikan apresiasi kepada anak atas usahanya? Mulai libatkan diri Anda sebagai orang tua dan berpartisipasilah di setiap kesempatan yang ada. Anda akan terheran-heran betapa besar efeknya dalam memotivasi anak. 

“Where love is deep, much can be accomplished.” 
- Shinichi Suzuki -