"TIK TOK"
MENGENAL DASAR RITME
MENGENAL DASAR RITME
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, June 2016
RITME KEHIDUPAN
TIK TOK… TIK TOK… Suara apakah itu? Betul sekali! Umumnya orang akan menjawab: JAM! Nah, tahukah Anda bahwa unsur tik tok ternyata
mendominasi hidup kita? Sebut saja alarm jam, denyut nadi, detak jantung, langkah
kaki, tepuk tangan, jadwal makan siang, bangun tidur, hingga jam tidur. Tik-tok
tidak bukan dan tidak lain adalah:
RITME.
Uniknya ritme bukan hanya ada
dalam musik saja, lho! Pola ritme juga
bisa ditemukan pada baju bermotif garis-garis, polka dot, bahkan batik. Pada cuaca, di negeri empat musim: ada musim
dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Night and day, day and night (lho,
kok kayak lagu?). Terjadi LAGI dan LAGI, dengan cara kerja yang sama.
Pada artikel kali ini kita
akan membahas tentang ritme, sebagai salah satu esensi musik yang penting
selain melodi. Bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan, bahwa ritme lebih
penting dari melodi. Ritme
adalah musik itu sendiri. Walau demikian seringkali ritme menjadi hal yang abstrak bagi
kita. Namun ritme merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan. Ritme muncul dalam berbagai bentuk dan
memiliki POLA BERULANG (pattern). Pertanyaannya adalah:
apakah hal yang teratur, rutin, dan berulang itu indah? Atau justru: “oh well, it's so predictable and boring!”?
MENGAPA KITA PERLU MEMPELAJARI RITME?
Ritme ada dalam diri kita. Mulai dari gen, bernafas, sampai detak jantung kita adalah sebuah ritme. Ia selalu ada dalam semua hal dan aspek kehidupan kita. Ketika kita mulai memahami pola ritme dunia, kita pun belajar memahami diri kita sendiri. 365 hari dalam setahun, 30 hari dalam sebulan, 7 hari dalam seminggu, 60 menit dalam sejam. Dimana posisi/peran kita dalam hierarki alam semesta, kehidupan sosial, fungsi kita dalam keluarga, hobi kita, kebiasaan kita, sarapan, tidur, makanan favorit kita, apa yang kita suka/tidak suka? Apapun yang membuat kita hidup dan tetap berdetak? Dengan mempelajari ritme, kita belajar mengenal diri kita dan lingkungan di sekitar kita. Siapa yang menyangka, bahwa ritme ternyata begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita?
Ritme ada dalam diri kita. Mulai dari gen, bernafas, sampai detak jantung kita adalah sebuah ritme. Ia selalu ada dalam semua hal dan aspek kehidupan kita. Ketika kita mulai memahami pola ritme dunia, kita pun belajar memahami diri kita sendiri. 365 hari dalam setahun, 30 hari dalam sebulan, 7 hari dalam seminggu, 60 menit dalam sejam. Dimana posisi/peran kita dalam hierarki alam semesta, kehidupan sosial, fungsi kita dalam keluarga, hobi kita, kebiasaan kita, sarapan, tidur, makanan favorit kita, apa yang kita suka/tidak suka? Apapun yang membuat kita hidup dan tetap berdetak? Dengan mempelajari ritme, kita belajar mengenal diri kita dan lingkungan di sekitar kita. Siapa yang menyangka, bahwa ritme ternyata begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita?
“Our goals keep us going, but it's our dreams that make us tick.
So if you disconnect your goals from your dreams,
don't be surprised if one morning you realize that your life is on autopilot.”
– Ray N. Kuili
– Ray N. Kuili
Lalu apa bagusnya sih anak-anak belajar tentang ritme?
Ritme dan pengulangan mempunyai manfaat yang besar bagi anak-anak. Anak yang sehat tumbuh berkembang dan belajar melalui aktivitas/rutinitas yang berulang. Pengulangan ini akan menciptakan perasaan yang tenang, aman, nyaman, menenteramkan hati, sense of belonging, kestabilan, perasaan dicintai, dan sebuah PREDIKSI. Sesuatu yang mereka kenal, familiar, dan dapat dimengerti. Itulah mengapa mereka suka sekali dengan games dan bisa melakukannya lagi dan lagi dan lagi!
Ritme dan pengulangan mempunyai manfaat yang besar bagi anak-anak. Anak yang sehat tumbuh berkembang dan belajar melalui aktivitas/rutinitas yang berulang. Pengulangan ini akan menciptakan perasaan yang tenang, aman, nyaman, menenteramkan hati, sense of belonging, kestabilan, perasaan dicintai, dan sebuah PREDIKSI. Sesuatu yang mereka kenal, familiar, dan dapat dimengerti. Itulah mengapa mereka suka sekali dengan games dan bisa melakukannya lagi dan lagi dan lagi!
Bahkan menurut Infant
Mental Health Conference (IMHAANZ) di Queenstown, ritme dan pengulangan
merupakan terapi yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kondisi yang stabil bagi
batita yang mengalami trauma. Seperti bencana alam, kecelakaan, perceraian, dan
kematian orang tua. Jadi hal yang rutin dan berulang itu ternyata tidak selalu boring ‘kan?
PERAN RITME DALAM BELAJAR MUSIK
Bukan hanya seorang pemain
bass dan drummer saja yang perlu belajar ritme. Pianis dan gitaris pun perlu
belajar ritme yang baik. Peran ritme sangat penting dalam membangun LANDASAN/DASAR MUSIK yang baik, bak sebuah
rel kereta api atau landasan pesawat terbang. Tanpa landasan yang baik, maka
akan rawan terjadi kecelakaan. Nah, apa itu dasar musik yang baik? Dasar musik
yang baik mencakup hal-hal, seperti: tempo
yang stabil, pemahaman nilai, durasi, nama not, serta aplikasinya ke dalam
praktik bermain instrumen musik.
Dasar ritme yang baik juga
membantu dalam BERLATIH SECARA EFEKTIF
dan mengembangkan MUSIKALITAS ANAK. Walau
peran ritme penting, dalam praktiknya ritme hampir selalu dianak-tirikan.
Banyak metode yang lebih mengutamakan teknik, latihan jari, dan tangga nada. Apalah
artinya bermain tangga nada tanpa disertai tempo yang stabil? Pada bagian yang
mudah tempo super cepat, pada bagian yang sulit tempo super lambat. Waktu
latihan pun akan terbuang percuma! Dasar ritme yang baik juga merupakan ASET dan STANDAR KOMPETENSI MUSISI yang
handal. Siapa coba yang mau jam session dengan drummer dan bassist yang
temponya OUT alias keluar dari setelan? Dan jangan berkelit, bahwa itu adalah
aliran anti-mainstream!
Manusia dilahirkan dan diciptakan
dengan gen untuk bermusik. Artinya
manusia dirancang sedemikian rupa, sehingga ia mempunyai kepekaan untuk mendengar, belajar
merasakan pola ritme, dan keinginan
menciptakan musik/bermusik. Kemampuan ini bahkan secara alami telah
dikuasai oleh bayi. Sealami mereka berjalan dan berbicara. Seketika seorang
balita mendengarkan musik, ia mulai menyusun pola ritme nya sendiri dan secara
spontan bereaksi/meresponnya.
Manifestasinya berbeda-beda,
mulai dari menggoyangkan tubuhnya, memantulkan tubuh kecilnya, tersenyum,
bergumam, hingga berusaha mengimitasi bunyi yang ia dengar dengan
memukul-mukulkan tangannya ke permukaan suatu benda. Ajaib dan luar biasa,
bukan? Dan tebak musik apakah yang pertama kali ia dengar? Yup, suara ibunya! Music to
their ears! Kepekaan dalam mengenali pola ritme ini merupakan salah satu
faktor yang menentukan kecakapannya dalam penguasaan bahasa dan berkomunikasi.
Semakin banyak pengalaman mereka dalam mengenali ritme, maka semakin cepat pula
mereka berkembang dalam segala aspek kehidupan di masa yang akan datang.
APA ITU RITME?
Ritme/ritme berasal dari
bahasa Yunani ‘rhythmos’ yang berarti sebuah aliran. Aliran waktu. Aliran
dalam rona warna kehidupan. Ritme adalah esensi dari musik. Unsur yang paling
penting dalam musik. Ritme adalah sebuah awal dan akhir. Anda bisa
menggabungkannya dengan unsur/elemen musik lainnya. Tetapi tanpa ritme, tidak
akan ada musik. Banyak hal yang terkait dengan ritme, salah satunya adalah
menari dan jenis irama (style). Untuk menguasai jenis irama (style,) jelas Anda perlu menguasai
bahasa ritmenya terlebih dahulu.
Menjadi menarik di dalam musik,
bagaimana ritme dapat menjadi sesuatu yang TERUKUR/DAPAT
DIIDENTIFIKASIKAN dalam sebuah waktu. Sebuah durasi, panjang-pendeknya
nada, aksen, dan kecepatan. Uniknya walau unsur-unsur ritme sangat sistematis
seperti matematika, ritme tetap bisa menjadi musik bagi pendengarnya.
ELEMEN-ELEMEN RITME
Setiap elemen ritme memiliki
struktur yang berulang, saling berkaitan, berelasi, serta merupakan unsur yang
tidak terpisahkan dalam sebuah lagu. Ritme bisa tetap eksis tanpa
melodi. Tapi melodi tidak bisa hidup tanpa adanya ritme. Ibarat nasi goreng. Walaupun ada
bahan-bahan yang lainnya seperti telur, ayam, dan mentega. Tidak akan ada yang
namanya nasi goreng, kalau tidak ada komponen utamanya, yaitu: nasi! Berikut
ini dibahas beberapa elemen ritme yang penting, a.l.:
1. KETUKAN (BEAT)
Beat atau ketukan merupakan unsur musik yang matematis dan paling
fundamental di dalam aktivitas yang berhubungan dengan ritme, dimana musik
dapat diukur. Dalam musik, ketukan merupakan
elemen utama yang membentuk pattern /pola
ritme. Oleh sebab itu penting bagi murid untuk mempelajari apa arti ketukan
melalui pengalaman bermusik secara real-time.
Karena musik adalah olah rasa, bukan olah raga.
KONSEP DASAR DALAM MEMAHAMI KETUKAN
- Musik bergerak dengan ketukan yang stabil dan teratur. Hal ini dapat dijelaskan dengan mengasosiasikan detak jantung atau detik pada jam.
- Musik bergerak dalam nada (notes) dan juga kesunyian (pause/rest) dengan durasi (panjang-pendek) yang berbeda.
- Setiap ketukan terdiri dari dua bagian yang terulang secara terus-menerus, yaitu: ketukan kuat dan ketukan lemah. Dimana terjadi energi yang membangun tension dan melepaskan tension (rileks). Proses ini dapat diasosiasikan seperti aktivitas BERNAFAS, dimana terjadi kegiatan menarik nafas (inhale) dan membuang nafas (exhale). Ketukan yang kuat disebut sebagai stress/accent (aksen). Posisi aksen dalam sebuah periode berulang akan menentukan jenis tanda ritme yang digunakan pada suatu lagu.
- Ketika terbentuk sebuah deretan ketukan kuat dan lemah dalam suatu periode, maka terjadilah meter. Pola meter yang muncul secara berkala dalam kombinasi dua, tiga, atau empat ketukan, disebut sebagai tanda birama (time signature). Berikut ini merupakan contoh meter 2/4, dimana grup ketukan terdiri dari dua bagian, yaitu: ketukan pertama selalu kuat (aksen) atau dapat juga disebut sebagai downbeat dan ketukan yang kedua selalu lemah atau dapat disebut sebagai upbeat. Downbeat biasanya ditandai dengan gerakan tangan kebawah, dimana energi dihempaskan (↓) dan upbeat ditandai dengan gerakan tangan keatas, dimana tangan mulai mempersiapkan energi yang telah dilepaskan (↑).
2. TEMPO
Tempo berasal dari bahasa
Itali yang artinya time atau waktu.
Tempo merupakan ukuran kecepatan (CEPAT/LAMBAT,) yang diukur dalam jumlah
ketukan yang terjadi dalam satu menit (beats
per minute/BPM). Umumnya sang komposer lagu akan menentukan kecepatan
bermain yang AKURAT, STABIL dan TERATUR dengan menuliskan
angka metronom (MM = Maelzel’s Metronome).
Penulisan tempo biasanya
terletak pada bagian awal lagu, diatas baris pertama. Umumnya berlaku sampai
akhir lagu, atau sampai terjadi perubahan instruksi pada garis paranada (staff). Mengapa tempo ditulis dalam
Bahasa Itali? Karena Italia merupakan pusat kebudayaan dan peradaban dunia pada
abad ke-17. Disana berkumpul komposer-komposer yang berpengaruh dalam kancah musik
dunia. Komposer-komposer ini menggunakan istilah yang mendiskripsikan kecepatan
sebuah lagu secara spesifik. Sejak saat itulah istilah dalam Bahasa Itali dipergunakan
hingga kini.
METRONOME
Metronome (dari bahasa Yunani ‘metron’ = ukuran dan ‘nomos’ = teratur) merupakan alat pengukur
ritme yang diciptakan oleh Johann
Nepomuk Mälzel dari Jerman pada tahun 1816, dapat memproduksi pulse yang teratur (seperti denyut/detak)
secara lisan, dan visual. Hal ini dapat diketahui dari berapa pendulum/pendel
yang berdetak dalam satu menit.
Metronom merupakan alat bantu bagi setiap musisi dalam berlatih sejak awal abad ke-19 untuk menentukan kecepatan bermain secara akurat, dan mempertahankan kecepatan yang stabil dalam bermain musik. Ludwig van Beethoven adalah komposer pertama yang menggunakan tanda/simbol metronom yang spesifik dalam musiknya.
Metronom merupakan alat bantu bagi setiap musisi dalam berlatih sejak awal abad ke-19 untuk menentukan kecepatan bermain secara akurat, dan mempertahankan kecepatan yang stabil dalam bermain musik. Ludwig van Beethoven adalah komposer pertama yang menggunakan tanda/simbol metronom yang spesifik dalam musiknya.
Jenis metronome yang paling
umum, adalah metronome mekanik, yang menggunakan pendulum seperti pada jarum
jam dengan pemberat yang bisa diatur ketinggiannya pada ujungnya. Semakin
tinggi pemberatnya, maka semakin lambat pula temponya. Pendulum tsb. akan
bergerak ke kiri-kanan, sementara mekanisme didalamnya akan memproduksi bunyi
klik di setiap ketukannya.
MELATIH RITME
Berbagai cara dapat dilakukan
untuk membantu murid dalam merasakan dan mendengarkan ritme pada saat bermusik.
Mulai dari bertepuk tangan (clap,)
menjentikkan jari (snap,) berjalan,
berlari, menggoyangkan tubuhnya, sambil bernyanyi, mendengarkan musik, atau
berhitung.
Guru juga dapat melakukan permainan ritme di dalam kelas dengan
menggunakan alat perkusi dan Orff-instruments.
Sedapat mungkin murid juga diajarkan untuk bermain dengan tempo yang sesuai
dengan tuntutan lagu yang dimainkan. Sebaiknya guru musik juga sering
menggunakan istilah/terminologi dalam Bahasa Itali dan menjelaskan artinya.
Luangkanlah sedikit waktu untuk membahas konsep tempo dan perubahannya. Anda
bisa menggunakan ilustrasi dan metronome sebagai alat bantu.
ORFF-INSTRUMENTS
Akhir kata, Timing is everything. Manusia tidak
kuasa menahan laju waktu, atau mempercepat/memperlambatnya. Pada realitanya
hidup adalah tentang menunggu. Menunggu sampai pada akhirnya Sang Pencipta
memanggil. Menunggu sambil menangkap momen kehidupan, sehingga hidup menjadi
lebih berarti dan layak untuk diperjuangkan.
“Yesterday is history.
Tomorrow is mystery.
Today is a gift. That’s why it’s called a PRESENT.”