"TIDAK SEKEDAR HITAM PUTIH"
PENGANTAR PIANO JAZZ
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, April 2016
“Wow mainnya piano nya keren banget, bro!
Chord nya miring-miring gitu, kedengeran
Jazzy!”
Banyak opini seputar main
piano Jazz. Ada yang bilang susaaah
banget seperti Mission Impossible.
Sudah belajar piano susah, apalagi ditambah embel-embel
Jazz? Hadew, latihan seumur hidup juga nggak bakal cukup
deh! Hanya segelintir orang saja yang bisa memainkan piano Jazz dengan tata
gramatik dan idiom Musik Jazz sejati. Yaitu pemusik kulit hitam yang terlahir
dengan akar budaya Jazz, seperti Art
Tatum dan Thelonious Monk. It’s in the blood!
Ada juga yang menggampangkan
seolah-olah tidak perlu latihan seperti piano klasik yang super lama plus boring bak obat tidur, tidak perlu baca
not balok, tidak perlu teori, cukup pake
feeling aja man! Makin ribet dan
dissonant chord nya, makin kedengeran kayak Jazz! Benarkah Jazz adalah
musik intuitif? Apakah karena bisa memainkan “Autumn Leaves” dan main beberapa chord yang ada 7th
nya sudah bisa dibilang Jazz?
Thelonious Monk
MENGAPA BELAJAR JAZZ?
Sudah tidak lagi zamannya
mengkotak-kotakkan musik menjadi Klasik maupun Jazz. Musik itu berakar pada
rasa dan rasa itu adalah passion bagi
pemusiknya. Dalam esensinya, Jazz dapat dikatakan sebagai musik komunal yang
sangat terbuka terhadap dialog dan unsur budaya manapun. Jazz mempunyai satu
keistimewaan dibandingkan dengan genre
musik yang lain, yaitu dimana pemainnya dapat saling bekerja sama sambil mengolah jati dirinya di saat yang bersamaan.
Jazz melatih dan memberikan asupan pada karsa kita. Bagaimana Jazz secara fleksibel dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya tanpa melupakan
siapa diri kita dan darimana kita berasal. Musik yang mengedepankan individualitas dan orisinalitas.
Belajar Jazz adalah belajar seni kehidupan. Inilah warisan Musik Jazz.
Thelonious Monk in Rehearsal, New York (1959)
DEFINISI PIANO JAZZ
Piano Jazz adalah sebuah
istilah yang mengacu kepada teknik bermain piano dalam ranah Musik Jazz. Disini
yang dimaksud dengan piano Jazz bukan hanya membahas instrumen piano saja,
namun juga dapat merujuk kepada teknik bermain instrumen keyboard lainnya. Misalnya seperti: organ, hammond, stage piano, synthesizer, dll.
MEMAHAMI MUSIK JAZZ LEWAT PIANO
Jazz adalah musik yang
menyuarakan kebebasan berekspresi individu dan berakar dari asimilasi budaya
Afrika-Amerika yang berkembang di abad ke-20. Sejak awal perkembangan Musik
Jazz, piano Jazz telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari idiom Jazz itu
sendiri. Sebagai instrumen yang mengkombinasikan melodi dan harmoni, baik dalam
permainan solo maupun format ensemble.
Oleh karena itu piano Jazz merupakan instrumen yang wajib dikuasai oleh para
musisi Jazz dan kaum akademia untuk mempelajari teori Jazz dan harmoni –
terlepas dari apapun instrumen utama mereka (major
instrument).
Namun untuk dapat memahami
piano Jazz, ada kesenjangan dalam
pengertian yang mendalam tentang kultur Musik Jazz dan kecakapan
yang sebaiknya dikuasai terlebih dahulu. Supaya Anda lebih leluasa untuk
berimprovisasi, a.l. teknik
bermain piano yang baik, dasar teori
musik (akor, harmoni, form, modes
& voicings), mendengar komposisi Jazz, dan tentunya memahami sejarah dan style Musik Jazz (mulai dari Swing,
Be Bop, Blues, Bossa Nova, hingga Fusion). Puluhan guru, ratusan lagu Jazz standard untuk dilatih, solo-licks, transkript, harmoni, improvisasi,
untuk sampai ke tingkat mahir.
Memainkan nada yang tepat
bukanlah segalanya dalam Jazz. Adalah penting untuk mengembangkan kemampuan berbahasa secara musikal,
supaya ide dan pesannya dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu kemampuan berbahasa
ini juga akan mengusung konsep, kreativitas, dan ciri khas individual seorang
musisi Jazz. Dimana improvisasi bukanlah
sekedar latihan jari dan teori saja. Improvisasi adalah cara berkomunikasi kepada pendengarnya
melalui nada. Inilah aspek sosial dari Musik Jazz.
“It
doesn’t mean a thing, if it ain’t got that SWING!”
- Duke Ellington -
SWING & IMPROVISASI: JIWA MUSIK JAZZ
Bicara tentang Jazz rasanya
belum lengkap kalau belum membahas jiwa dan esensi dari Jazz itu sendiri. Dari
sekian banyak periode dalam napak tilas Jazz, yang paling menginspirasi adalah
era Swing. Swing adalah nafas Musik Jazz. Sebuah bagian yang tidak terpisahkan
dari kesejatian Musik Jazz. Sebuah pijakan yang menjadi awal perkembangan Jazz
selanjutnya. Swing adalah Jazz. Apa itu Swing? Swing secara harafiah
diterjemahkan menjadi kata “mengayun”. Namun istilah “Swing” sendiri sulit
dedifinisikan secara baku menurut konteks Musik Jazz. Apanya yang diayun? Nada
nya, tempo nya, artikulasi, aksen, atau pola triplet nya?
Swing seringkali digambarkan
sebagai sebuah konsep bermain Musik Jazz, berupa suatu “FEEL” atau pola irama GROOVE
yang ditandai oleh off-beat dan syncopated eight notes. Biasanya dapat
dikenali pada irama bass maupun drums. Groove
juga dapat ditemui pada Musik Funk, Soul, R’nB, dan Hip Hop. Groove juga dapat menciptakan tension/intensitas. Karakter pola irama groove yang mengayun berulang dan khas mampu
membuat pendengarnya ingin menari. Tentunya Swing lebih kompleks dari hanya
sekedar irama dengan sinkopasi. Beberapa opini mengatakan bahwa swing adalah
hal yang sangat subjektif – bukan
sekedar hitam putih seperti tuts piano. Apa yang tertulis pada partitur belum
tentu sama dengan nada yang dimainkan.
Semakin Swing dijelaskan
secara teoretis, orang malah semakin bingung dan tidak mengerti. Lucunya tanpa pernah tahu makna kata Swing pun,
orang tetap bisa ber-Jazz dengan baik. Apa rahasianya? Dengan bernyanyi, melalui
pengalaman musikal, mendengarkan, dan bukan sekedar mendengar saja! Disinilah
letak keunikan dan misteri dari Jazz. Dalam piano Jazz, Swing muncul dalam
bentuk Ragtime dengan Scott
Joplin sebagai pelopornya.
Scott Joplin "The Entertainer" (Ragtime)
IMPROVISASI
Improvisasi adalah usaha untuk
mengembangkan tema musik dengan berbagai cara, a.l. mempercantik melodi,
harmoninya diperkaya, motifnya divariasi, bahkan nuansanya bisa diubah. Sebetulnya
improvisasi bukan hanya milik Jazz saja, namun juga milik Musik Klasik. Johann Sebastian Bach adalah master
improvisasi terhebat sepanjang masa. Jadi apa yang membedakan improvisasi Jazz?
Yang membedakan adalah SPONTANITAS
nya, dimana improvisasi dilakukan secara real time – seketika dan saat itu
juga. Improvisasi dalam piano Jazz nantinya bukan hanya bermain solo saja.
Namun juga memungkinkan piano Jazz berimprovisasi dalam sebuah ensemble, yang disebut dengan istilah “COMPING”.
Kemampuan untuk berimprovisasi ini akan
disempurnakan setelah melalui pengalaman panjang. Yang melibatkan totalitas, jam
terbang yang tinggi dalam berlatih dan telinga dalam mendengar.
JAZZ LITERER: JAZZ YANG KLASIK
Dalam budaya literer, Musik
Klasik digarap secara terkonsep, mempunyai alur dan form yang jelas. Jazz juga mempunyai konsep, namun tidak sepanjang
dan sekompleks Musik Klasik. Sinfoni dalam Musik Klasik bisa berpuluh-puluh
lembar dan mempunyai banyak tema. Tentunya tema dalam Jazz tidak memungkinkan
dibuat sangat panjang, karena akan menyulitkan pemain dalam berimprovisasi.
Namun sedikit tentunya bukan
berarti mudah atau tidak classy. Jazz
bisa menjadi sangat representatif dengan big
band nya yang beranggotakan lebih dari 40 orang yang memainkan notasi
tertulis, misalnya: Glenn Miller dan
Duke Ellington Big Band Orchestra. Oscar Peterson, Christopher Norton, dan
Mike Cornick juga membuat solo piano
Jazz secara tertulis untuk tujuan edukasional. Bahkan Daniel Barenboim juga memainkan karya piano Jazz literer. Banyak
pro dan kontra seputar Jazz literer, karena improvisasinya sudah ditulis
sebelumnya oleh komposernya. Namun adalah lebih baik memainkan Jazz literer
sejauh rasa Jazz nya tetap terjaga, daripada memainkan improvisasi yang
terkesan Jazzy tapi ternyata terdengar
seperti lagu cengeng murahan.
Glenn Miller Big Band Orchestra
Walau piano Jazz menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi para pelaku pendidikan musik di tanah air. Banyak perkembangan dan terobosan dalam bidang pendidikan Musik Jazz yang membuat piano Jazz layak untuk dipelajari dan dikembangkan selayaknya piano klasik. Mulai dari segi materi pembelajaran, metode, dan juga performance. Tujuannya adalah untuk membuka wawasan publik tentang persepsi Musik Jazz yang dapat merevitalisasi Musik Tradisional di tanah air. Juga ikut ambil bagian untuk dapat ikut lantang berbicara dalam peta musik dunia.
GLENN MILLER "IN THE MOOD"