“MENGAJAR PIANO POP”
by: Jelia Megawati Heru
Mengajar anak remaja mungkin
adalah salah satu hal yang paling sulit dan menantang yang akan dihadapi oleh
setiap guru dan orang tua. Apalagi jika mereka adalah seorang pemula. Pasalnya
Musik Klasik tidak lagi relevan untuk mereka. Musik Klasik mungkin bisa
dianggap sebagai Musik “primitif”
pengantar lagu tidur (alias “boring”)
bagi mereka. Dimana pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di kelas piano
menguap setiap minggunya.
Pertanyaannya, sudah optimal
kah kelas piano anak? Dengan panjangnya antrian anak remaja/dewasa yang ingin
mempelajari instrumen piano dan berkurangnya jumlah murid remaja di kelas piano,
mungkin sudah saatnya Anda “melirik” Musik Pop dan menambahkan metode
pengajaran Piano Pop ke dalam kurikulum studio musik Anda?
Perlu digarisbawahi, saya
tidak mengatakan bahwa Musik Klasik itu boring
atau menyarankan untuk berbondong-bondong pindah haluan dari Musik Klasik ke
Musik Pop. Yang saya tekankan disini adalah supaya Anda mulai membuka mata Anda
lebar-lebar dan terbuka terhadap ide mengajar alternatif yang terpadu dan lebih
modern.
Banyak potensi dan manfaat yang
bisa ditawarkan oleh Musik Pop. Yang dimaksud dengan manfaat itu tentunya bukan
untuk menenangkan anak-anak, seperti layaknya permen lollipop atau es krim di
kala anak merasa kebosanan dan sulit diatur. Musik Pop dapat memberikan murid
keterampilan yang diperlukan dalam bermain piano plus menambah rasa percaya
diri dan unsur FUN dalam repertoar
pengajaran Anda. Selain itu dalam Musik Pop, murid akan mendalami peran sebagai
pianis pengiring.
SINISME ELITE MUSIK KLASIK
Sayang beribu sayang, banyak
kaum elite Musik Klasik yang menolak mengajarkan Musik Pop yang terkesan
murahan seperti junk food, tidak
layak, dan dianggap bukan musik yang asli dalam arti sesungguhnya. Bagi mereka,
belajar Musik Pop tidak ada gunanya! Tidak akan memperbaiki teknik, tidak akan
membuat murid lulus ujian, hanya buang-buang waktu saja!
Sebetulnya dibalik segala
keglamourannya dan sinisme para elite Musik Klasik, Musik Pop mampu menjadi
sebuah repertoar yang patut diperhitungkan dalam sebuah kurikulum Piano Pop. Yang
Anda perlu lakukan, hanyalah menggali sedikit lebih dalam. Join me to the other side!
Elton John with the Red Piano
KEUNGGULAN PIANO POP
1. TAMPIL BEDA
Materi dan kurikulum repertoar
Piano Pop jelas berbeda dengan Piano Klasik. Murid kekinian yang menemui
kesulitan pada Piano Klasik, mungkin akan mendapatkan angin segar pada materi
Piano Pop. Yang nota bene memiliki berbagai lagu yang familiar di telinga dan
jauh dari kata bosan. Dalam sebuah konser tentunya Piano Pop akan memiliki ciri
khas nya sendiri dan tentunya akan menarik perhatian penonton.
2. MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEINGINAN BERLATIH
Mengajar anak remaja mungkin
merupakan salah satu hal yang tersulit bagi guru. Apalagi mengajarkan Piano
Klasik, waduh big problem! Pasalnya
remaja zaman now bisa menjadi sangat moody, kritis, dan rentan dihinggapi
virus kebosanan. Lalu bagaimana guru menyikapinya? Dengan memaksanya atau
berteriak lebih kencang? No way!
Fokus dunia anak remaja zaman now adalah dirinya sendiri dan TEMAN sebayanya. Jadi jika
teman-temannya tidak menganggap, bahwa piano itu keren atau COOL!
Kemungkinan kemajuan anak akan melambat atau lebih buruk lagi: BERHENTI. Percaya
atau tidak, walau JS. Bach sangat terkenal dan merupakan seorang legend di blantika Musik Klasik. Sayangnya Herr Bach tidak kelihatan keren bagi kebanyakan remaja di abad ke-21. Kalau ditanya apakah mereka tahu
tentang Bach? Mungkin mereka akan geleng-geleng kepala dan spontan bereaksi: “Who is Bach? Is he famous?”. Justru mungkin dengan mempelajari
beberapa trik lagu Pop, murid Anda akan tinggal cukup lama untuk mengenal siapa
itu Herr Bach atau bahkan memainkan “Canon in D” dari Pachelbel.
Disinilah letak kelebihan
Piano Pop, sebagai ajang PEMBUKTIAN DIRI
- dimana opini murid akan didengar, dimana murid akan mendengarkan dan mengenal
berbagai genre Musik kekinian yang
mereka dengar dari youtube, radio,
atau Spotify. Mereka juga dapat memilih
lagu yang mereka suka (relevan) dan memainkan versinya sendiri. Dengan demikian
mereka akan merasa, bahwa Anda berada di pihaknya, ia akan merasa divalidasi,
mendapatkan pengakuan, dan dihargai.
3. MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MENYANYI
Lirik merupakan salah satu
keunggulan Musik Pop. Jadi suka atau tidak, menyenandungkan melodi lagu dan
menyanyikan lirik merupakan bagian dari belajar Musik Pop – terutama
pengulangan bagian Reffrain. Mungkin
pada awalnya beberapa murid akan merasa malu atau tidak nyaman, karena ia
merasa tidak bisa menyanyi.
Tetapi Anda tidak perlu
khawatir. Guru musik tidak seharusnya takut untuk mengambil inisitiatif dalam
menyanyi dan memberikan contoh. Walau suara Anda tidak sebagus Alicia Keys atau Ariana Grande, percaya atau tidak, menyanyikan lirik lagu akan
memberikan keberanian dan kepercayaan diri kepada murid untuk ikut bernyanyi
bersama. Jangan pernah sungkan untuk memberikan komentar positif maupun pujian,
ketika murid ikut bernyanyi bersama. Hal ini akan memotivasi anak untuk
mencintai musik.
Dengan menggunakan metode
pengajaran Musik Pop, murid akan belajar lebih dari sekedar lagu yang keren. Ia
juga akan belajar untuk mengiringi lagu dan bahkan mungkin mengetahui bahwa
dirinya adalah seorang penyanyi yang baik. Selain itu juga akan terbuka peluang
untuk bermain bersama dengan orang lain dalam sebuah band. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk bermain musik bersama.
4. MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN TENTANG AKOR DAN HARMONI (TEORI MUSIK)
Mempelajari lagu Adele yang terbaru tidak akan membuat
murid mendapatkan nilai 100 pada ujian teori musik. Namun pada prakteknya,
Musik Pop menawarkan umpan balik untuk mempelajari teori musik yang fungsional
dan praktis, dalam aplikasi bermain musik secara real time. Mulai dari tangganada, basic chords (triads & 7-th chords), memahami struktur akor, dasar
harmoni, teknik mengiringi, improvisasi, dan bahkan analisa form dalam
mengenali pola pattern yang berulang,
seperti: intro – verse – chorus – bridge.
5. MEMPERTAJAM KEMAMPUAN AURAL/LISAN
Berbeda dengan Musik Klasik,
dimana murid akan mengandalkan 100% ketepatan dan keakuratan membaca notasi
balok pada lembaran partitur musik, kemampuan lisan dan mendengar seseorang
dalam Musik Pop mempunyai peranan yang besar dibandingkan Musik Klasik. Baik
dalam aktivitas mendengar, bertepuk tangan, menjentikkan jari, menyanyi bersama
– sesuatu yang jauh lebih kreatif dan menyenangkan untuk dieksplorasi.
Apapun itu, Anda akan membantu
murid untuk mempelajari lagu yang INGIN mereka pelajari dan bukan karena
terpaksa. Namun demikian bukan berarti murid bisa bermain dengan sesuka hati
tanpa aturan. Musik Pop tentunya juga mempunyai bentuk dan disiplinnya sendiri.
TUJUAN BELAJAR PIANO
Sebetulnya untuk apa seseorang
belajar piano? Apa hal yang utama yang ingin dicapai dengan mempelajari piano?
Untuk menjadi pemenang kompetisi atau sekedar lulus ujian musik? Akankah
pendidikan musik piano memberikan inspirasi, kecintaan, dan hasrat bagi murid?
Apakah kelas piano mampu memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk bermain
musik dengan berbagai gaya, bersama instrumen lain, bermain spontan, dan
berimprovisasi?
Zaman sudah berubah dan
mengajar Musik Klasik menjadi lebih sulit daripada mengajar Musik Pop.
Situasinya justru berbalik. Suka tidak suka, inilah kenyataan yang harus
dihadapi setiap guru piano. Teknologi dan trend sangat cepat berubah. Seorang
guru piano tidak dapat mengabaikan kenyataan ini dan menutup matanya begitu
saja.
Pertanyaannya adalah apakah
guru piano konservatif akan tetap kekeuh
untuk menjejalkan Musik Klasik kepada muridnya seperti 20 tahun yang lalu? Dan
menerima kenyataan, bahwa ia akan mungkin kehilangan murid-muridnya yang lain?
Atau Anda akan menjadi salah satu guru abad ke-21 yang menganjurkan diet
musikal seimbang antara Musik Klasik dan Musik Pop dengan mengintergrasikan
teknologi dan mengeskplorasi Musik Pop? Karena dengan begitu, Anda bisa menjadi
guru piano zaman now bagi siswa dan
orang tua yang menginginkan jenis studio musik semacam itu.