TANTANGAN MENGHADAPI
ORANG TUA YANG SULIT
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, March 2018)
“Be kind; everyone you meet is fighting a
hard battle.”
Plato
Dalam dunia nyata, hidup tidak
selalu berarti pelangi, unicorn, dan happy ending. Itu hanya terjadi di fairy tale saja. Nobody is perfect all the time. Setiap orang mempunyai masalah dalam hidupnya.
Entah karena trauma masa lalu, krisis keuangan, proses perceraian, keadaan
keluarga yang tidak stabil, kematian, hubungan yang rusak, stress, anak di-bully di sekolahnya, sakit, atau PHK
– pick one! Kita tidak pernah tahu
pertempuran apa yang sedang dihadapi seseorang.
Dalam profesi sebagai guru musik, Anda akan berhadapan dengan berbagai karakter orang tua murid. Dan tidak semua orang tua murid itu selalu baik dan ramah. Cepat atau lambat suatu saat nanti Anda mungkin bisa mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, misalnya seperti: memberikan komentar negatif dengan nada tinggi. Nah, hal apa saja yang dapat membuat Anda “naik pitam” dan bagaimana sebaiknya Anda menyikapinya?
PENYEBAB KONFLIK
Beberapa penyebab yang dapat
memicu konflik antara orang tua dan guru, a.l.
1. TIDAK ADA KEMAJUAN PADA ANAK
Sebelum mencari kambing hitam,
perlu ditelusuri penyebab mengapa anak tidak mengalami progres. Apakah anak
telah melaksanakan kewajibannya? Mengerjakan PR, rutinitas daily practice, membawa materi pelajaran, dan datang tepat waktu?
Belum lagi jadwal sekolah dan aktivitas murid zaman now yang sangat padat, sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk
berlatih (tidak konsisten).
2. PERILAKU ANAK BERMASALAH
Perilaku yang bermasalah
disini dapat diartikan sebagai perilaku yang menganggu jalannya proses belajar.
Misalnya: menolak mengerjakan tugas/menerima instruksi, melawan guru, tidak
sopan, menghina, dan mengarah ke tindak kekerasan.
Umumnya jika anak tidak
melakukan sesuatu dengan baik, ia akan menyembunyikan informasi tsb dari orang
tua mereka. Ketika orang tua tidak mendapatkan informasi yang lengkap,
kecenderungan orang tua adalah membela anak dan berasumsi bahwa gurunya yang
salah. Guru pun juga akan cenderung bersikap defensif, jika merasa diserang.
3. SALAH SATU PIHAK TIDAK MENJALANKAN KEWAJIBANNYA
Bagi guru, salah satu hal yang
paling sensitif dan tidak menyenangkan adalah menagih uang kursus. Terutama
apabila orang tua murid lalai dan molor dalam membayar uang kursus. Perlu
digarisbawahi kewajiban ini juga berlaku dua arah untuk guru dan murid. Sebelum
menunjuk kesalahan orang lain, ada baiknya masing-masing pihak juga berkaca dan
merefleksikan diri.
4. PERBEDAAN PENDAPAT/PRINSIP
Perbedaan pendapat/prinsip
bisa terjadi karena banyak faktor, a.l. ketidakcocokan antara guru dan murid,
terintimidasi, keterlibatan orang tua yang bisa melampaui batas otoritas
seorang guru (overstep), dan salah
satu pihak tidak terbuka dalam menerima saran atau perspektif lain.
TIPS MENGHADAPI ORANG TUA YANG SULIT
1. TENANG & BERSIKAP POSITIF
Jangan panik. Be cool! Jaga perilaku Anda, usahakan
tetap sopan dan ramah. Perhatikan nada
dan bahasa tubuh Anda! Gunakan nada yang lebih rendah dan positif dalam
berbicara. Jangan lupa untuk melakukan kontak mata. Cobalah untuk berempati dan
mengekspresikan rasa empati tsb terhadap “curhat” atau komentar mereka. Tunjukkanlah
bahwa Anda peduli dengan murid Anda.
Walaupun hal ini sangat sulit
dilakukan, adalah bijaksana jika seorang guru menguasai teknik dan seni
berbicara dengan orang tua.
- Biarkanlah orang tua berbicara terlebih dahulu.
- Jadilah pendengar yang baik.
- Hargai pendapat mereka sebagai seorang klien dan pribadi.
- Berbesar hatilah dan sabar dalam mendengarkan semua komentar pedas yang bernada sumbang.
- Mintalah waktu untuk memikirkan apa yang mereka katakan. Jangan sekalipun membalas email atau pesan teks dalam keadaan marah. Bila kondisi tidak memungkinkan, tundalah dulu hingga situasi mereda.
“TERIMA KASIH” DAN “MAAF”
“Terima kasih” dan “maaf”
adalah dua kata yang ajaib. Ucapkan terima kasih atas saran dan masukan dari
orang tua murid. Nobody’s perfect.
Semua orang pernah melakukan kesalahan. Guru juga manusia. Tanggung jawab guru
banyak dan begitu banyak hal bisa berjalan tidak sesuai dengan rencana.
Ketika orang tua mengungkit
kesalahan guru, terimalah informasi ini dengan lapang dada dan jangan gengsi
untuk meminta maaf. Walau waktu tidak bisa diputar ulang, setidaknya Anda
menunjukkan kepedulian Anda. Dua kata tsb dapat menjadi ice breaker dan mampu memenangkan hati orang lain.
2. HINDARI KONFLIK
- Ketika situasi memanas, Anda jangan sampai terpancing untuk berargumen dan “membalas” serangan dengan kata-kata yang tidak pantas, bernada menghina/merendahkan, atau mengarah ke kekerasan.
- Jangan tergesa-gesa dalam menjawab, memotong pembicaraan, atau menginterupsi komentar mereka. Bagaikan menyiram minyak pada api.
- Hindari kata-kata “pemicu” yang membuat situasi menjadi lebih buruk. Pelajari bagaimana kata-kata yang "benar" dapat mengembangkan hubungan yang lebih positif dan membantu Anda saat berhadapan dengan orang tua.
Alih-alih terlibat dalam debat
kusir, sebaiknya tunggu hingga sikonnya mereda. Karena ketika seseorang
emosional dan frustrasi, orang akan akan menjadi irasional dan mengatakan
hal-hal yang tidak pantas. Tentunya hal ini semakin memperparah keadaan. Jika
Anda tidak sanggup untuk menangani hal ini sendiri, mungkin Anda membutuhkan
seorang mediator yang lebih netral.
3. INFORMATIF & SERING BERKOMUNIKASI
- Jadilah pihak yang lebih aktif dan berinisiatif untuk menginformasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelas musik anak, baik via email maupun pesan teks.
- Mungkin ada kalanya Anda harus mengingatkan orang tua berkali-kali (REMINDER), dalam membayar uang kursus, perubahan jadwal kursus, juga konser dan ujian musik anak.
- Mintalah waktu untuk berbicara empat mata (TANPA KEHADIRAN ANAK) untuk mendiskusikan problem maupun kesalahpahaman yang terjadi. Tawarkan berbagai alternatif dan solusi.
4. MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Menyampaikan berita buruk
mengenai murid yang bermasalah adalah hal sulit. Orang tua umumnya hanya ingin
mendengar hal-hal yang baik tentang anaknya.
- Sebelum menyampaikan hal-hal yang buruk, ada baiknya guru juga melaporkan hal-hal baik yang telah dicapai oleh anak dan goal yang akan dicapai di kemudian hari.
- Deskripsikan masalah perilaku murid secara objektif dan non-judgemental. Tindakan ini menunjukkan, bahwa guru melihat semua hal baik yang dilakukan oleh anak dan tidak semata-mata melihat anak itu 100% buruk. Dengan begitu akan terbentuk sebuah persepsi positif.
- Prioritaskan perhatian dan pembicaraan pada siswa dan solusi dari problem, daripada sibuk dengan ego masing-masing. Kemajuan hanya bisa dilakukan, bila ada DIALOG dan PENGERTIAN.
- Ciptakanlah hubungan trio yang harmonis antara guru, murid dan orang tua! Dengan guru sebagai mentor dan orang tua sebagai partner kerja Anda di rumah, supaya murid tetap berada di jalur yang benar dalam kelas musiknya. Jika Anda berhasil menciptakan hubungan yang baik dan membangun kepercayaan dengan orang tua murid, maka ini adalah win-win situation.
5. POLICY
Pada awal kelas musik, buatlah
kesepakatan dan aturan main yang berlaku. Kesepakatan ini dibuat untuk
melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta konsekuensi jika terjadi
hal-hal yang berjalan diluar dugaan. Sehingga setiap pihak terhindar dari drama
konflik yang berkepanjangan dan hal-hal yang tidak diinginkan.
DUKUNGAN ORANG TUA
Terkadang orang tua harus
membiarkan anak untuk membuat kesalahan, mengenali kesalahan yang mereka buat, menerima
kritik, dan belajar dari kesalahan tsb. Hal ini perlu dilakukan tanpa terlalu
banyak INTERVENSI dari orang tua. Itu proses yang harus dilewati dan merupakan
pengalaman pribadi anak dalam belajar musik. Mengapa? Karena yang berada di
kursi panas bukanlah orang tua, melainkan sang anak. Good luck, teachers!
“Experience is the
best teacher,
and the worst experiences teach the best lessons.”
- Unknown