“DECODING
OPUS”
MEMAHAMI JUDUL KOMPOSISI MUSIK KLASIK
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, November 2017
Pernahkah Anda membaca judul
sebuah komposisi Musik Klasik? Membaca judul komposisi Musik Klasik ibarat memecahkan
kode rahasia – alias susah banget! Apa
itu “Opus” (Op.)? Mengapa karya Mozart
mempunyai huruf “KV” yang tercantum di akhir judul? Mengapa judulnya tidak
ditulis lebih sederhana, seperti “Let it
Be” atau “I Love You” saja sih?
Untuk apa sih repot-repot memahami sebuah judul komposisi, bukankah bermain
musik saja cukup? Anggapan Musik Klasik yang sulit dipahami ini didukung oleh
ketidaktahuan publik dan bahkan mungkin musisi serta para praktisi yang
berkecimpung di dunia pendidikan musik – mengenai pengetahuan dasar seputar
latar belakang komposisi, sejarah Musik Klasik, dan tentang komposer itu
sendiri. Hal ini membuat Musik Klasik menjadi dua kali lebih sulit diajarkan ke
anak didik. Simak artikel kali ini yang akan mengupas makna dibalik sebuah
judul komposisi Musik Klasik!
MENGAPA JUDUL KOMPOSISI MUSIK KLASIK SULIT DIMENGERTI?
Perlu diketahui penulisan
judul pada Musik Klasik ditulis berabad-abad yang lalu, jauh sebelum ada
komputer, iPad, dan iPhone. Pada zaman itu seorang komposer menulis BANYAK
komposisi. Yang dimaksud BANYAK disini bukan 10 karya saja, tetapi ratusan,
bahkan ribuan komposisi. Pada zaman itu sebuah komposisi diberi judul berdasarkan
bentuk dan instrumen. Oleh karena itu ada begitu banyak sonata, sinfoni, concerto,
dan menuet. Haydn menulis 104
sinfoni. Bach semasa hidupnya
menulis lebih dari 1128 komposisi.
Faktor lain yang membuat judul
Musik Klasik terdengar sangat kompleks adalah karena penggunaan bahasa asing
dalam penggunaan judul dan cara memainkan komposisi tsb. – Bahasa Jerman,
Perancis, Itali, dan Latin. Mengapa ditulis dalam bahasa asing? Karena Musik
Klasik bukan berasal dari kultur Asia, tetapi Eropa.
SISTEM PENOMORAN OPUS
Dengan menyebutkan “Mozart Sonata in C Major” saja, itu
tidaklah cukup. Mengapa? Karena Mozart
mempunyai banyak sonata. Piano Sonata-kah? Atau Violin Sonata? Yang mana? Dan
ada lebih dari satu Piano Sonata di kunci C Mayor. Pengecualian hanya terjadi,
apabila memang karya itu hanyalah satu-satunya Sinfoni atau Sonata.
Oleh karena itu dibuatlah
sebuah sistem penomoran yang unik untuk melacak urutan komposisi dengan tipe
yang sama, berdasarkan urutan kronologis penciptaan. Ibarat sebuah katalog atau
ensiklopedia yang diurutkan berdasarkan huruf abjad. Caranya adalah dengan
mencantumkan istilah “Opus” (dari
Bahasa Latin: “work”) atau disingkat Op.
yang akan diikuti dengan penulisan angka.
Sistem penomoran opus menjadi standar/referensi,
dimana komposisi diidentifikasi berdasarkan genre
musik tertentu (misalnya: komposisi instrumental) pada satu kurun waktu.
Katalog ini juga memuat komposisi yang belum dipublikasikan, potongan komposisi
yang tidak lengkap atau dipertanyakan bukan merupakan karya asli/otentik dari
sang komposer, serta tulisan dan bukti berupa surat lainnya yang mendukung
penciptaan komposisi tsb.
INFORMASI APA YANG DAPAT DIPEROLEH DARI SEBUAH KOMPOSISI MUSIK KLASIK?
Sebuah judul komposisi Musik
Klasik dapat menjelaskan banyak informasi - mulai dari nama komposer, tipe
komposisi, jenis intrumen, format instrumen, urutan komposisi, tahun pembuatan
komposisi, kunci/tangganada, tema komposisi, dan dalam rangka apa komposisi itu
dibuat? Untuk dapat memahami hal ini dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai
sejarah Musik Klasik, komposisi Musik Klasik, dan biografi komposer itu
sendiri.
1. NAMA KOMPOSER, ZAMAN, DAN TIPE KOMPOSISI
Seorang komposer adalah
seseorang yang menulis karya-karya musik. Namun kata 'Komposer Musik Klasik' biasanya berarti seseorang yang telah
menulis komposisi Musik Klasik. Komposer Musik Klasik biasanya dikenal dengan
nama belakang mereka. Sebagai contoh adalah Wolfgang Amadeus Mozart, yang dikenal sebagai Mozart. Nama komposer ini terletak di bagian kanan setelah judul.
Setelah namanya, hal terpenting
berikutnya tentang komposer Musik Klasik adalah tahun kelahiran dan
kematiannya. Ini biasanya ditulis dalam tanda kurung (-) setelah nama komposer.
Misalnya, Wolfgang Amadeus Mozart
(1756-1791). Hal ini berarti Mozart lahir pada tahun 1756 dan meninggal
pada tahun 1791. Dan bahwa Mozart hidup pada abad ke-18. Dalam sejarah Musik
Klasik, Mozart merupakan salah satu ikon tokoh yang penting di Era Classical.
Penting untuk mengetahui kapan seorang komposer hidup, karena tahun didalam
sejarah musik memiliki makna dan gaya musik yang berbeda pula.
Seringkali komposer menulis
banyak karya dalam satu bentuk tertentu dengan tipe komposisi yang sama. Oleh
karena itu ada banyak “Waltz”, “Prelude”,
“Sonata”, dan “Symphony”.
Pertanyaannya Waltz dan Symphony yang mana? Walau dengan menggunakan nama
komposer dan tipe komposisi nya pun, seringkali tidak mempersempit karya mana
yang dimaksud. Misalnya, tidak cukup mengatakan “Beethoven Symphony” saja, karena Beethoven menulis 9 Sinfoni.
2. JENIS, FORMAT INSTRUMEN, DAN TANGGANADA
Sebuah judul komposisi dapat mendeskripsikan
jenis dan format instrumen. Misalnya: “Violin
Sonata,” berarti biola sebagai solis dan diiringi oleh piano. “String Quartet,” berarti: violin I,
violin II, viola, dan violoncello. Selain itu dari judul dapat diketahui
tangganada sebuah komposisi.
Misalnya: Beethoven "Piano Sonata No. 14, Op. 27 No. 2 in C# minor"
adalah sebuah tipe komposisi sonata yang dimainkan oleh piano secara solo.
Piano Sonata ini merupakan sonata ke-14 yang diciptakan oleh Beethoven untuk
karya instrumental piano di tangganada Cis minor. Penulisan tangganada ini
menjadi lazim digunakan sejak JS. Bach
menerapkan kedua belas tangganada mayor dan minor dalam Wohl Temperiertes Klavier (WTK).
Beethoven "Piano Sonata No. 29, Op. 106 in B-flat Major"
3. PENOMORAN DAN TAHUN PENCIPTAAN KOMPOSISI
Selain mencantumkan Opus, beberapa
katalog mengklasifikasikan komposisi berdasarkan huruf abjad. Sebuah simbol
dipilih untuk mewakili katalog secara keseluruhan, dan simbol ini biasanya
merupakan awal dari nama belakang sang komposer, atau singkatan dari judul
katalog itu sendiri.
Misalnya: Köchel-Verzeichnis (disingkat K atau KV) untuk komposisi dari WA. Mozart, Bach-Werke-Verzeichnis (BWV) untuk komposisi dari JS. Bach, Deutsches Werkverzeichnis (D) untuk komposisi dari F. Schubert, dan Werke ohne Opuszahl ("Works
without opus number" atau WoO) untuk komposisi Beethoven yang tidak pernah diterbitkan dengan nomor opus atau
hanya bertahan sebagai fragmen.
Beberapa komposer, seperti: J. Händel
dan F. Liszt memberikan penomoran
sendiri pada komposisi mereka. Namun pada banyak kasus, penomoran yang
dilakukan oleh komposer sendiri ini tidak konsisten dan tidak efektif. Sehingga
pengurutan nomor katalog ini umumnya dilakukan secara komprehensif oleh pihak
penerbit (publisher). Dari penomoran
inilah dapat diketahui tahun penciptaan komposisi.
Hingga abad ke-18 penomoran
dengan opus hanya diberikan pada komposisi yang telah diterbitkan. Pemberian
simbol khusus pada penomoran untuk komposisi yang tidak dipublikasikan biasanya
akan terungkap, setelah penelitian lebih lanjut setelah kematian sang komposer.
4. CIRI KHAS DAN TUJUAN DIBUATNYA KOMPOSISI
Terkadang judul komposisi
seringkali lebih dikenal dengan julukan/gelar tertentu, dibandingkan dengan
judul originalnya. Julukan ini dapat ditambahkan oleh sang komposer sendiri
pada sub judul dan dianggap sebagai bagian dari judul utama sebuah komposisi.
Misalnya: Tchaikovsky’s Symphony No. 6
in B minor “Pathetique”.
Terkadang julukan itu adalah
bukan bagian dari judul utama yang resmi diberikan oleh komposer. Namun karena
ciri khasnya, komposisi ini lebih dikenal dengan nama julukannya dibandingkan
dengan judul utama yang diberikan oleh komposernya. Misalnya: Mozart Symphony No. 41 dikenal sebagai “Jupiter
Symphony” karena energi dan format instrumentasi yang besar.
Haydn "Surprise Symphony"
Haydn Symphony No. 94 in G Major dikenal sebagai “Surprise
Symphony” atau dalam Bahasa Jerman “Sinfonie
mit dem Paukenschlag” —
“Symphony with the drum stroke,” karena unsur kejutan dari sebuah akor yang
sangat keras seperti efek perkusi pada bagian akhir lagu di gerakan kedua yang
pelan dan lembut. Contoh lain adalah: Beethoven
Bagatelle in A minor, WoO 59 yang lebih dikenal sebagai “Für
Elise” (For Elise) yang didedikasikan untuk wanita yang dicintai oleh
Beethoven.
Mozart "Eine kleine Nachtmusik"
EINE KLEINE
NACHTMUSIK
Sebagai contoh dari pembahasan
judul Musik Klasik kali ini adalah “Eine kleine Nachtmusik” (Serenade No.
13 in G major), K. 525 dari W.A Mozart. I. Allegro. “Eine kleine Nachtmusik” berasal
dari bahasa Jerman “A Little Night Music”
atau “Serenade Kecil” dan seringkali diterjemahkan secara harafiah sebagai
“Musik Kecil Untuk Malam Hari,” yang ditulis oleh Wolfgang Amadeus Mozart di Wina, pada 10 Agustus 1787.
Istilah Serenade pada akhir
abad ke-18 digunakan secara luas untuk menggambarkan sebuah komposisi untuk
hiburan pada acara sosialita di kalangan elite yang populer di Eropa, seperti
pesta kebun di Wina. Mozart menulis 13 Serenata, namun “Eine kleine Nachtmusik” lah yang paling dikenal sebagai ikon dari
Mozart. Karya ini ditulis dalam format ensembel musik kamar “string quartet”, yaitu: violin I, violin II, viola, dan violoncello. Letaknya ada di bagian
paling kiri (lihat contoh).
Komposisi ini memiliki 4
gerakan, yaitu:
I. Allegro
II. Romanze: Andante
III. Menuetto: Allegretto
IV. Rondo: Allegro
Potongan partitur diatas
merupakan cuplikan dari komposisi dari gerakan yang pertama, yang ditandai oleh
angka romawi “I” di tengah, setelah
tahun lahir dan kematian komposer.
Kecepatan bermain pun juga ditulis secara spesifik pada awal komposisi: “Allegro”
yang artinya cepat. Setiap gerakan memiliki tempo yang berbeda. Keempat gerakan
ini dibuka dengan sonata-allegro form pada gerakan yang pertama dan diikuti
gerakan kedua Romanze yang lambat dan
liris. Gerakan ketiga adalah sebuah minuet yang ringan, dan ditutup oleh sebuah
rondo yang cepat.
PENUTUP
Sebuah judul ternyata mengandung banyak informasi dan menyiratkan banyak makna. Memahami komposisi Musik
Klasik memang ternyata tidaklah mudah. Namun walau dengan segudang kerumitan
dan tantangannya, bukanlah tidak mungkin orang tetap dapat mengapresiasi dan
menjadi penikmat Musik Klasik sejati. Karena musiklah yang akan berbicara lebih
lantang dari bahasa manapun.
Komposer masa kini pun juga
dapat mempelajari sesuatu dari para komposer Musik Klasik terdahulu, yakni menggunakan
sistem pencatatan komposisi yang terorganisir dan terperinci, serta adanya
dokumentasi dalam berbagai bentuk, demi kelangsungan warisan budaya bagi
generasi mendatang.