ETIKA & TIPS
MEDIA SOSIAL BAGI MUSISI
MEDIA SOSIAL BAGI MUSISI
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, September 2016
“Bangun
tidur, kuterus FB”
#banguntidur #eksis
(disertai foto masih pakai kaos singlet plus celana
pendek).
Pagi-pagi bangun tidur orang tidak lagi baca koran
sambil menyeruput kopi, tapi langsung mengecek ponsel nya, browsing, chatting via whatsapp, atau langsung update status pakai tagar (baca: tanda
pagar). Tidak asing dengan fenomena diatas? Fenomena ini tidak hanya melanda di
kota-kota besar saja, lho!
Social media atau media sosial (medsos) sudah menjadi sebuah gaya hidup, kebutuhan, dan sekaligus ‘penyakit’. Terkadang orang lupa, bahwa medsos itu melekat bagai tatto dan lupa bahwa medsos adalah tempat publik dalam dunia maya. Dalam ruang publik, ada beberapa aturan main yang sebaiknya dipahami. Pada artikel kali ini akan dibahas peran medsos bagi musisi dan etika dasar dalam menggunakan medsos (Do’s & Don’ts).
Social media atau media sosial (medsos) sudah menjadi sebuah gaya hidup, kebutuhan, dan sekaligus ‘penyakit’. Terkadang orang lupa, bahwa medsos itu melekat bagai tatto dan lupa bahwa medsos adalah tempat publik dalam dunia maya. Dalam ruang publik, ada beberapa aturan main yang sebaiknya dipahami. Pada artikel kali ini akan dibahas peran medsos bagi musisi dan etika dasar dalam menggunakan medsos (Do’s & Don’ts).
DILEMA DAN KONTROVERSI MEDIA SOSIAL
Media sosial bisa menjadi sebuah DILEMA dan
KONTROVERSI. Dilema karena kita ternyata berpotensi menjadi seorang addict, tidak bisa hidup tanpa medsos barang semenit pun. Walau privasi kita terganggu karena bunyi notifikasi comment dan like yang bertubi-tubi dari aplikasi facebook pada smartphone,
narsis nggak ketulungan, pekerjaan
jadi tertunda, hingga stress sulit tidur.
Kontroversial
karena medsos bisa menjadi sangat menyenangkan dan memudahkan banyak hal – sumber
informasi, berkorespondensi dengan klien, kolega, “mengintip” kehidupan orang
lain, serta hanya perlu satu klik untuk membeli dan mentransfer. Dan semua
dilakukan dengan bermodalkan satu smartphone
saja dari rumah. Mirisnya media sosial juga bisa menjadi media No. 1 penebar
teror, penipuan, gosip, dan cibiran komen cyber
bully yang menyebar bak virus dalam hitungan detik. Anda tidak pernah tahu
kejahatan macam apa yang sudah mengintai.
SEBELUM ADA MEDSOS…
Sebelum medsos marak seperti sekarang, seseorang
seniman dan musisi harus mempunyai portfolio (biografi, proposal, DVD) dalam
bentuk hardcopy dan melakukan
semuanya secara manual. Musisi juga harus mengadakan temu-janji sambil minum
kopi dan berbincang-bincang secara pribadi dengan calon klien. Menulis musik
juga membutuhkan waktu yang lama, karena ditulis secara manual dalam kertas
partitur.
Sekarang? Apabila Anda membutuhkan seorang musisi
untuk suatu event, Anda cukup melihat profil pada website pribadi nya – yang berisi
biografinya, jadwal konser, diskografi, media seperti foto, dan video klip.
Lalu tinggal melakukan kontak lewat website atau email.
Selain website, musisi
sebaiknya memiliki akun serta laman professional
(official) yang terpisah dari akun pribadinya. Bagi seorang musisi, medsos bisa menjadi alat yang ampuh untuk terhubung dengan orang lain secara
profesional, berkolaborasi, promosi diri, mengetahui selera publik, peluncuran
album, dan iklan konser/event lainnya. Mayoritas musisi di abad ke-21 merasa
penting untuk eksis di medsos. Namun pada kenyataannya penggunaan medsos tidak
selalu efektif dalam profesi yang digeluti.
TEMAN ATAU MUSUH?
Medsos menawarkan cara yang cepat dan mudah untuk
membangun pencitraan profil seseorang, memungkinkan orang lain untuk menemukan
Anda dan musik Anda, serta membangun koneksi secara internasional – dimanapun,
kapanpun, dan dengan siapapun – entah itu promotor, agen, media, wartawan, penonton,
stasiun radio, perusahaan rekaman di website, maupun berkomunikasi dengan fans
dari belahan dunia yang lain.
Di satu sisi, medsos dapat membuka pandangan publik
mengenai dunia Musik Klasik dan mengembangkan basis penggemar yang lebih luas. Namun
di sisi yang lain, medsos bisa menjadi musuh kita. Jangan lupa pada era digital
siapapun sekarang bisa mengunduh foto pribadi kita ke akun FB mereka dalam
hitungan detik. Belum lagi para hacker
yang selalu mengintai dan dapat melakukan apa saja terhadap akun pribadi kita
demi keuntungan semata. Seketika itu citra dan nama baik kita bisa hancur. Dan
sulitnya cyber crime dalam dunia
maya, adalah kita mungkin tidak pernah tahu siapa yang melakukannya, karena
sang pelaku anonim. Bisa jadi itu bukan nama asli pemilik akun jejaring sosial,
fotonya palsu, alamat emailnya pun fiktif. Social
media could make you or break you.
ETIKA DAN
TIPS DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL BAGI MUSISI
1. JADILAH
DIRI ANDA SENDIRI
Bagi seorang musisi, hasil karya dan citra yang baik merupakan
brand dalam profesi nya. Oleh karena
itu penting bagi seorang musisi untuk tampil secara orisinil dan “normal”. Kemukankanlah
hal-hal yang positif, bermanfaat, dan inspiratif. Tidak ada yang suka dengan tukang
pamer, provokator, pembual, narsis, besar kepala, sombong, dan egois. Jangan
memposting secara bertubi-tubi dan menggunakan terlalu banyak tagar (tanda
pagar). Milikilah follower yang loyal,
ketimbang “membeli” atau mencuri follower
orang lain.
2. KEEP IT PROFESSIONAL
Kesalahan umum yang dilakukan oleh banyak musisi
adalah mencampur-adukkan kehidupan pribadi dan profesional! Bedakanlah yang
mana akun pribadi dan profesional Anda! Jangan memposting hal-hal yang sifatnya
terlalu pribadi dan tidak ada hubungannya dengan profesi Anda pada akun
profesional Anda!
Misalnya: pakai baju renang atau memamerkan otot tanpa baju
pada akun profesional. Lain ceritanya kalau profesi Anda adalah foto model.
Kalau bukan foto model, hal ini sangat tidak pantas. Apalagi kalau
profesi Anda adalah guru musik. Tentunya orang tua murid akan lebih
mempercayakan anaknya pada guru musik yang kompeten di bidangnya dan perduli
dengan anak didiknya, ketimbang dengan guru yang sibuk narsis di medsos.
Jadikan sosial media sebagai teman dan relevan untuk
menawarkan sebuah snapshot dari
kehidupan profesional Anda. Sehingga audiens menjadi tertarik untuk
mendengarkan musik Anda dan dapat membuka peluang bagi calon klien atau
berkolaborasi dengan musisi lainnya di masa yang akan datang. Misalnya: jadwal
konser yang akan datang, teaser
peluncuran album baru, dan berbagi link
video terbaru.
3. BIJAKLAH DALAM
BERTUTUR KATA & WASPADA
Gunakanlah media sosial dengan bijak! Berhati-hatilah
dengan berbagi informasi tentang diri Anda. Sesuaikan pengaturan privasi pada
bagian setting, agar tidak semua orang yang tidak dikenal dapat melihat semua aktivitas dan postingan Anda. Selalu ubah password secara rutin dan jangan pernah berikan data pribadi kepada orang yang tidak dikenal. Selalu cek akun yang ingin menjadi follower atau teman Anda
Di era demokrasi setiap orang mempunyai hak untuk
berpendapat. Setuju! Namun hak
berpendapat kita juga dibatasi oleh hak berpendapat orang lain. Dengan kata
lain: ya mbok, pake kira-kira kalau komen.
Yang sopan dong… Jangan mengkritik
rekan sekerja atau membicarakan orang lain (baca:
gosip) dengan menyebutkan nama asli atau curhat tentang masalah kehidupan
pribadi via medsos! Hindari komen negatif yang terkait dengan SARA, pencemaran
nama baik, fitnah, kesusilaan, penyimpangan seksual, narkoba, dan perjudian!
Berterima kasihlah kepada follower Anda, apabila mereka mengatakan hal-hal yang baik tentang
Anda. Namun jangan sampai Anda menggunakan kata-kata bernuansa makian/sarkasme ala kebun
binatang, apabila ada komen yang menyebalkan tentang Anda. Jangan terprovokasi,
atur privasi Anda, hapus komen yang mengganggu, dan block akun tsb. End of story.
Don’t take it personal and move on! Hindari
penggunaan kata dengan semua huruf besar dan tanda seru, karena akan memberikan
efek “berteriak” dan marah.
4. MANFAATKAN
FITUR MEDSOS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
Medsos adalah alat yang sangat kuat bagi orang yang
dapat menggunakannya secara cerdas dan terampil. Perhatikan fitur-fitur yang
ada pada setiap aplikasi dan gunakanlah secara optimal sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya: YouTube bisa menjadi sangat
bermanfaat dalam menyebarluaskan video klip Anda dan sarana promosi. Tetapi
hanya jika kualitas rekaman baik. Kalau gambar buram seperti gempa bumi dan audio
nya sember fals, bagaimana bisa mendapatkan klien? Tapi ya kalau nyanyi nya fals,
juga jangan dibilang video nya yang jelek ya!
Bagi Anda yang tidak mempunyai waktu dan komitmen yang
banyak dalam menulis artikel secara konsisten dalam sebuah blog, maka website adalah alternatif yang jauh
lebih baik. Memungkinkan orang lain melihat portfolio profil dan karya Anda. Website
dan blog ibarat publisitas dan PR bagi diri sendiri berbasis medsos, tanpa bergantung
kepada perusahaan rekaman atau promotor. Apabila dilakukan dengan tepat dan
bijaksana, maka bukan mustahil medsos dapat menjadi rekan sekerja dan kunci
sukses karir Anda. Good luck!