MUSIC IS IN OUR GENES!
Dear music lovers,
Apakah Anda pernah mendengar kalimat seperti:
"Saya tidak dapat mendengarkan nada!", alias "buta nada"
"Saya tidak musikal!", "Saya memang tidak berbakat!"???
Good news, people! Ternyata setiap orang dilahirkan dengan kapasitas untuk bermusik: kita memiliki insting dan kemampuan bermusik. Bahkan bayi menyerap musik sebelum mereka dilahirkan, dan kita secara genetik mampu menghasilkan musik. Karena musik benar-benar ada di dalam gen kita dan di dalam diri kita memang terdapat perintah untuk membuat musik. Yang kita butuhkan hanyalah sedikit dorongan dan semangat!
EAR TRAINING
Para bayi mempunyai kemampuan musik yang sangat hebat, mereka memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap nada, ritme yang berbeda, serta memiliki kemampuan membedakan berbagai timbre (warna suara). Pada awalnya, bayi mengekspresikan diri secara musikal. Umumnya mereka bergumam dengan menggunakan nada naik dan turun, lewat berbagai intensitas, intonasi, ritme - untuk memberikan maksud dari gumaman mereka itu. Hal inilah yang merupakan elemen inti dari musik. Penggunaan nada suara musikal dalam berbicara dapat mengungkapkan maksud pembicara yang sesungguhnya. Musik adalah media yang digunakan dalam memperoleh kemampuan awal dalam berbahasa.
Segera setelah dilahirkan, seorang bayi secara refleks akan mencari arah sumber suara sang ibu. Pada umur satu minggu, umumnya banyak bayi sudah mampu membedakan suara ibu mereka dari sekian banyak suara lain yang mereka dengar di dalam satu ruangan. Bahkan pada usia tiga bulan, mereka telah belajar secara fisik untuk berbalik, menghadap ke sumber suara, dan dengan cepat menerjemahkan isi pembicaraan yang mengandung emosi, serta membedakan bahasa ibu mereka dari bahasa lain dengan mengenali pola ritmik, kontur tinggi nada, dan melodi suatu suku kata. Oleh karena itu, sensitivitas terhadap ritmik pada bayi bisa menjadi faktor penentu penguasaan dari bahasa.
Pada usia 10 bulan, mereka mulai memahami bahwa nama mereka sebenarnya berkaitan dengan diri mereka - bayi dilahirkan dengan kemampuan membedakan 150 komponen vokal yang menjadi unsur penyusun setiap bahasa manusia di dunia. "Isn't it amazing?" Ternyata bayi telah dilahirkan dengan kemampuan membedakan pitch yang sempurna, atau "absolute pitch". Absolute pitch merupakan kemampuan mengingat nada musik secara akurat. "What a great musician!"
Hasil penelitian menunjukkan bahwa musisi yang memiliki absolute pitch ini umumnya mulai mempelajari instrumen musik sebelum usia tujuh tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan ini dipertahankan pada saat otak masih berada di titik perkembangan yang relatif fleksibel. Setelah usia tujuh tahun, umumnya absolute pitch ini sangat sulit untuk diajarkan dan kemampuan ini secara perlahan-lahan memudar seiring bertambahnya usia, karena sistem kerja otak yang berkembang pun berbeda - kecuali tetap dipertahankan dan dilatih sedini mungkin.
RHYTHM
Tentunya kita harus dilahirkan dengan kemampuan membedakan ritmik yang akurat, sehingga memungkinkan kita untuk merekam tempo, sinyal dan ritmik dalam memori kita dan mengulang kembali pola ini dengan akurat. Bermain musik memungkinkan anak mengembangkan konsistensi ritmik yang akurat. Menjaga kestabilan tempo dan memori sebuah pola ritmik merupakan kemampuan krusial bagi musisi manapun.
Tubuh kita juga diperlengkapi dengan suatu sistem yang berhubungan dengan waktu, atau "jam tubuh" ("internal metronome") - disinilah tubuh kita akan memberikan sinyal-sinyal, kesadaran ritmik tentang struktur waktu dan urutan kejadian dalam kehidupan kita sehari-hari. Jam tubuh ini mengatur semua hal, seperti: menentukan kecepatan berjalan, detak jantung, pernafasan, berapa lama kita tidur. Yang menariknya disini adalah ternyata jam tubuh kita sangat mirip, contohnya: orang dewasa berjalan dengan kecepatan rata-rata 110-117 langkah per menit, atau andante yang diartikan sebagai "langkah orang berjalan". Mungkin panjang langkahnya berbeda-beda antara pria dan wanita, tetapi jumlah rata-rata langkahnya identik.
MULTISENSORI
Otak bayi memiliki hubungan yang kuat antara wilayah yang memproses informasi audio visual. Warna, musik, cahaya, dan suara dihubungkan dan diproses bersama-sama dengan cara diluar pemahaman kita.
Richard Cytowic dalam bukunya "The Man Who Tasted Shapes" menulis, bahwa bayi mengalami dan memahami segala sesuatu secara multisensori. Setiap stimulasi yang diterima akan menciptakan pengalaman di setiap indera mereka. Ketika kita dewasa, sensasi-sensasi ini akan lebih dapat dibedakan, kita tidak dapat mengalami sensasi di setiap bagian otak pada saat yang bersamaan, alias "overload". Lain halnya dengan bayi, ketika seorang bayi mendengarkan musik, ia tidak hanya mendengarnya, melainkan ia menyentuhnya, melihatnya, mencicipinya, bahkan menciumnya! Karena kehebatan sistem indera pada bayi inilah, maka musik dapat menciptakan sensasi yang sangat kaya dan kuat pada anak-anak berusia di bawah 7 tahun. Para musisi yang berkemampuan tinggi bisa memperoleh kemampuan ini kembali. Mereka yang memiliki kondisi ini mampu mendengar musik dalam asosiasi warna maupun tekstur tertentu.
" In the rhythm of life we sometime find ourselves out of tune.
But as long as there are friends to provide the melody, the music plays on"
- Anonymous -
KITA PUNYA "JIWA" MUSIK
Mempunyai jiwa musik bukan hanya tentang mampu memainkan istrumen, tetapi bagaimana kita bereaksi terhadap suatu karya musik. Kita semua mampu bermusik jauh lebih baik daripada apa yang kita pikirkan. Mungkin Anda tidak yakin akan kepekaan mengenali ritmik dan nada Anda, tetapi mungkin Anda hanya belum mempelajari cara menghubungkan arti verbal dan melodis pada musik saja.
Kita menggunakan musik untuk menyemangati diri dalam menghadapi suatu momen khusus: merayu pasangan, menghibur diri, menyentuh hati orang lain, menangkan diri, merayakan ulang tahun, bahkan untuk menandai berakhirnya kehidupan seseorang. Musik selalu menjadi wadah untuk berekspresi dan berkomunikasi.
HAL YANG MENGHALANGI KITA BEREKSPERIMEN DENGAN MUSIK
Do you know? Ternyata kita hanya membutuhkan sebuah komentar negatif tentang kekurangan diri kita dari teman, orang lain, maupun orang tua untuk meruntuhkan rasa pe-de akan kemampuan diri kita sendiri. Biasanya kita akan lebih mengingat komentar-komentar negatif ini dibandingkan komentar positif mengenai diri kita, apalagi apabila komentar ini dilontarkan pada saat kita masih kecil, biasanya pada saat kita berlatih menyanyi (fals) dan dalam bidang sport (misalnya: belajar naik sepeda atau berenang).
Ironisnya, efeknya sangat besar bagi kehidupan kita di kemudian hari. Hal ini dapat memperkuat anggapan, bahwa Anda memang tidak berbakat dalam musik atau sport, buta nada, dll. Seringkali akhirnya kita menerima hal-hal ini sebagai kenyataan absolut bahwa itulah diri kita yang sesungguhnya - tidak berbakat. Well, tentunya wajar ketika manusia punya kekurangan dan kekurangan itu diungkapkan. Tentunya ada juga orang yang belum sedikitpun mengeksplorasi potensi musik mereka, tetapi hal itu tidak membuat mereka "tidak berbakat", bukan? Menurut Saya pribadi, mereka hanya belum melihat sedikit pun adanya "musisi" dalam diri mereka. Apakah Anda salah satu dari mereka?
LIBATKAN DIRI ANDA!
Ketakutan utama bagi orang dewasa dalam melibatkan dirinya secara aktif pada suatu aktivitas musik adalah mereka akan terlihat bodoh atau takut salah - "it's human and normal, I've been there too...". Tetapi cobalah untuk keluar dari zona nyaman Anda. Kali ini adalah waktu Anda, dimana Anda bebas untuk melakukan apa saja dan kreatif seperti saat Anda masih kecil. Sangat menyenangkan, berada dalam situasi dimana kita bebas berekspresi dan bereksplorasi, dimana biasanya kita sangat penuh perhitungan, profesional dalam pekerjaan kita.
Bangkitkan perasaan dan kesadaran bahwa Anda juga memiliki kemampuan bermusik, menghasilkan musik itu sangat menyenangkan, dan jangan lupa musik itu sudah ada di dalam gen kita. Kita dilahirkan untuk mengekspresikan diri melalui aktivitas bermusik.
Saya percaya bahwa setiap orang membutuhkan musik dan setiap orang mempunyai kebutuhan untuk membuat musik. Mendengarkan radio, memutar CD, pergi ke konser menawarkan kepuasan Anda secara cepat, tetapi hasil yang didapatkan tidaklah sebesar ketika kita aktif membuat musik. Oleh karena itu, terimalah bahwa Anda dapat bermusik! Jangan terlalu cemas atau khawatir dengan penampilan Anda. Setiap musisi hebat juga awalnya seorang pemula juga. Toh Anda tidak perlu menjadi pianis maestro, bukan? "Do it for yourself, just have fun and have some quality "me" time!"
Menemukan potensi musik dalam diri Anda adalah suatu faktor penting dalam proses pengajaran untuk anak Anda. Bagaimana Anda bisa membuat anak antusias dalam musik/menginspirasi anak Anda, apabila Anda sendiri "trauma" dan tidak mencintai musik? "So, again: Just be yourself, explore the music and have fun with it!"
by: Jelia Megawati Heru