"KETIKA TIGER PARENTS MENGAUM"
by: Jelia Megawati Heru
Artikel Staccato, November 2015
“Kenapa anak saya tidak bisa memainkan lagu
X
dan menjadi juara kompetisi piano seperti si A?
Kalau si A bisa, anak saya juga harus bisa!”
“Dasar, orang tua murid zaman sekarang
memang ‘nggak boleh dikasih hati!,”
ujar salah satu guru piano.
Dunia pendidikan musik
dipenuhi dengan hal yang kontroversial. Lupakan bahwa belajar musik itu
menyenangkan, mendidik, bagus bagi perkembangan karakter sang anak, dsb!
Belajar musik bisa menjadi neraka bagi anak-anak Asia yang mempunyai tiger
parents.
Istilah tiger mom pertama kali
muncul dari
Amy Chua, penulis buku
yang kontroversial
“Battle Hymn of the Tiger Mother”. Buku ini menceritakan pengalaman Amy Chua dalam mengasuh kedua
anaknya, yaitu Sophia dan Louisa ("Lulu"). Termasuk bagaimana cara Amy mendidik anaknya
dalam berlatih piano dan biola secara “kejam”.
Bagi seorang Amy Chua, Musik
Klasik adalah musik yang membutuhkan kerja keras, sangat kompetitif, dan
mempunyai standard yang sangat tinggi. “If
you’re not the best, you’re a loser. In classical music, winning isn’t
everything. It’s the only thing.” Untuk itu orang tua rela melakukan
apapun, termasuk mengancam tidak memberi makan malam, membuang boneka
kesayangan anaknya, memaki-maki, bahkan menjurus kepada kekerasan
fisik.