Tuesday, July 1, 2025

Impresionisme dalam Musik | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, July 2025

IMPRESIONISME DALAM MUSIK
By: Jelia Megawati Heru
Staccato, July 2025


Musik Impresionisme muncul dari Musik Romantik pada akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Musik Impresionisme adalah sebuah gerakan seni dalam Musik Klasik Barat, yang musiknya merujuk pada gaya eksplorasi yang dapat membangkitkan suasana hati, perasaan, emosi, atmosfer atau pemandangan dengan menciptakan gambar melalui musik.  

 

Musik impresionisme memang memiliki beberapa kaitan dengan seni visual impresionistik. Kedua gerakan tersebut berpusat di Perancis, dan lebih menekankan perspektif dan emosi daripada bentuk-bentuk tradisional.

 

ALIRAN SENI LUKIS IMPRESIONISME

"Impresionisme" juga merupakan aliran seni lukis Perancis akhir abad ke-19. Para komposer diberi label Impresionis berdasarkan analogi dengan para pelukis Impresionis yang menggunakan warna yang sangat kontras, efek cahaya pada suatu objek, latar depan, dan latar belakang yang kabur, dan sudut perspektif yang datar.

 

Gerakan Impresionis lahir di Perancis abad ke-19, ketika sekelompok pelukis muda Paris memberontak. Alih-alih mematuhi konvensi dan melukis pantulan cermin dari subjek mereka yang aristokrat, mereka berusaha melukis penggambaran alam dan kehidupan biasa menggunakan sapuan kuas yang terlihat longgar dan penekanan pada penangkapan kualitas cahaya dan bayangan. 

 

Pembangkangan para pelukis ini terhadap otoritas seni saat itu memicu periode kreativitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam Lukisan Monet"Impression, Sunrise," seorang kritikus seni, Louis Leroy menyebutnya sebagai lukisan yang belum selesai — sebuah kesan/impresi. 


PENGARUH IMPRESIONISME KE DISIPLIN SENI LAINNYA

Impresionisme dalam musik — seperti padanannya dalam seni Lukis di Perancis telah mengguncang dunia dan memengaruhi disiplin seni lainnya. Dengan melepaskan diri dari tradisi Jerman dan Wina dengan tidak mengikuti aturan-aturannya dalam Musik Klasik selama berabad-abad. Impresionisme merupakan pemutusan dari tradisi Jerman selama dua abad; totalitas hubungan antara tonik dan dominan, tension, dan resolusi yang telah runtuh. Impresionisme tidak lagi berfokus pada gerakan dan arah, tetapi lebih pada warna dan efek. 

 

Dalam Musik Impresionisme semuanya tidak lagi tentang aturan, tradisi, akurasi, dan rasa hormat, tetapi tentang pembebasan, eksplorasi, kenikmatan, dan... seperti namanya impressi, yaitu: KESAN!

 

Dalam musik dan seni Impresionis ada penekanan pada “warna-warna yang kaya dan garis yang kabur.” Dalam musik, ini berarti bahwa “sangat penting untuk menyampaikan konsep emosional secara musikal dibandingkan dengan gaya bermain yang sangat teratur dimana semuanya [sangat] sangat metronomik dan konsisten.”



Komposer mengambil inspirasi dari seni, sastra, dan alam, memprioritaskan ekspresi emosional dan individual. Misalnya, “Trois poèmes de Mallarmé” karya Ravel adalah serangkaian lagu yang didasarkan pada puisi Stéphane Mallarmé. Karya ini dikenal karena keringkasannya yang tidak biasa dan interaksi antar instrumen. “Clair de Lune” karya Debussy yang ikonik mengambil judulnya dari sebuah puisi oleh penyair Perancis Paul Verlaine, yang menangkap suasana introspektif dan halus yang dapat diilhami oleh malam yang diterangi cahaya bulan. Komposisi Lili Boulanger sering menyentuh tema-tema keterasingan dan kesedihan, menggunakan harmoni warna-warni untuk menunjukkan rentang emosi manusia yang lebih luas.

 

Debussy dan Ravel menolak diberi label musisi Impresionisme yang muncul dari para kritikus yang membandingkan musik dengan lukisan Cézanne, Degas, Monet. Dalam surat tahun 1908 ia menulis "orang-orang tolol menyebut [apa yang saya coba tulis dalam Images] 'impresionisme', sebuah istilah yang digunakan dengan ketidakakuratan yang sangat besar, terutama oleh kritikus seni yang menggunakannya sebagai label.” Ravel  juga menunjukkan ketidaknyamanan dengan istilah tsb. Ia mengklaim bahwa itu tidak dapat diterapkan pada musik. Debussy lebih menyukai istilah simbolisme.

 

KARAKTERISTIK DAN FITUR MUSIK IMPRESIONISME

Dalam dunia Musik Klasik, Musik Impresionisme merujuk pada gaya yang mengeksplorasi suasana hati dan atmosfer melalui penggunaan "warna", atau dalam istilah musik, timbre, tekstur, orkestrasi, dan konsep harmoni progresif. Judul-judulnya pun menggugah seperti "Reflets dans l'eau" ("Refleksi di atas air"). 

 

Musik impresionis dikenal karena beberapa karakteristik, sbb:

 

1. Penolakan terhadap struktur tradisional

Musik Impresionis tidak mengikuti bentuk-bentuk struktural baku pendahulunya, seperti: Mozart, Beethoven, dan BrahmsDebussy khususnya berfokus pada interaksi antara motif dan sketsa pendek. Ravel emenunjukkan rasa hormat yang relatif lebih besar terhadap formalisme, seperti yang dilakukan muridnya Ralph Vaughan Williams. Namun, tidak ada satu pun dari komposer ini yang secara kaku menganut bentuk-bentuk tradisional.

 

2. Harmoni progresif

Musik impresionistik menggunakan tangga nada kromatik, tangga nada pentatonik, tangga nada nada utuh, dan sentuhan atonalitas singkat. Teknik-teknik ini tidak sepenuhnya radikal seperti Chopin, Liszt, dan, Wagner. Namun, penerapan konsep harmonik dalam skala penuh dianggap sebagai langkah maju yang berani. 




Sementara pelukis impresionis seperti Claude Monet, Eduard Manet, Pierre-Auguste Renoir, dan Edgar Degas menggunakan sapuan kuas lebar dan perspektif kabur (blur) untuk menyampaikan emosi, komposer impresionis seperti Debussy, Ravel, Ottorino Respighi, dan Erik Satie menggunakan tangganada whole tone, pentatonik, kromatisme yang ekstrem, modes, dan gerakan akor paralel untuk menggambarkan atmosfer dan simbolisme. 



The Girl with the Flaxen Hair (Debussy)

 

Claude Debussy dan Maurice Ravel adalah dua tokoh terkemuka dalam Impresionisme. Persepsi bahasa komposisi Debussy sebagai bahasa pasca-romantis/Impresionis—bernuansa, bersahaja, dan halus. Salah satu perangkat terpenting Impresionisme musikal adalah harmoni yang lebih luas. Disonansi akor yang tidak diselesaikan (penggunaan optional notes: 9, 11, 13), namun digunakan sebagai timbre. Debussy bahkan bisa dibilang telah membebaskan tonalitas dan harmoni yang bahkan digunakan pada Musik Jazz.

 

3. Penekanan pada suasana dan suasana hati

Komposer impresionis dikenal karena bereksperimen dengan potensi tekstur dan timbre instrumen orkestra, dengan tujuan menciptakan suasana dan suasana emosional. Beberapa karya impresionis adalah puisi nada yang menceritakan narasi, tetapi yang lain hanya membangkitkan emosi secara umum.

 

The Prelude of the Afternoon of the Faun (Debussy)

DEBUSSY & RAVEL

Debussy adalah orang pertama yang mengejutkan penonton dengan puisi simfoninya tahun 1894 Prélude à l'après-midi d'un faune (Pendahuluan untuk sore hari seorang faun). Karya pendek tersebut menggunakan beberapa motif, dalam gaya puisi nada karya Berlioz dan leitmotif karya Richard Wagner. Debussy juga menggunakan skala kromatik, teknik lain yang ia kagumi dalam musik Wagner. Kromatisme ini, bersama dengan tangganada whole tone dan warna nada yang tidak biasa, membantu membedakan prelude Debussy dari musik lain pada saat itu. Karya orkestra Debussy yang menonjol lainnya, seperti La mer (1905), menghindari format simfoni standar yang masih dipraktikkan oleh para musisi sezamannya seperti Gustav Mahler dan Ralph Vaughan Williams.

 

Maurice Ravel lebih setia pada bentuk klasik daripada Debussy, tetapi ia tetap dianggap terlalu radikal bagi Konservatorium Paris yang berpikiran konservatif. Ravel awalnya dikenal melalui musik piano, termasuk Pavane pour une infante défunte (1899) dan Gaspard de la nuit (1908), dan kuartet senarnya pada tahun 1905. Namun, ia paling dikenal oleh khalayak klasik karena karya orkestranya termasuk Boléro (1928) dan adaptasi orkestranya dari Pictures at an Exhibition (1922) karya MussorgskyDaphnis et Chloé – balet berdurasi satu jam yang memamerkan penguasaan Ravel dalam orkestra simfoni. Warna nada, tekstur, dan dinamika yang ia ciptakan dari ansambelnya menjadi titik sentuh bagi orkestrasi abad kedua puluh.


Maurice Ravel


MUSIK IMPRESIONISME DI NEGARA LAIN

Kebebasan impresionisme memungkinkan mereka untuk mengembangkan ide-ide deskriptif dan sangat sering mengarah pada deskripsi budaya dan nasional; penyertaan musik rakyat tradisional, tarian, dan sastra. 

 

Para komposer sangat senang membangkitkan identitas nasional mereka, musik dari negara mereka sendiri. Ini bukan lagi masalah musik dari Italia, musik dari Perancis yang mengikuti aturan yang ditetapkan sejak periode Barok. Ini tentang kebebasan berpikir dan berbicara. Ketika Satie dan Debussy merevolusi dunia musik di Perancis, Impresionisme tidak butuh waktu lama untuk melintasi perbatasan terdekatnya; Spanyol, Italia, dan Inggris. Satu-satunya negara yang tidak terpengaruh oleh impresionisme mungkin adalah Jerman dan Austria. 

 

Musik Spanyol memiliki pengaruh besar pada impresionisme Perancis, dan tidak mengherankan jika musik ini mendapat sambutan dari para komposer di Spanyol. Faktanya, Debussy sendiri menulis banyak karya yang terinspirasi oleh Semenanjung Iberia — “La Puerta del vino”, “Sorée dans Grenade”Ibéria. Banyak komposer Spanyol; termasuk Albeniz, de Falla dan beberapa saat kemudian Mompou — yang mengambil banyak hal dari Satie dan Debussy dan menampilkan unsur-unsur impresionisme. 



Di Italia, hal itu terjadi melalui Respighi dan Fanelli. Impresionisme juga bergema di Inggris melalui DeliusOn Hearing the First Cuckoo in Spring”. Impresionisme menandai lanskap Rusia, yaitu melalui Scriabin, yang mengikuti jejak Chopin dan Liszt juga — dan Stravinsky, yang mengembangkan ide-ide baru impresionisme Debussy hingga ke titik ekstrem. Di Finlandia, Sibelius menggunakan beberapa teknik impresionis untuk menyampaikan gambar dan sensasi Skandinavia.

 

Sejatinya, impressionisme adalah upaya kreatif untuk membawa musik lebih dari ranah tradisinya. Impressionisme adalah pendobrakan. Satu “pemberontakan” dan pemutusan tradisi yang membelenggu musik. Muara akhirnya adalah TO MAKE MUSIC BEYOND. Tentu ada kritik, ada ketidaksepahaman, namun jangan pernah melupakan, bahwa intisari impressionisme adalah kedalaman hati – sebuah labirin yang sangat kaya akan warna.