“Sssst... SAATNYA BERPIANO!”
(LIPUTAN KONSER “BUT FIRST, PIANO
TIME!”)
oleh: Tim Liputan Staccato
Staccato, July 2016
Staccato, July 2016
Judulnya sangat menarik. ”But First, Piano Time!”. Agak sulit mencari padanannya dalam Bahasa Indonesia. Namun secara popular, judul tersebut dapat dimaknai sebagai: Silahkan Anda bersibuk-sibuk ria, tapi ini... adalah saatnya main piano! Itulah judul resital yang sekaligus adalah konser piano dari JELIA’S PIANO STUDIO, Minggu 22 Mei 2016. Bertempat di Pusat Kebudayaan Italia, ISTITUTO ITALIANO DI CULTURA, Jln. HOS Cokroaminoto 117, Menteng, Jakarta Pusat. Dengan direksi JELIA MEGAWATI HERU, M. Mus. Edu. Dalam esensinya, resital piano sekaligus konser ini adalah sebuah STUDENT RECITAL atau resital dan konser siswa.
Acara dimulai
tepat pukul 3 sore. Gedung Istituto Italiano, sore itu benar-benar dipadati
hadirin sampai hampir membludak. Para hadirin berasal dari berbagai kalangan,
mulai dari pramugari hingga dokter terkemuka di Indonesia. Dengan rentang umur
yang juga bervariasi. Dari anak balita sampai para senior.
Resital yang
sekaligus konser ini, mengedepankan sisi edukasi dari pelajaran musik piano.
Itulah hal penting sekaligus yang membedakan resital ini dari resital sejenis
yang marak digelar. Sangat menarik mengikuti pidato pembukaan seorang Jelia
Megawati Heru. Mengedepankan sebuah anomali tentang perlu atau tidaknya siswa
mengikuti konser semacam ini. Kemudian menukik lebih tajam dengan pernyataan,
bahwa tidak semua anak ditakdirkan menjadi pianis jempolan. Namun yang
terpenting bukanlah pameran kesaktian jari seperti Kung Fu Panda, melainkan passion
atau hasrat si anak terhadap musik dan piano itu sendiri.
Sebagai pembuka tampil Jayden Sundjoto. Usianya berkisar 5 tahun, belum genap setahun belajar piano. Namun yang ditampilkannya sangat memukau dengan ketrampilan sangat baik untuk anak seusianya. Kemudian Tampil Marc Suwito yang juga masih sangat belia. Penampilan Michael Mamo mendapat perhatian khusus sore itu, karena setelah memainkan musik, Michael Mamo mendapat kesan bahagia dengan nyanyian "SELAMAT ULANG TAHUN" di area performance.
Ken Alanna Winarta tampil membawakan solo "Lullaby" dari Johannes Brahms. Nuansa Boogie Woogie kemudian dibawakan oleh Ken Adhisya Winarta. “ODE TO JOY” yang merupakan nukilan Sinfoni No. 9 dari Ludwig van Beethoven, dibawakan dengan manis oleh Antea Putri Turk. Tampil berturut-turut Alanna Hartawan, Skyla Santana, dan Kyra Taniwan. Sebuah debutan luar biasa disajikan oleh Kyiv Taniwan, yang dengan teknik bagus memainkan “Radioactive” dengan passion ala Keith Emerson semasa muda. Hansel Wiguna membawakan sedikit rasa Calypso. Kemudian tema Jazz Cat dibawakan oleh Amber Lin.
Saat membawakan "Cotton Reel" yang bernuansa Country dan Swing, Audrina Sundjoto seolah mengukuhkan dirinya sebagai calon pianis masa depan. Karya Ludovico Einaudi yang berjudul “IL GIORNO,” mengalun manis dan sedikit romantis dari belaian jemari Ella Marie Haliman.
dr. Dario Turk & Andrea Putri Turk
Andrea Putri Turk, saat itu tampil menjadi DIVA. Andrea membawakan “Writting’s on the Wall” – soundtrack film James Bond “Spectre,” sambil bernyanyi dan berpiano. Vocal, piano, dan busananya sangat memukau hadirin. Andrea tampil bak seorang JAMES BOND LADY sejati. Dr. Dario Turk, ayahanda Andrea yang merupakan dokter Ginekolog terkemuka Indonesia, sempat memberikan encouragement pada hadirin. Bahwa apa yang berhasil diraih putrinya, termasuk prestasi Distinction dalam ujian ABRSM tidak dapat dipisahkan dari kemampuan gurunya yang bukan hanya mengajar, melainkan mendidik.
Karya komposer
Italia, Roberto Cacciapaglia yang berjudul “Oceano” dibawakan dengan sangat
manis, romantis, penuh nuansa oleh Lavinia Hidajat yang menapaki usia
remajanya. Kemudian “River Flows in You” karya Yiruma yang sangat terkenal
ditafsir oleh Natasha Aurelia Chen. Soundtrack film Korea Winter Sonata dibawakan
oleh Madeline Audrey Wiguna. Penampilan Madeline saat itu bagai membius
hadirin. Passionnya pas, gradasi dinamika nya sangat terjaga. Madeline telah
berhasil mempertunjukan drama Korea melalui jemarinya.
Sebagai penutup acara adalah penampilan Gitaris papan atas Indonesia, Michael Gunadi Widjaja. Pemegang gelar Diploma ABRSM untuk gitar klasik, yang sangat langka di Indonesia memberi salam ala Italia sebagai penutup.
Sebagai penutup acara adalah penampilan Gitaris papan atas Indonesia, Michael Gunadi Widjaja. Pemegang gelar Diploma ABRSM untuk gitar klasik, yang sangat langka di Indonesia memberi salam ala Italia sebagai penutup.
But First, Piano
Time! bukan sebuah konser biasa. Dengan direksi Jelia Megawati Heru, piano
mendapatkan bahasa yang berbeda. Tidak lagi melantunkan Musik Klasik antah
berantah yang teralienasi. Melainkan musik yang menapak bumi dengan hasrat yang
mendidik.
see more photos on FLICKR