"SISI KELAM CONCERT PIANIST"
Article Staccato, December 2014
by: Jelia Megawati Heru
“Waktunya bangun, sayang. Apakah kakimu
sudah menyentuh lantai?
Ayo, sudah waktunya untuk latihan piano
lagi,”
ujar
seorang Ibu kepada anak semata wayangnya, yang berumur enam tahun.
BERAWAL DARI SEBUAH MIMPI
Fenomena menjadi seorang concert
pianist yang bermain pada sebuah grand piano Steinway atau Fazioli di
bawah sorot lampu spotlight, memakai
tuxedo di gedung konser terkenal, dielu-elukan penonton dengan standing ovation dan teriakan “encore!” - mungkin menjadi hal yang diimpikan
banyak orang, bahkan bisa menjadi hal yang universal. Bahkan banyak tiger parents yang ambisius menginginkan
anaknya menjadi seorang concert pianist yang tenar, walau anaknya sebetulnya
tidak mumpuni atau bahkan belum tentu menginginkan hal yang sama. "I would give anything to do what she
does," ujar banyak orang dengan penuh rasa iri, setelah menonton
sebuah konser piano. Hmm, really? Benarkah
menjadi concert pianist adalah suatu hal yang membahagiakan?