"ETIKET KONSER MUSIK KLASIK"
by: Jelia Megawati Heru
Artikel Staccato Januari 2014
“Yada da da, yada da da, yada da daah…” (*Nokia Tune)
“SSSHH!!! Berisik! Tolong dong matiin HP nya!” (*sambil melotot)
Terdengar familiar? Yup! Itulah situasi stereotype dalam konser yang umumnya
terjadi tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Berbisik-bisik, suara
ponsel berdering, suara batuk-batuk, mengambil gambar dengan lampu blitz
kamera, mondar-mandir, merupakan beberapa contoh dari segelintir perilaku penonton
yang mengganggu jalannya konser – khususnya konser Musik Klasik.
Perilaku
penonton yang terkadang aneh bin ajaib merupakan masalah yang sulit diatasi dan
mimpi buruk bagi musisi yang akan tampil. Mungkin hal ini terdengar sepele, namun
ketika kita berhadapan dengan publik, ada baiknya Anda mengetahui beberapa
etiket konser yang berlaku dan mulai mawas diri – apalagi jika Anda adalah
seorang guru musik.
Ketidaktahuan publik terhadap etiket konser yang berlaku
selain merusak momen, tidak sopan, tidak pada tempatnya, juga akan berpengaruh
negatif terhadap apresiasi publik terhadap musik itu sendiri, dan memberikan
citra stereotype yang buruk bagi murid. Jangan heran apabila orang bisa mondar-mandir,
datang terlambat, pulang lebih awal pada saat musik sedang dimainkan – tanpa merasa
bersalah sedikitpun atau berpikir tindakan mereka bisa mengganggu orang
disekitar mereka.