TRIK MEMBACA NOTASI BALOK
Artikel Majalah Staccato (September 2012)
Oleh: Jelia Megawati Heru
Susah membaca notasi balok?
Here some tips to help you in the practice!
1. Keeping eyes on the page!
Untuk
membentuk kemampuan membaca notasi balok yang baik, maka murid harus
mengembangkan kebiasaan untuk terus melihat ke arah partitur. Ketika
murid perlu melihat ke tangan mereka untuk menemukan nada yang harus
mereka mainkan, maka feeling dan tactile sensory mereka
tidak berkembang. Belum lagi mereka sering melupakan dan tidak
menemukan dimana bagian yang sedang mereka mainkan pada partitur,
sehingga mereka harus mencari lagi dan membuat permainan menjadi lambat
dan ragu-ragu/tidak yakin.
TIPS (bagi guru)
Guru dapat membantu murid dalam belajar untuk terus melihat ke arah partitur, caranya:
- Guru
tetap menunjuk ke partitur dan nada yang sedang dimainkan dengan jari
dan pada saat yang bersamaan murid memainkan nada yang ditunjuk guru atau
jika murid hanya memainkan satu tangan saja, maka murid harus menunjuk
nada yang dimainkan dengan tangan yang satunya sambil menyanyikan
nadanya dengan menggunakan suku kata “la”, “ma” atau “na"
- Guru menunjuk ke arah nada yang dimainkan sambil menghitung pulse
“1, 2, 3, 4” atau sambil menyanyikan nada dengan menggunakan suku kata
“la”, “ma” atau “na” dan pada saat yang bersamaan murid memainkan
nadanya
- Murid menunjuk ke arah nada yang dimainkan sambil menyebutkan nomor jari (fingering) atau menyanyikan nama not/nadanya “do”, “re”, “mi” atau “C”, “D”, “E”
Walaupun
latihan ini diperlukan, ada kalanya tidak mungkin untuk selalu
mengandalkan visualisasi maupun memori kinestetik, misalnya: pada
perubahan posisi lebih dari satu oktaf. Bila kebutuhan untuk melihat ke
arah tangan diperlukan, guru dapat memberikan tanda pada partitur bahwa
murid dapat melihat ke arah tangan. Tetapi perlu diingatkan bahwa murid
hanya boleh menggerakkan matanya, tidak dengan kepalanya dan hanya
dalam waktu yang singkat, supaya mereka langsung fokus kembali kepada
bagian partitur sebelumnya.
2. Ear training, oh ear training……
Di
dalam bermain musik instrumen, semua koordinasi, baik itu: mata dalam
membaca notasi balok, otak dalam menangkap informasi lewat indera dan
memberikan instruksi kepada tangan, tubuh untuk melakukan sesuatu secara
kinetis - selalu melibatkan telinga dalam mendengarkan bunyi yang
dihasilkan maupun yang belum dihasilkan sekalipun. Ketika bunyi
dihasilkan, telinga kita dapat menilai tingkat ketepatannya.
Telinga
manusia normal dapat menangkap getaran bunyi mulai dari ca. 16 Hz
(frekuensi rendah) sampai 20.000 Hz (frekuensi tinggi), tergantung dari
umurnya. Telinga manusia yang terlatih dapat membedakan sampai 1/60 dari sebuah whole step (jarak not satu/Tone, misalnya: dari C ke D) dan dapat membedakan lebih dari 300 keras lembutnya suara.
Mempelajari
lagu dengan kombinasi telinga dan membaca merupakan langkah awal dalam
mengembangkan ketajaman pendengaran, karena murid belajar
mengasosiasikan apa yang mereka dengar dengan apa yang tangan mereka
lakukan dalam memproduksi suara.
Cara melatih kombinasi telinga dan membaca? Sing, sing and sing!
- Murid
menyanyikan nama not/nadanya “do”, “re”, “mi” atau “C”, “D”, “E” melodi
dari lagu yang dimainkan oleh guru sambil membaca partitur (jika murid
malu, gunakan suku kata “la”, “ma” atau “na” saja) dan mengilustrasikan kontur dari melodi tsb. dengan menggunakan pergerakan tangan naik/turun di depan tubuhnya sambil berdiri (hand sign – Kodaly technique* »optional, tidak harus«
- Murid memainkan melodi dari lagu-lagu yang sederhana dan terkenal (nursery rhymes: “Twinkle-Twinkle Little Star“) pada tuts piano hanya berdasarkan pendengaran
- Guru memainkan lagu si murid dan membuat “kesalahan” atau variasi yang di-exaggerate, murid harus mencari dimana letak perbedaan yang dibuat oleh guru
- Murid bermain piano sambil bernyanyi dan dibiasakan mengkoreksi nada yang salah lewat pendengaran
Ketika
partisipasi telinga menjadi semakin aktif dalam pembelajaran, maka
murid akan mulai menggunakannya secara automatis untuk membantu mereka
bermain lebih akurat. Setelah itu inner hearing pun akan berkembang seiring dengan berkembangnya ear training
membantu murid untuk mendengar nada apa yang mereka lihat pada partitur
sebelum mereka memainkannya pada piano, sehingga membantu mereka untuk
bermain lebih akurat sesuai dengan notasi balok yang mereka baca.
3. Learning and playing several pieces every week!
Ketika murid telah dapat membaca notasi balok pada grand staff,
maka mereka sudah dapat ditugaskan untuk membaca lagu-lagu pendek yang
sederhana dengan materi yang mirip dari tingkat pemula dengan variasi
dan konteks yang berbeda, sehingga kemampuan membaca menjadi semakin
terasah. Seiring dengan perkembangan murid, maka tenggang waktu
pembelajaran dari lagu yang satu dengan lagu yang lainnya menjadi lebih
pendek.
☞
Latihlah beberapa lagu yang sederhana, pendek dan yang mempunyai
variasi kesulitan dalam tingkat pemula yang berbeda-beda serta
signifikan untuk perkembangan permainan murid! Ciptakan rutinitas
membaca dan sight reading yang baik dan sistematis! (»lihat TIPS to build good habit in sight reading«)
Beberapa
dari lagu tsb. dapat digunakan untuk belajar menghafal dan konser,
tetapi yang terpenting dari lagu-lagu yang diberikan adalah apakah ada
sesuatu hal berharga yang bisa dipelajari murid? Misalnya: tujuan dari
suatu lagu adalah untuk melatih ritmik spesifik, jika murid melakukan
kesalahan dalam memainkan nada tapi menguasai ritmik tsb., maka murid
telah mempelajari hal yang paling penting dalam lagu itu.
4. Understanding your individual learning styles and strength!
Setiap
murid mempunyai gaya belajar dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru
dapat mengaplikasikan kegiatan belajar yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan membaca murid, apabila guru dapat menentukan gaya belajar si
murid – apakah mereka menangkap/menyerap materi lebih cepat secara
visual, lisan/verbal (aural), audio atau kinestetik?
Murid
yang mempelajari materi secara visual umumnya mempunyai kemampuan
membaca yang baik, sangat sistematis dan konsentrasi yang tinggi, bahkan
tidak jarang murid di kategori ini merupakan seorang yang mempunyai
kemampuan prima vista (dari bahasa Latin prima = sempurna/baik, vista
= visual) – yaitu seseorang yang mampu membaca notasi balok dengan
sempurna hanya dengan sekali membaca dan dalam waktu yang sangat
singkat. Sehingga mereka tidak mempunyai kesulitan yang berarti dalam
membaca, namun pada umumnya mereka menghindari penghafalan dalam belajar
(memorizing) karena sulit bagi mereka untuk menghafal. Sedangkan kemampuan untuk menghafal berkaitan erat dengan memori jangka pendek (short-term memory), ear training, inner hearing dan intepretasi – yang sangat dibutuhkan dalam latihan dan konser.
Murid
yang mempelajari materi secara verbal, umumnya mereka mempunyai
kemampuan berpikir yang baik dan kritis karena mereka menangkap segala
sesuatunya berdasarkan logika dan kognitif (pengertian). Sehingga mereka
mampu untuk menilai keakuratan serta tidak/baiknya permainan mereka,
mengkritik diri dan mencari solusi untuk memperbaiki kesalahannya.
Sedangkan
murid yang menangkap materi secara audio adalah seorang yang
mengandalkan segala sesuatunya berdasarkan ketajaman pendengaran (ear training),
seorang pendengar yang baik, sangat musikal, peka, pandai bernyanyi,
mampu mengenali berbagai lagu yang berbeda, mempunyai kemampuan yang
luar biasa dalam menghafal (memorizing) dan tidak jarang mempunyai inner hearing, sight singing dan absolute hearing yang sempurna.
Murid yang mempunyai gaya belajar secara kinestetik, mempelajari segala sesuatunya dengan baik lewat merasakan (feeling) gerakan motorik oleh tubuh mereka, mempunyai tactile sensory yang baik, otot motorik halus yang baik (fine motorik)
dan mampu membedakan, mengaplikasikan berbagai gerakan secara akurat
serta mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berbeda dan berlawanan.
Pada umumnya mereka mempelajari bentuk (pattern) pada partitur
dan membayangkan apa yang dirasakan tubuh mereka, bagaimana cara
melakukannya, lalu memainkannya pada instrumen sesuai dengan imajinasi
yang mereka bayangkan di dalam kepala mereka/visualisasi. Murid dalam
kategori ini merupakan seseorang yang mempunyai imajinasi tinggi,
konsentrasi tinggi, sense of tempo, pulse & rhythm yang baik, kemampuan mental yang baik dan kepercayaan diri yang tinggi (self esteem).
Namun
dari semua gaya belajar di atas, cara belajar yang paling baik adalah
dengan menggabungkan semua faktor baik itu
audio-visual-verbal-kinestetik. Cara belajar seperti ini disebut sebagai
learning via multi-canale, dimana semua indera diaktifkan
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa menjadi beberapa kali
lipat lebih cepat dibandingkan biasanya dan menciptakan kemampuan multi-tasking.
TIPS to build good habit in sight reading
Urutan membaca notasi balok yang baik dan sistematis:
• Observasi kunci (clef), tangga nada (key signature) & tanda birama (time signature)!
• Lihat keseluruhan dari lagu untuk menemukan hal-hal yang tidak terduga, seperti: perubahan kunci, interval satu oktaf, accidentals (# /b)
• Hitung pulse dan ritmiknya! Rasakan pulse pada tubuh kita dengan tap, clap, pat, snaps! Pilihlah tempo yang tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat!
•
Nyanyikan nada dengan “la”, “ma”, “na” atau alphabet nada “C”, “D”, “E”
dari setiap melodi di tangan kanan dan tangan kiri secara terpisah!
•
Visualisasikan jari-jari sedang bermain di atas tuts piano tanpa
membunyikannya, letakkan jari-jari Anda di atas pangkuan Anda!
• Mainkan lagu sambil tetap menghitung dan merasakan pulse sambil mata tetap melihat ke arah partitur!
•
Nilailah permainan Anda sendiri, sudah baik atau belum? Apakah akurat
atau tidak? Bila belum mainkan sekali lagi dalam tempo yang lebih
lambat!
*sight singing adalah kemampuan untuk menyanyikan melodi lagu berdasarkan notasi balok yang dibaca dalam hanya sekali melihat
*absolute hearing adalah kemampuan untuk mendengarkan keakuratan nada sesuai dengan nada pada concert pitch seperti nada pada piano tanpa alat bantu apapun
Oleh: Jelia Megawati Heru