"MUSIC IS IN OUR GENES!"
Artikel Majalah STACCATO (Juni 2012)
by: Jelia Megawati Heru
"MUSIC IS IN OUR GENES!"
Dear music lovers,
Apakah Anda pernah mendengar kalimat seperti:
"Saya tidak dapat mendengarkan nada!", alias "buta nada"
"Saya tidak musikal!", "Saya memang tidak berbakat!"???
Good news, people!
Ternyata setiap orang dilahirkan dengan kapasitas untuk bermusik: kita
memiliki insting dan kemampuan bermusik. Bahkan bayi menyerap musik
sebelum mereka dilahirkan, dan kita secara genetik mampu menghasilkan
musik. Karena musik benar-benar ada di dalam gen kita dan di dalam diri
kita memang terdapat perintah untuk membuat musik. Yang kita butuhkan
hanyalah sedikit dorongan dan semangat!
EAR TRAINING
Para
bayi mempunyai kemampuan musik yang sangat hebat, mereka memiliki
tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap nada, ritme yang berbeda,
serta memiliki kemampuan membedakan berbagai timbre (warna
suara). Pada awalnya, bayi mengekspresikan diri secara musikal. Umumnya
mereka bergumam dengan menggunakan nada naik dan turun, lewat berbagai
intensitas, intonasi, ritme - untuk memberikan maksud dari gumaman
mereka itu. Hal inilah yang merupakan elemen inti dari musik. Penggunaan nada suara musikal dalam berbicara dapat mengungkapkan maksud pembicara yang sesungguhnya. Musik adalah media yang digunakan dalam memperoleh kemampuan awal dalam berbahasa.
Segera
setelah dilahirkan, seorang bayi secara refleks akan mencari arah
sumber suara sang ibu. Pada umur satu minggu, umumnya banyak bayi sudah
mampu membedakan suara ibu mereka dari sekian banyak suara lain yang
mereka dengar di dalam satu ruangan. Bahkan pada usia tiga bulan, mereka
telah belajar secara fisik untuk berbalik, menghadap ke sumber suara,
dan dengan cepat menerjemahkan isi pembicaraan yang mengandung emosi,
serta membedakan bahasa ibu mereka dari bahasa lain dengan mengenali
pola ritmik, kontur tinggi nada, dan melodi suatu suku kata. Oleh karena
itu, sensitivitas terhadap ritmik pada bayi bisa menjadi faktor penentu
penguasaan dari bahasa.
Pada
usia 10 bulan, mereka mulai memahami bahwa nama mereka sebenarnya
berkaitan dengan diri mereka - bayi dilahirkan dengan kemampuan
membedakan 150 komponen vokal yang menjadi unsur penyusun setiap bahasa
manusia di dunia. "Isn't it amazing?" Ternyata bayi telah dilahirkan dengan kemampuan membedakan pitch yang sempurna, atau "absolute pitch". Absolute pitch merupakan kemampuan mengingat nada musik secara akurat. "What a great musician!"
Hasil penelitian menunjukkan bahwa musisi yang memiliki absolute pitch
ini umumnya mulai mempelajari instrumen musik sebelum usia tujuh tahun.
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan ini dipertahankan pada saat
otak masih berada di titik perkembangan yang relatif fleksibel. Setelah
usia tujuh tahun, umumnya absolute pitch ini sangat sulit untuk
diajarkan dan kemampuan ini secara perlahan-lahan memudar seiring
bertambahnya usia, karena sistem kerja otak yang berkembang pun berbeda -
kecuali tetap dipertahankan dan dilatih sedini mungkin.
RHYTHM
Tentunya
kita harus dilahirkan dengan kemampuan membedakan ritmik yang akurat,
sehingga memungkinkan kita untuk merekam tempo, sinyal dan ritmik dalam
memori kita dan mengulang kembali pola ini dengan akurat. Bermain musik
memungkinkan anak mengembangkan konsistensi ritmik yang akurat. Menjaga
kestabilan tempo dan memori sebuah pola ritmik merupakan kemampuan
krusial bagi musisi manapun.
Tubuh kita juga diperlengkapi dengan suatu sistem yang berhubungan dengan waktu, atau "jam tubuh" ("internal metronome")
- disinilah tubuh kita akan memberikan sinyal-sinyal, kesadaran ritmik
tentang struktur waktu dan urutan kejadian dalam kehidupan kita
sehari-hari. Jam tubuh ini mengatur semua hal, seperti: menentukan
kecepatan berjalan, detak jantung, pernafasan, berapa lama kita tidur.
Yang menariknya disini adalah ternyata jam tubuh kita sangat mirip,
contohnya: orang dewasa berjalan dengan kecepatan rata-rata 110-117
langkah per menit, atau andante yang diartikan sebagai "langkah
orang berjalan". Mungkin panjang langkahnya berbeda-beda antara pria dan
wanita, tetapi jumlah rata-rata langkahnya identik.
MULTISENSORI
Otak
bayi memiliki hubungan yang kuat antara wilayah yang memproses
informasi audio visual. Warna, musik, cahaya, dan suara dihubungkan dan
diproses bersama-sama dengan cara diluar pemahaman kita.
Richard Cytowic dalam bukunya "The Man Who Tasted Shapes"
menulis, bahwa bayi mengalami dan memahami segala sesuatu secara
multisensori. Setiap stimulasi yang diterima akan menciptakan pengalaman
di setiap indera mereka. Ketika kita dewasa, sensasi-sensasi ini akan
lebih dapat dibedakan, kita tidak dapat mengalami sensasi di setiap
bagian otak pada saat yang bersamaan, alias "overload". Lain
halnya dengan bayi, ketika seorang bayi mendengarkan musik, ia tidak
hanya mendengarnya, melainkan ia menyentuhnya, melihatnya, mencicipinya,
bahkan menciumnya! Karena kehebatan sistem indera pada bayi inilah,
maka musik dapat menciptakan sensasi yang sangat kaya dan kuat pada
anak-anak berusia di bawah 7 tahun.
Para musisi yang berkemampuan tinggi bisa memperoleh kemampuan ini
kembali. Mereka yang memiliki kondisi ini mampu mendengar musik dalam
asosiasi warna maupun tekstur tertentu.
" In the rhythm of life we sometime find ourselves out of tune.
But as long as there are friends to provide the melody, the music plays on"
- Anonymous -
KITA PUNYA "JIWA" MUSIK
Mempunyai
jiwa musik bukan hanya tentang mampu memainkan istrumen, tetapi
bagaimana kita bereaksi terhadap suatu karya musik. Kita semua mampu
bermusik jauh lebih baik daripada apa yang kita pikirkan. Mungkin Anda
tidak yakin akan kepekaan mengenali ritmik dan nada Anda, tetapi mungkin
Anda hanya belum mempelajari cara menghubungkan arti verbal dan melodis
pada musik saja.
Kita
menggunakan musik untuk menyemangati diri dalam menghadapi suatu momen
khusus: merayu pasangan, menghibur diri, menyentuh hati orang lain,
menangkan diri, merayakan ulang tahun, bahkan untuk menandai berakhirnya
kehidupan seseorang. Musik selalu menjadi wadah untuk berekspresi dan
berkomunikasi.
HAL YANG MENGHALANGI KITA BEREKSPERIMEN DENGAN MUSIK
Do you know?
Ternyata kita hanya membutuhkan sebuah komentar negatif tentang
kekurangan diri kita dari teman, orang lain, maupun orang tua untuk
meruntuhkan rasa pe-de akan kemampuan diri kita sendiri. Biasanya
kita akan lebih mengingat komentar-komentar negatif ini dibandingkan
komentar positif mengenai diri kita, apalagi apabila komentar ini
dilontarkan pada saat kita masih kecil, biasanya pada saat kita berlatih
menyanyi (fals) dan dalam bidang sport (misalnya: belajar naik sepeda
atau berenang).
Ironisnya,
efeknya sangat besar bagi kehidupan kita di kemudian hari. Hal ini
dapat memperkuat anggapan, bahwa Anda memang tidak berbakat dalam musik
atau sport, buta nada, dll. Seringkali akhirnya kita menerima hal-hal
ini sebagai kenyataan absolut bahwa itulah diri kita yang sesungguhnya -
tidak berbakat. Well, tentunya wajar ketika manusia punya
kekurangan dan kekurangan itu diungkapkan. Tentunya ada juga orang yang
belum sedikitpun mengeksplorasi potensi musik mereka, tetapi hal itu
tidak membuat mereka "tidak berbakat", bukan? Menurut Saya pribadi,
mereka hanya belum melihat sedikit pun adanya "musisi" dalam diri
mereka. Apakah Anda salah satu dari mereka?
LIBATKAN DIRI ANDA!
Ketakutan
utama bagi orang dewasa dalam melibatkan dirinya secara aktif pada
suatu aktivitas musik adalah mereka akan terlihat bodoh atau takut salah
- "it's human and normal, I've been there too...". Tetapi cobalah untuk
keluar dari zona nyaman Anda. Kali ini adalah waktu Anda, dimana Anda
bebas untuk melakukan apa saja dan kreatif seperti saat Anda masih
kecil. Sangat menyenangkan, berada dalam situasi dimana kita bebas
berekspresi dan bereksplorasi, dimana biasanya kita sangat penuh
perhitungan, profesional dalam pekerjaan kita.
Bangkitkan
perasaan dan kesadaran bahwa Anda juga memiliki kemampuan bermusik,
menghasilkan musik itu sangat menyenangkan, dan jangan lupa musik itu
sudah ada di dalam gen kita. Kita dilahirkan untuk mengekspresikan diri
melalui aktivitas bermusik.
Saya
percaya bahwa setiap orang membutuhkan musik dan setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk membuat musik. Mendengarkan radio, memutar CD, pergi ke
konser menawarkan kepuasan Anda secara cepat, tetapi hasil yang
didapatkan tidaklah sebesar ketika kita aktif membuat musik. Oleh karena
itu, terimalah bahwa Anda dapat bermusik! Jangan terlalu cemas atau
khawatir dengan penampilan Anda. Setiap musisi hebat juga awalnya
seorang pemula juga. Toh Anda tidak perlu menjadi pianis maestro, bukan?
"Do it for yourself, just have fun and have some quality "me" time!"
Menemukan
potensi musik dalam diri Anda adalah suatu faktor penting dalam proses
pengajaran untuk anak Anda. Bagaimana Anda bisa membuat anak antusias
dalam musik/menginspirasi anak Anda, apabila Anda sendiri "trauma" dan
tidak mencintai musik? "So, again: Just be yourself, explore the music and have fun with it!"
by: Jelia Megawati Heru