"MENGHADAPI MURID YANG TIDAK LATIHAN"
by: Jelia Megawati Heru
Artikel Staccato, April 2014
Mungkin mimpi setiap guru musik adalah memiliki murid yang selalu berlatih, mengerjakan PR, dan selalu mendengarkan perkataan gurunya. Namun, pada kenyataannya guru musik akan sedikit merasa lega dan tersenyum simpul, apabila salah satu dari muridnya mempunyai waktu dua hingga tiga kali dalam seminggu untuk berlatih. Pada realitanya, murid yang tidak latihan merupakan salah satu problem yang paling sering dihadapi oleh seorang guru musik dan belajar musik adalah sebuah proses membutuhkan komitmen, latihan rutin (daily practice at home,) jam terbang yang tinggi, disiplin, kerja keras, motivasi, dan inisiatif dari diri sendiri. Latihan di rumah adalah bagian dan konsekuensi dari pembelajaran musik itu sendiri.
PENYEBAB
MURID TIDAK LATIHAN
1. TIDAK ADA KOMITMEN
Banyak pro dan kontra mengenai adanya komitmen dalam berlatih. Tapi nyatanya sebuah pelajaran instrumen akan menjadi sia-sia tanpa adanya komitmen untuk berlatih. Mempelajari musik instrumen bukanlah seperti membuat mie instan, dibutuhkan kerja keras – terutama di saat-saat latiham musik harus berkompetisi dengan kegiatan sekolah, les, dan liburan.
2. TIDAK TERMOTIVASI
Hal ini merupakan faktor utama mengapa murid tidak latihan. Suka atau tidak, anak tidak akan menjadi lebih termotivasi dengan paksaan orang tua atau bentakan sang guru. Carilah penyebab mengapa anak tidak termotivasi. Dari situlah Anda akan memulai dan menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Motivasi bisa datang dari mana saja – dukungan orang tua, teman, keluarga, idola, dsb. Namun, anak akan berlatih dengan sendirinya, apabila motivasi itu datang dari dirinya sendiri.
3. TIDAK PUNYA WAKTU ATAU MALAS LATIHAN?
Perlu diketahui disini, bahwa tidak mempunyai waktu dan malas latihan adalah dua hal yang berbeda. Tidak mempunyai waktu disini dapat diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu latihannya (Time Management.) Sedangkan anak yang malas latihan umumnya tidak akan repot-repot mencari waktu untuk latihan dan lebih mengarah pada kategori tidak termotivasi.
4. LINGKUNGAN BELAJAR TIDAK KONDUSIF
Kebisingan, alat elektronik (TV, Ipad, handphone, dll.) letak ruang latihan pada ruang tamu keluarga merupakan salah satu faktor yang membuat latihan menjadi tidak efektif.
5. TIDAK ADA KEMAJUAN
Salah satu hal yang bisa sangat fatal dalam pelajaran musik adalah tidak adanya kemajuan. Entah repertoire yang terlalu sulit, latihan yang salah, tuntutan yang terlalu tinggi, chemistry yang buruk dengan guru. Hal-hal seperti ini dapat membuat anak bukan hanya saja tidak latihan, bahkan membuat anak berhenti bermain musik.
Ada dua tipe guru musik yang paling umum dalam menghadapi murid yang tidak latihan:
1. KITTY CAT TEACHER
Tipe guru ini bisa dibilang tipe guru idaman murid, karena mereka tidak akan pernah marah apabila anak tidak latihan, selalu memberikan kesempatan, dan memaklumi muridnya. Kategori “sangat baik” dan ramah sayangnya bukan merupakan kenyataan bahwa ia adalah seorang guru yang baik. Butuh lebih dari sekedar kebaikan dan permen coklat untuk menghadapi murid yang tidak latihan.
Tipe guru ini seperti tim SWAT, sangat idealistik, sangat disiplin, mempunyai tuntutan yang tinggi terhadap muridnya, ambisius, otoriter, semi militer, galak, dan mempunyai aura “killer.” Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dan memenuhi target, guru semacam ini tidak akan segan-segan melakukan segala cara agar muridnya menjadi yang terbaik – tidak peduli apakah muridnya suka atau tidak. Umumnya murid akan merasa ketakutan, stress, dan tertekan karena ekspektasi yang terlalu tinggi. Tapi tipe guru macam ini merupakan tipe guru impian bagi para orang tua murid di Asia.
Dua contoh diatas adalah dua contoh ekstrem
tipe guru dalam menghadapi murid yang tidak latihan. Kedua tipe tsb mempunyai
kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Yang jelas sebuah kondisi murid yang
tidak latihan jelas salah apabila dibiarkan dan dimaklumi terus menerus. Begitu
juga dengan perasaan ketakutan yang tidak akan memotivasi dan tidak membuat
anak antusias. Namun, justru merusak sudut pandang/gambaran tentang belajar
musik.
FENOMENA
KAMBING HITAM
Di Asia, khususnya Indonesia, terbentuk sebuah
mentalitas dimana orang tidak mau bekerja keras, hanya ingin enaknya saja
mengambil jalan pintas untuk mencapai suatu tujuan. Apabila tujuan itu tidak
dicapai, maka hanya ada satu cara untuk keluar dari masalah itu, yaitu: mencari
kambing hitam dan menyalahkan orang lain. Entah gurunya yang bermasalah, macet,
terlalu sibuk, kegiatan sekolah, supir telat – you name it! Selalu ada alasan untuk tidak latihan. Bahkan beberapa
orang tua menuntut gurunya untuk mencetak anaknya menjadi the next Mozart - tidak peduli bagaimanapun caranya, hanya karena
mereka sudah membayar uang sekolah. Selama orang tua tidak mau tahu menahu
terhadap perkembangan anaknya dan tidak mau repot, sebaiknya pikirkan kembali
ide untuk belajar musik!
“If it’s important to you, you’ll find a
way. If not you’ll find an excuse.
TIPS
MENGHADAPI
MURID YANG TIDAK LATIHAN
(DO’s & DON’Ts)
1. BE PROFESSIONAL TEACHER
Salah satu karakter yang sebaiknya dimiliki oleh setiap guru adalah kesabaran dan urat syaraf dari baja. Memiliki murid yang selalu berlatih bagaikan menemukan mutiara. Kenyataannya Anda akan selalu berhadapan dengan murid yang tidak latihan.
- Keep your cool dan tetap berkepala dingin adalah awal yang baik.
- Jangan terpancing oleh perilaku murid Anda. Kemarahan, kritik destruktif, ancaman, membandingkan, emosional, dan hukuman berupa kekerasan fisik tidak akan menyelesaikan apapun.
- Jangan berikan alasan murid untuk tidak latihan atau membolos dengan membuat suasana menjadi “tidak nyaman.” Seorang guru profesional akan mempunyai cara untuk menghadapi situasi yang “impossible.”
2. TEMUKAN PENYEBAB MENGAPA TIDAK LATIHAN
Banyak hal dan faktor yang bisa menyebabkan murid tidak latihan.
- Carilah alasan dibalik mengapa murid tidak latihan dan kenalilah karakter murid Anda! Apakah mereka tidak menyukai lagunya, boring, tidak ada chemistry dengan gurunya, tidak cocok dengan metode pengajarannya, tidak mempunyai target, tidak ada kemajuan, dan apakah target/ekpektasi terlalu tinggi?
- Ciptakanlah komunikasi dua arah dan sebuah ikatan antara guru dan murid! Mengapa? Karena musik adalah olah rasa. Tanpa adanya kepercayaan antara guru dan murid, rasanya mustahil kelas musik akan berhasil. Bagaimana Anda mau menasihati murid, apabila murid tidak mau mendengarkan kata-kata Anda?
- Jadilah pendengar yang baik, berikanlah pengertian mengapa latihan itu penting, dan solusi dalam mengatasi permasalahan/kesulitan yang dihadapi murid!
3. TIME MANAGEMENT & KOMITMEN
Berikanlah tips dalam mengatur waktu untuk berlatih dengan optimal. Mungkin murid menyukai pelajaran musiknya, namun mereka mempunyai segudang kegiatan dan tidak bisa mengatur waktunya. Suka dan willing to practice itu berbeda. Latihan tidak selalu harus berjam-jam. Latihan yang efektif bisa berupa sesi pendek 10-15 menit dalam sehari. Berikanlah tips bagaimana mereka bisa berlatih dengan lebih efektif secara konkret (practical) dan menemukan waktu berlatih yang optimal.
Apabila metode yang digunakan sebelumnya tidak berhasil, atau murid tidak siap datang ke kelas karena sesuatu hal, sebaiknya Anda mempunyai bahan lain untuk diajarkan.
- Janganlah selalu memulai dari latihan jari atau tangganada sebagai rutinitas yang membosankan. Ciptakanlah variasi dalam pelajaran musik di kelas! It’s time to think out of the box!
- Hindari penjelasan monoton, panjang, dan membosankan!
- Gunakanlah pendekatan holistik untuk menjadikan kelas musik menjadi menarik, fun, practical, dan mudah dimengerti (logis.)
- Aktivitas seperti games dan alat bantu mengajar, seperti: flash cards, CD, magnet, xylophone, metronome, dan pensil warna merupakan media 911 wajib.
- Kumpulan lagu-lagu yang menarik dan pieces yang tidak terlalu sulit mungkin bisa menjadi option.
- Aktivitas sight reading dan aural/listening dengan cara yang konvensional. Be creative & flexible!
Komunikasi guru dan orang tua adalah salah satu bentuk perencanaan dalam menyikapi perkembangan dan perilaku sang anak.
- Bicarakanlah situasi dalam kelas dan permasalahan yang dihadapi dengan orang tua murid secara empat mata.
- Berikan beberapa tips dan himbau orang tua untuk menjadi partner Anda dalam latihan di rumah dan terlibat dalam pendidikan musik anaknya.
- Jangan membanding-bandingkan, hargai usaha anak, dan berikanlah pujian.
- Orang tua sebaiknya memberikan pengertian kepada anak tentang pentingnya latihan, dan menginspirasi anak untuk mencintai musik. Dibutuhkan usaha keras untuk mencintai musik, namun ironisnya hanya dibutuhkan satu ucapan yang destruktif untuk membuat anak berhenti bermain musik.
6. LINGKUNGAN BELAJAR KONDUSIF
Dalam belajar musik dibutuhkan kondisi standard minimal, dimana murid dapat belajar secara optimal. Mulai dari lingkungan yang tenang, instrumen yang memadai, dan guru dengan kualifikasi yang tinggi. Guru harus menguasai bahan dan menyiapkan materi pelajaran dengan baik. Namun orang tua juga mempunyai porsinya sendiri dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif di rumah, memastikan anak untuk mengerjakan tugas-tugasnya di rumah, datang tepat waktu di kelas musiknya, dan membawa buku musiknya.
7. NO BRIBE
Menawarkan suap sebagai jalan pintas dalam membujuk anak untuk berlatih, bukanlah ide yang bijaksana, tidak mendidik, dan merusak karakter anak. Bukan hanya tidak menyelesaikan masalah, namun suap malah menimbulkan masalah baru dan menyiratkan pesan negatif bahwa latihan itu tidak menyenangkan dan membosankan. Untuk itulah dibutuhkan kompensasi berupa suap. Latihan yang terpaksa dan setengah hati tidak akan menghasilkan apapun. Realitanya hidup ini tidak mudah, mereka harus berjuang dan tidak bisa menyerah setiap ada kesulitan.
Kids aren’t widgets, teachers
aren’t robot!
Everybody loses if we treat them that way!