"SUKSES
MENJADI GURU MUSIK"
Oleh: Jelia Megawati Heru
Artikel STACCATO (Desember 2012)
Oleh: Jelia Megawati Heru
Artikel STACCATO (Desember 2012)
WHAT MAKES A SUCCESSFUL TEACHER?
Hal-hal apakah yang membuat
seorang guru sukses dalam mendidik muridnya?
Jika Anda mengingat kembali ketika Anda menjadi seorang murid sekolah,
Anda akan mengetahui bagaimana Anda harus mengajar.
Simak beberapa fenomena berikut ini!
Jika Anda mengingat kembali ketika Anda menjadi seorang murid sekolah,
Anda akan mengetahui bagaimana Anda harus mengajar.
Simak beberapa fenomena berikut ini!
Mr. X adalah seorang pianis dengan reputasi yang baik dan seorang
guru yang terkenal. Ia membahas latihan demi latihan jari, akor, dan
inversinya, serta memberikan tugas untuk melatih beberapa lagu di rumah. Walau
ia memberitahukan dimana letak kesalahan bermain muridnya, ia tidak mengajarnya
bagaimana cara melatihnya. Sehingga sarannya
tidak memberikan dampak apapun dan tidak mengubah cara bermain muridnya.
Muridnya merasa jenuh, tidak berkembang, dan tidak termotivasi untuk belajar
piano.
Pada fenomena kedua, seorang anak berguru dengan seorang Doktor musik. Doktor musik ini sudah berpengalaman dalam musik, ia adalah seorang pianis yang hebat, tetapi anak ini merasa tidak ada hubungan apapun dengannya. Yang ia ingat hanyalah setiap kali kelas, ia berusaha untuk tidak tertidur ketika gurunya menerangkan. Guru ini merupakan pribadi yang baik, ia meminjamkan beberapa CD dari pianis-pianis ternama dan mendaftarkan anak ini dalam kompetisi. Walau anak ini tidak memenangkan kompetisi, ia sangat berterima kasih terhadap guru ini. Karena berkatnya, ia bisa memainkan beberapa lagu klasik.
Contoh fenomena lainnya, ada seorang anak yang berguru dengan seorang lulusan dari sebuah universitas musik. Guru ini sangat disiplin, berbakat, dan merupakan musisi yang sangat baik. Ia tidak pernah kehabisan ide dalam mengajar dan memotivasi muridnya. Ia berusaha mengenali siapa muridnya, potensi apa yang dimiliki muridnya, dan tidak pernah menyerah dalam membimbing murid ini. Arahan dari guru ini sangat jelas – apa yang harus dilatih dan bagaimana cara melatihnya, sehingga murid ini tahu apa ekspektasi yang diharapkan darinya. Guru ini hanya mengharapkan apa yang terbaik bagi muridnya dan berhasil meyakinkan serta memotivasi muridnya, bahwa muridnya mampu mencapai performa terbaiknya. Sehingga murid ini berlatih, dan terus berlatih dengan keras, dan berkembang dari waktu ke waktu. Jika ia melakukan kesalahan, ia tahu bahwa ia hanya harus berlatih dengan baik dan benar. Ia menikmati waktu-waktu dimana ia belajar, berkembang dalam setiap kelasnya, dan anak itu sangat mencintai musik.
Nah, dari fenomena diatas, kita bisa melihat beberapa contoh dari berbagai macam karakter guru dan metode mengajarnya. Kalau kita boleh memilih guru yang mana yang akan kita pilih untuk mengajar, pasti kita akan memilih guru yang ketiga, bukan?
Pada fenomena kedua, seorang anak berguru dengan seorang Doktor musik. Doktor musik ini sudah berpengalaman dalam musik, ia adalah seorang pianis yang hebat, tetapi anak ini merasa tidak ada hubungan apapun dengannya. Yang ia ingat hanyalah setiap kali kelas, ia berusaha untuk tidak tertidur ketika gurunya menerangkan. Guru ini merupakan pribadi yang baik, ia meminjamkan beberapa CD dari pianis-pianis ternama dan mendaftarkan anak ini dalam kompetisi. Walau anak ini tidak memenangkan kompetisi, ia sangat berterima kasih terhadap guru ini. Karena berkatnya, ia bisa memainkan beberapa lagu klasik.
Contoh fenomena lainnya, ada seorang anak yang berguru dengan seorang lulusan dari sebuah universitas musik. Guru ini sangat disiplin, berbakat, dan merupakan musisi yang sangat baik. Ia tidak pernah kehabisan ide dalam mengajar dan memotivasi muridnya. Ia berusaha mengenali siapa muridnya, potensi apa yang dimiliki muridnya, dan tidak pernah menyerah dalam membimbing murid ini. Arahan dari guru ini sangat jelas – apa yang harus dilatih dan bagaimana cara melatihnya, sehingga murid ini tahu apa ekspektasi yang diharapkan darinya. Guru ini hanya mengharapkan apa yang terbaik bagi muridnya dan berhasil meyakinkan serta memotivasi muridnya, bahwa muridnya mampu mencapai performa terbaiknya. Sehingga murid ini berlatih, dan terus berlatih dengan keras, dan berkembang dari waktu ke waktu. Jika ia melakukan kesalahan, ia tahu bahwa ia hanya harus berlatih dengan baik dan benar. Ia menikmati waktu-waktu dimana ia belajar, berkembang dalam setiap kelasnya, dan anak itu sangat mencintai musik.
Nah, dari fenomena diatas, kita bisa melihat beberapa contoh dari berbagai macam karakter guru dan metode mengajarnya. Kalau kita boleh memilih guru yang mana yang akan kita pilih untuk mengajar, pasti kita akan memilih guru yang ketiga, bukan?
Pertanyaannya, mengapa
anak ini menjadi begitu terkoneksi dengan guru ini?
Jawabannya, karena guru ini
tidak hanya mengajarkan anak ini bermain piano, tetapi guru ini betul-betul
mengajar anak ini sebagai seorang pribadi. Pada kenyataannya semua anak ingin
maju dan berkembang. Ia tahu bahwa seseorang yang perduli terhadapnya,
menginginkannya untuk berkembang. Guru ini memperlakukan anak ini sebagai
seorang pribadi/individu, dan ia ada disana untuk membantu anak ini menjadi
versi terbaiknya.
Hal-hal apakah yang membuat seorang guru sukses dalam mendidik
muridnya,
selain jam terbang dan latar belakang pendidikannya?
HAVE ENDLESS PATIENCE & BE POSITIVE!
Bagaimana mungkin seorang guru bisa mengajar muridnya, apabila
setiap kali ia melihat muridnya, yang terlintas di benaknya adalah “murid ini payah, tidak bisa/sulit diajar,
tidak berbakat, dan bermasalah!”? Ketika seorang guru melihat muridnya, ia
seharusnya berpikir bahwa murid ini sangat menyukai musik, walau ia tidak tahu
apapun, tetapi ia ingin sekali belajar. Oleh karena itu guru ingin membantunya
sebisa mungkin untuk membuatnya mengerti apa itu musik, bahwa musik itu
menyenangkan. Semua murid mempunyai kemampuan untuk belajar. Apabila murid
tidak dapat mengerti apa yang kita ajarkan, sebaiknya kita menggunakan alternatif
pendekatan belajar yang lain, yang lebih sesuai untuk kondisi murid.
“Good or bad, however, once born we have to live with ourselves until the day we die.
Instead of being defeated
by misfortune, we have to make something good of our lives.
There is no need to
give up in discouragement;
it’s possible for every person to improve himself.
There’s no result without cause.
Wrong education and upbringing produces ugly
personalities,
whereas a fine upbringing and good education will bring forth
superior sense and feeling,
as well as nobility and purity of mind.”
- Shinichi Suzuki “Nurtured by
Love”-
MEMAHAMI DASAR PSIKOLOGI MENGAJAR
DAN BELAJAR
Setiap guru sebaiknya memahami tujuan mengajar, tanggung jawab
mengajar, dan mengetahui metode mengajar. Bagaimana cara memotivasi anak,
menemukan keseimbangan antara too easy
& too hard, mengembangkan ruang belajar sehingga murid tertantang untuk
berkembang, tetapi tidak membuat mereka kewalahan. That’s the art of pedagogy. Disinilah guru dituntut untuk
berimprovisasi dan menciptakan situasi dimana murid bisa berhasil dalam arti
belajar yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar memainkan instrumen musik.
KENALI MURID ANDA!
Salah satu esensi yang paling penting dalam mengajar adalah
berelasi dengan murid. Hal ini akan menumbuhkan semangat dan motivasi mereka
dalam belajar, serta membuat mereka lebih kooperatif dan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas, karena mereka merasa nyaman dan percaya kepada kita.
Bagaimana mungkin guru bisa mengajar tanpa tahu siapa yang akan diajar? Apalagi
musik merupakan sesuatu hal yang sangat personal dan sangat berhubungan dengan
ekspresi jiwa. Luangkan waktu untuk menyapanya dan menanyakan kabarnya sebelum
memulai kelas! Kenali karakternya, perhatikan bahasa tubuh mereka, dengarkan
komentar mereka, dan panggil mereka dengan nama mereka!
Banyak guru yang bahkan tidak bisa mengingat nama murid mereka,
padahal ia sudah mengajar mereka bertahun-tahun. Alasannya karena muridnya
banyak. Mengapa hal ini penting? Dengan memanggil namanya, murid akan merasa
lebih dihargai sebagai seorang pribadi yang unik, sebagai seorang manusia.
Artinya mereka eksis, keberadaannya penting bagi kita, sebagai guru kita
tertarik untuk mendengarkan pendapatnya, pemikiran, dan ide-idenya. Disinilah
letak sisi humanisme dari seorang pengajar musik.
SUCCESSFUL LEARNING
Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan.
Namun belajar menjadi tidak ada nilainya, apabila ilmu/informasi yang didapat
hanya terlupakan begitu saja. Informasi yang diterima oleh manusia membutuhkan
proses dan masa inkubasi, supaya bisa dimengerti oleh kita sebagai fakta yang
logis. Oleh karena itu jangan terlalu cepat untuk menguji murid kita. Tugas
guru disini adalah membantu mereka dalam mengingat apa yang telah mereka
pelajari. Jika Anda mengajar mereka dengan sedikit demi sedikit (many small steps rather than one big step),
banyak pengulangan, pengertian konsep yang jelas, dan dengan cara yang menarik,
pasti mereka akan mempelajarinya.
“Tell
me ... I forget.
Show me ... I remember,
Involve me ... I understand!”
Show me ... I remember,
Involve me ... I understand!”
Gunakan alat bantu seperti permainan, flash cards, dan warna-warni dalam menjelaskan hal yang konseptual!
Buatlah situasi belajar menjadi menyenangkan, menarik, dan sesederhana mungkin
untuk dimengerti! Mereka bahkan akan lupa bahwa mereka sedang belajar, karena
belajar begitu menyenangkan bagi mereka. Apabila murid melakukan kesalahan
karena ketidaktahuan mereka, berikanlah penjelasan dan informasi secara
berulang kepada mereka (re-teach),
sampai mereka mengerti konsepnya dan informasi itu tertanam.
MEMILIKI KEMAMPUAN MANAJEMEN KELAS
Seorang guru yang baik mampu mengontrol kelasnya dan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan serta rileks, dengan sedikit humor. Dimana
murid tidak perlu takut untuk melakukan kesalahan, bisa menjadi diri mereka
sendiri, tetapi di sisi yang lain murid juga harus belajar untuk bisa
menghargai orang lain. Apabila ada murid yang bermasalah, suka mencari
perhatian, atasilah dengan pendekatan one-to-one
dan kata-kata yang positif. Suasana dan lingkungan belajar yang rileks akan
memicu murid untuk belajar lebih fokus dan lebih berkonsentrasi. Namun demikian
perlu ditekankan bahwa ada aturan main yang berlaku dalam kelas, sehingga
mereka berlarian tidak terkontrol dan berteriak-teriak. Ada konsekuensi bagi
murid yang tidak mengikuti aturan main, jelaskan dimana letak kesalahan mereka
secara one-to-one, jangan permalukan
mereka di depan umum, karena hal ini akan berakibat negatif dalam perkembangan
kepribadian mereka, Mereka akan cenderung menutup diri, takut melakukan
kesalahan, minder, dan menjadi tidak percaya diri.