Pages

Monday, May 2, 2022

Eksplorasi Beethoven Sonata | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, May 2022

EKSPLORASI BEETHOVEN SONATA
By: Jelia Megawati Heru
Staccato, May 2022


Ludwig van Beethoven adalah salah satu komposer kelas dunia yang paling berpengaruh dalam sejarah Musik Klasik. Selain dari sinfoni, karya yang paling penting dan berpengaruh adalah ke-32 piano sonatanya yang menjadi landasan dalam musik piano dan genre musik yang kita nikmati saat ini, termasuk Pop, Rock, dan Jazz. Sonata ini dijuluki "Perjanjian Baru" musik piano untuk menyoroti seberapa pentingnya arti sonata ini. Sedangkan 48 Prelude & Fugue Bach’s Well-Tempered Clavier dianggap sebagai “Perjanjian Lama.”

 

Sebagai seorang pianis, Beethoven mulai menorehkan namanya di Wina, Austria dimana improvisasinya yang luar biasa dengan cepat membangun reputasinya. Meskipun Beethoven bukanlah komposer pertama yang menulis komposisi multi-movement untuk solo piano, namun ia adalah orang pertama yang menunjukkan seberapa besar kekuatan dan variasi ekspresi yang dapat dikembangkan dari sebuah permainan piano. Oleh karena itulah piano sonata nya menjadi sebuah acuan, sebuah STANDAR bagi komposer lain setelah Beethoven pada zaman Romantik, seperti: Johannes Brahms, Gustav Mahler, Franz Schubert, Anton Bruckner, dsb.



TRENDING #PIANOFORTE

Setiap pianis harus memahami pentingnya piano sonata Beethoven, walau Anda tidak bisa memainkan semuanya. Di akhir abad ke-18 pianoforte atau yang dikenal sebagai piano di masa kini merupakan peningkatan dari harpsichord, yang memungkinkan rentang nada yang lebih luas, panjang, dan rentang ekpresi yang lebih luas. 

 

Piano menjadi lebih besar dalam ukuran dan lebih kokoh dalam konstruksi. Piano pada masa itu merupakan instrumen baru yang menjadi marak dan sangat populer di kalangan sosialita dan pianis solo yang virtuoso di gedung resital, seolah ingin mengkukuhkan dirinya sebagai the king of instrument



EVOLUSI DALAM PIANO SONATA

Sonata pada masa awal Beethoven juga memiliki karakter yang anggun dan elegan. Walau Beethoven bersikeras bahwa ia tidak belajar apapun dari Joseph Haydn dan selalu mengalami gesekan dengan gurunya itu, sonata piano awal khususnya penuh dengan kualitas Haydnesque yang lebih konvensional: perubahan mood dan tempo yang cepat, gerakan besar dan jeda (ciri khas 'Sturm und Drang' dalam musik abad ke-18), struktur sonata dalam dua, tiga atau empat gerakan, serta diwarnai oleh penggunaan motif yang kuat dan sederhana.

 

Ia juga tetap kekeuh pada ide-ide Musik di era Klasik tentang struktur dan simetri. Namun, Beethoven juga menunjukkan bahwa ia bersedia mengorbankan struktur dan simetri untuk menciptakan karya musik yang lebih emosional, yang sebetulnya merupakan jiwa dari Era Romantik. Seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan gayanya menuju DRAMA yang lebih besar dalam sonatanya. 

 

Sejak awal, Beethoven adalah seorang REVOLUSIONER – terbuka terhadap eksplorasi pengekpresian emosi yang lebih gelap, pribadi, yang tergolong berani dan ganas di masa itu – lepas dari pendahulunya seperti Haydn dan Mozart. Sonatanya menjadi lebih panjang, dramatis, berkarakter, pianistik, yang menuntut teknik bermain yang tinggi. Bahkan di periode akhir Sonatanya, Beethoven memasukkan fuga. Oleh karena itulah Beethoven dikenal sebagai pionir musik era awal Romantik.

 

Mengapa Beethoven memulai perubahan radikal ini pada genre yang sudah mapan?

Beberapa kritikus berpendapat, bahwa ketika pendengaran Beethoven menurun setelah pergantian abad, ia menemukan musik yang lebih agresif dan kuat lebih cocok untuk pandangan dunia barunya. Namun, perlu juga dicatat bahwa gerakan Sturm und Drang telah muncul dalam dunia seni, mempopulerkan ekspresi suasana hati yang lebih blak-blakan.

 

Selain itu, piano itu sendiri sedang mengalami evolusi, menjadi lebih besar dalam ukuran dan jangkauan, serta lebih kokoh dalam konstruksi. Piano dengan rangka besi  sangat cocok untuk tangan yang lebih kuat dan memainkan karya Beethoven. Sonata Beethoven selanjutnya dirancang untuk memanfaatkan teknologi ini, secara bertahap menjadi mirip dengan simfoni dalam hal kekuatan ekspresinya.



PERIODE PIANO SONATA BEETHOVEN

Sonata piano Beethoven berlangsung hampir 30 tahun, dari sekitar tahun 1793 hingga 1822. Sejarawan mengkategorikan karya Beethoven ke dalam periode awal, pertengahan, dan akhir. Setidaknya setengah dari piano sonatanya dikategorikan sebagai periode "awal", dengan sedikit substansial dari periode "pahlawan" pada bagian tengah dan serangkaian sonata pada periode akhir yang berakhir sekitar lima tahun sebelum kematiannya.

 

Total semuanya ada 32 piano sonata; Semuanya merupakan sonata yang tangguh dilihat dari sudut manapun. Sonata-sonata ini menuntut teknik yang tinggi, kejelasan struktur, kecemerlangan, lirikal, dan energi yang luar biasa tanpa kompromi dalam secara kualitas. Bentuk Sonata form mendominasi semua sonata yang ia ciptakan. Dari periode akhir piano sonatanya, hanya No. 24 dan 25 yang tidak menakutkan bagi pemain non-profesional. Sedangkan No. 29, "Hammerklavier," dan tiga setelahnya (Op. 109, 110, dan 111) amatlah sulit.

 

PERIODE AWAL (1793-1802)

Pada periode awal Beethoven, Beethoven mencari tempat, atau peran, dalam masyarakat musik Wina sebagai pianis tetapi juga sebagai komposer, setelah ia secara permanen pindah ke Wina pada tahun 1792. Awalnya Beethoven akan belajar dengan WA. Mozart, namun karena kesehatan ibundanya yang memburuk, ia harus segera kembali ke Bonn. Setelah kematian ibunya, ia kembali ke Austria, sayangnya saat itu Mozart sudah meninggal dunia. Sonata pada periode awal Beethoven sangat dipengaruhi oleh karya-karya Mozart, Haydn, dan komposer di zamannya.

 

Sonata piano awal Beethoven dimulai dengan sederhana, namun penuh semangat dengan 'Op.2 No. 1 In F Minor', yang didedikasikan untuk Joseph Haydn. Skala ambisi Beethoven dengan cepat berkembang mulai dari ‘Op. 7 in E-flat Major’ yang ekspansif dan energetik, hingga 'Op. 10 No. 3 In D Major' memiliki gerakan lambat membawa kekuatan dan kesedihan mendalam. Pianis muda dapat memulai dengan Op. 14, Op. 49, dan Op. 79.



Piano Sonata No. 8 in C Minor, “Pathétique” (Op. 13, No. 8) merupakan salah satu sonata yang penting dari Beethoven pada periode awal, dimana konvensi Klasik masih sangat kental dan untuk pertama kalinya Beethoven menggunakan slow introduction pada bagian awal lagu. Sebagian besar sonata Beethoven tidak diberi nama oleh komposer itu sendiri, tetapi biasanya ditambahkan dari penerbitnya. Subjudul lengkap untuk karya ini adalah "Grande donate pathétique."



Piano Sonata No. 14 in C-Sharp Minor, “Moonlight” (Op. 27, No. 2) mungkin adalah salah satu sonata yang paling ikonik dari Beethoven, yang dia buat untuk wanita yang ingin dia nikahi, Giulietta Guicciardi“Moonlight” mematahkan konvensi sonata dengan arpeggio yang lambat, dramatis, dan menghipnotis pada gerakan pertama.  Biasanya, sonata dibuka dengan gerakan yang lebih cepat dan lebih optimis, tetapi Beethoven justru memulainya dengan adagio sostenuto dan mengakhirinya dengan presto agitato yang meledak-ledak dan legendaris pada gerakan yang terakhir. Untuk pertama kalinya dia mengutamakan gerakan lambat – sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Haydn atau Mozart sebelumnya.


 


PERJANJIAN HEILIGENSTADT

Catatan pertama Beethoven mengakui ketuliannya sendiri terjadi pada tahun 1797 selama tahun-tahun penutupan periode awalnya. Beethoven mulai mencari pengobatan, tetapi pendengarannya semakin memburuk. Pada tahun 1802, karena menemui jalan buntu, Beethoven mengikuti saran dokter dan pergi ke kota terpencil bernama Heiligenstadt. Setelah menghabiskan waktu selama enam bulan mencoba menyelamatkan pendengarannya dan ketika itu tidak berhasil, Beethoven mulai putus asa.



Tanpa bisa mendengar, karir Beethoven sebagai pemain konser hancur. Selama dia tinggal di Heiligenstadt, dia menulis surat yang merupakan pengakuan dan kesaksian kepada kedua saudaranya tentang keputusasaannya, yang sekarang disebut sebagai Perjanjian Heiligenstadt. Dalam apa yang dianggap sebagai salah satu pernyataan paling pribadi dan kuat yang pernah ditulis oleh seorang maestro.

 

Beethoven berbicara tentang perjuangannya melawan gangguan pendengarannya dan kesediaannya untuk terus hidup dan tidak bunuh diri. Dalam surat itu, Beethoven memutuskan untuk menjalani hidupnya sebagai komposer, berfokus pada komposisi dengan ide yang lebih ambisius dan eksperimental untuk mencari nafkah daripada tampil. 

 


PERIODE PERTENGAHAN (1803-1814)

Periode tengah Ludwig van Beethoven ditentukan oleh meningkatnya penggunaan gerakan dan gagasan Musik Romantik. Ketika Beethoven mulai menyadari bahwa dia kehilangan pendengarannya, gaya komposisinya berubah ke arah yang eksperimental.

 

Pada akhir periode pertengahannya, Beethoven telah pensiun sebagai pianis karena dia hampir tidak bisa mendengar musik yang dia mainkan. Meskipun tuli, dia masih memimpin musik secara berkala. Biasanya dia akan berdiri di samping konduktor dan mengaba bersama.


Seperti pada periode awalnya, Beethoven terus menggunakan piano sebagai instrumen untuk bereksperimen dengan ide-ide baru. Meskipun dia tidak akan pernah bisa menandingi jumlah penulisan piano yang telah dia selesaikan pada periode awalnya, masih ada beberapa komposisi hebat pada piano yang keluar dari periode tengah Beethoven. Yang paling terkenal dari tujuh sonata piano Beethoven dari periode pertengahannya adalah nomor 21 dan 23, yang dikenal sebagai ‘Waldstein’ dan ‘Appassionata’.



PERIODE AKHIR (1815-1822)

Transisi ke Periode Akhir Beethoven dimulai dengan kekalahan Napoleon Bonaparte pada tahun 1815, yang menyebabkan pemulihan monarki, dan depresi pasca perang yang mengubah nasib Beethoven. Beethoven mengalami banyak kesulitan selama akhir hidupnya dengan keuangan pribadinya karena hal ini. Dia juga menghabiskan uangnya untuk merawat keponakannya dan merebutkan hak asuh atas keponakannya, Carl, yang akhirnya dimenangkan oleh Beethoven.

 

Laju komposisinya melambat. Bukan hanya karena masalah uang tetapi juga karena masalah kesehatan dan masalah pribadi. Beethoven sering sakit dan terbaring di tempat tidur, dan pendengarannya hampir hilang total pada tahun 1818. Selama waktu ini, ia hampir secara eksklusif mengandalkan buku percakapan dan tulisan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang dekat dengannya.

 

Pada periode ini Beethoven menulis musik yang terdengar baru dan lebih sulit. Beliau memasukkan bentuk fuga yang terinspirasi dari Bach dan Händel. Di akhir periodenya Beethoven menghasilkan komposisi yang paling sedikit, yakni hanya lima piano sonata, termasuk No. 29 ‘Hammerklavier’ dan The Diabelli Variations (tema dan variasi). 
 

Namun, di sisi lain, sebagian besar komposisi yang dihasilkan pada periode akhir adalah yang paling ambisius dan memakan waktu paling lama dengan perbedaan karakter yang mencolok. Karya-karyanya di periode ini merupakan karya terpanjang dengan kombinasi tema dan variasi, paduan suara, string quartet, dan simfoni. 


Piano Sonata No. 29 ‘Hammerklavier’ berdurasi lebih dari empat puluh menit (terpanjang dan tersulit) dan mempunyai rentang dinamis yang sangat luas (hingga fff yang termasuk langka). Ia memperkenalkan gaya yang belum pernah terdengar sebelumnya, termasuk referensi ragtime dalam piano sonatanya yang terakhir (ke-32). Dan hebatnya semuanya ditulis dalam kondisi Beethoven hampir tuli total. 

 

Beethoven meninggalkan warisan dan pengaruh yang besar bagi komposer di masa depan. Pencapaian musik Beethoven belum bisa ditandingi oleh siapapun, musiknya masih dipelajari hingga sekarang, dimainkan, berkumandang dimana-mana, dan berdiri tegak hingga hari ini, bahkan di abad ke-21. Sebuah bukti nyata akan kecintaannya terhadap musik dan keabadian musiknya.



“I would rather write 10,000 notes than a single letter of the alphabet.
I have never thought of writing for reputation and honour. 

What I have in my heart and soul — must find a way out. 

That’s the reason for music.” 

Ludwig van Beethoven