Ditengah carut marut dan masih tak menentunya Pandemi COVID-19, semua orang membutuhkan Enrichment atau pengayaan, agar dalam keterbatasan dan keterpurukan, dirinya masih dapat mereguk manfaat. Salah satunya tentu melalui jalur musik. Dan karena konser musik masih belum bisa total, maka ujian musik internasional lah pilihannya. Ujian musik Internasional, tentu secara online, dalam rupa video exam, menjadi cakrawala penerang di era pandemi. Jadi, bisa lulus ujian semacam itu merupakan anugerah Tuhan yang tak terperikan.
Itulah yang berhasil diraih oleh seorang Nicholas Patrick Wiranata yang baru berusia 11 tahun. Putra dari Bapak Wira Kemala Teng dan Ibu Evie Lukman. Baru-baru ini, Nicholas, biasa dipanggil Nick, menamatkan ujian Classical Piano RSL Awards dengan DISTINCTION. Sepanjang perjalanan musiknya, semua ujian piano yang ditempuh Nick, selalu mendapat hasil Distinction.
Nick juga mendapat penghargaan, tidak tanggung-tanggung, dua medali Rockstar Awards sebagai super distinction dari Rockschool Indonesia, untuk prestasinya di ujian grade 5 dengan nilai 99 dari 100 dan ujian grade 6. Seorang Nick juga berhasil memenangkan The Most Popular Piano Award pada Online Popular Piano Competition 2020 yang diselenggarakan oleh RS Events, Singapore. Tidak cukup sampai disitu. Nick dua kali dikedepankan sebagai fitur pada website resmi RSL Awards untuk penampilannya yang sangat luar biasa dan memukau.
Sukses seorang Nicholas Patrick Wiranata, tentu tak dapat dipisahkan dari peran gurunya. Ibu Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu. Seorang music educator papan atas di tanah air yang sangat disegani. Seminator musik Internasional, penulis masalah pendidikan musik, dan tentu juga seorang pianis papan atas. Yang terpenting, Ibu Jelia banyak mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia, seperti keberhasilannya membawa Andrea Putri Turk untuk menjadi juara International Song Writing Competition di Inggris. Di tangan dingin seorang ibu Jelia lah, hari ini, bintang pandemi telah lahir. Tentu tidak mudah untuk mengorbitkan keberhasilan seperti Nick. Banyak peristiwa, canda, tawa, tangis, kekesalan, drama, dan, tragedi. Tapi Nick bangkit dari keterpurukan walau diputuhkan berpuluh bahkan ratusan jam latihan spartan. Simak Nick's Journey in Instagram Reel HERE.
Nicholas berduet dengan Ms. Jelia dalam konser
Tak dapat dipungkiri, peran orang tua dari Nick sangat besar. Pendidikan attitude, respek, dan jalinan upaya yang tak kunjung menyerah. Bukan asal bisa bayar, dan bukan asal bisa beli grand piano. Parents Nick ikut merasakan seluruh moment musikal anaknya. Tawa Nick adalah tawa pasangan Wira Kemala Teng. Tangis Nick juga tangis parentsnya. Dari mengorbitnya seorang Nicholas, kita sebagai insan musik Indonesia layak berbangga. Di tengah carut marut pandemi Covid yang meluluh lantakkan semua sendi kehidupan, Indonesia masih mampu melahirkan seorang bibit bakat luar biasa. Tentu bukan arahnya untuk menjadikan Nick sebagai seorang pianis. Namun setidaknya musik di Indonesia masih punya seorang penerus.
Sukses seorang Nicholas Patrick Wiranata, bisa dimaknai dalam berbagai sudut pandang. Sukses Nick adalah bukti tercapainya target dan strategi pendidikan musik di tanah air. Juga manifestasi dari berjalannya segitiga pendidikan musik, yakni sinergi antara si siswa sendiri, dengan guru, dan orang tua. Kegemilangan prestasi Nick, juga merupakan kebanggaan, bahwa saat masa pandemi COVID-19 yang mengkeremus banyak sisi kehidupan, seseorang masih dapat berprestasi di jalur seni. Bahkan sebetulnya, saat Nick dijadikan fitur diwebsite resmi RSL Awards, ada rasa kebanggaan, bahwa orang Asia dari Indonesia, mampu juga menjadi fitur dalam sebuah tatanan budaya barat, musik piano klasik.
Satu hal yang tak kalah pentingnya, bahwa kita semua dapat memetik saripati dari prestasi ini. Bahwa online education system, tentu dengan segala carut marut dan kekurangannya, mampu memberikan enrichment pada pribadi personal dan sekaligus encouragement. Adaptasi memang mutlak diperlukan, namun teknik didaktik, strategi lesson, dan pendekatan pedagogik seorang pendidik musik sangat memegang peranan dalam hal ini.
Situasi memang mengharuskan bahwa sistem pendidikan tak lagi ramah dalam bentuk tatap muka seperti padepokan. Namun ternyata, dengan adanya institusi seperti RSL Awards dan prestasi Nick, kita tetap bisa berharap pada lahirnya bintang-bintang pandemi yang membuat bangsa kita tetap sebagai bangsa yang berkesenian, berbudaya dan sungguh manusiawi.
Selamat dan proficiat untuk Nick dan parentsnya. Salut dan hormat untuk Ibu Jelia Megawati Heru dan apresiasi bagi Bapak Andy Jobs dan Rockschool Indonesia serta RSL Awards Ltd., Inggris atas upaya memberi terobosan enrichment di era pandemi.