Pages

Thursday, April 2, 2020

DISIPLIN DALAM MUSIK | by: Jelia Megawati Heru | Staccato, April 2020

“DISIPLIN DALAM MUSIK”
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, April 2020



MODAL UTAMA BELAJAR MUSIK
Dari generasi ke generasi, piano dianggap sebagai "instrumen dasar", yang merupakan inti dari pengenalan pertama seseorang terhadap musik, khususnya teori dan notasi musik. Butuh bertahun-tahun untuk menguasai piano. Jadi apa modal untuk belajar piano? Bakat atau uang? Memang BAKAT dan UANG adalah modal penting untuk belajar musik. Tetapi, bakat dan uang BUKAN MODAL UTAMA dalam belajar musik. Modal utamanya adalah DISIPLIN. Melalui latihan yang disiplin, anak-anak tidak hanya belajar cara bermain piano, tetapi juga bertahan dengan sesuatu yang sulit. 



DISIPLIN DALAM BERMAIN PIANO
Melalui pelajaran piano, anak-anak diharapkan akan menerima manfaat intelektual, perilaku, dan emosional yang akan mereka bawa seumur hidup. Di samping tujuan dan manfaat jangka panjang bermain piano, pada kenyataannya bermain piano bukanlah hal yang mudah. Setiap bagian dari latihan musik harus diulang berkali-kali hingga ratusan kali sampai permainannya menjadi halus dan mulus – sesuai dengan instruksi dan standard guru piano. Dengan disiplin Anda bisa membuat proses belajar menjadi menyakitkan atau menyenangkan. No pain, no gain. 


DISIPLIN BAGI ANAK USIA DINI
Disiplin dan pengulangan sulit diterapkan dalam pelajaran piano bagi anak-anak berusia dibawah tujuh tahun. Anda tidak mungkin mengharapkan anak berusia enam tahun untuk menghargai KOMITMEN semacam ini – setidaknya tidak mungkin tanpa bantuan orang tua sebagai partner latihan di rumah. Anda mungkin beruntung apabila anak dapat mengulang beberapa kali. Inilah salah satu alasan mengapa pelajaran piano dimulai pada usia 7 tahun keatas, dimana anak sudah memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi diatas 15 menit, kerja keras, dan tanggung jawab untuk berlatih. 



ARTI DISIPLIN
Disiplin diartikan sebagai praktik melatih perilaku seseorang untuk patuh pada aturan. Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang essensial untuk menjaga ketertiban dan kondisi kelas yang kondusif. Disiplin berarti TATA TERTIB. Disiplin berarti KETAATAN. Disiplin berarti tidak memiliki alasan. Disiplin berarti terkadang Anda harus mengorbankan kesenangan Anda, supaya tetap mengikuti jadwal dan struktur yang ada. Bukan berarti Anda tidak boleh bersenang-senang, tetapi Anda perlu bekerja lebih keras dan melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan Anda. Anda perlu memprioritaskan mana yang lebih penting.



DISIPLIN DI KELAS MUSIK
Jelas kelas musik memiliki TATA TERTIB dan ATURAN MAIN. Anda tidak bisa mulai lesson dengan berbusana daster atau bikini. Les musik bukan ajang demokrasi. Anda dituntut taat aturan dan petunjuk guru dan/atau instrukturnya. Disiplin juga terkait dengan KEWAJIBAN. Setiap murid wajib membuat PR, wajib membawa buku pelajaran, dan tidak datang terlambat ke kelas. 

Disiplin berlaku dua arah bagi murid, orang tua murid, dan juga guru piano. Guru piano juga harus disiplin dan taat aturan dengan datang tepat waktu, tidak memainkan gadget di kelas, mengkomunikasikan kondisi serta perkembangan anak di kelas dari waktu ke waktu, mempersiapkan materi pelajaran, dan mempersiapkan murid agar ‘siap tempur’ dalam menghadapi ujian dan konser. Orang tua juga wajib membayar uang les piano tepat pada waktunya. 



JENIS DISIPLIN
Ada tiga jenis disiplin dalam pelajaran musik, a.l. preventif, supportif, dan korrektif. Disiplin preventif bertujuan untuk mencegah murid keluar dari jalurnya, membantu mereka kembali fokus pada tujuan semula, sehingga murid berkembang ke arah yang positif. Sedangkan disiplin supportif bertujuan untuk memotivasi murid dengan berbagai feedback dalam mengatasi segala kesulitan yang akan dihadapi. 

Terakhir, disiplin korrektif dimaksudkan untuk menghadapi permasalahan secara langsung dengan tindakan berupa HUKUMAN atau KONSEKUENSI bagi perilaku yang menyimpang maupun destruktif. Namun perlu digarisbawahi ‘hukuman’ disini bukan dimaksudkan sebagai hukuman fisik dan tidak bersifat semena-mena, menjelek-jelekkan, menghina, memaki, atau menghancurkan mental murid. 



Disiplin pun memiliki BATASAN dan LIMIT nya. Bukan berarti menghalalkan segala cara untuk ‘menang’ dan mencapai tujuannya. Kita bukan monster yang mengatasnamakan cinta, dan melakukan pembenarkan diri untuk setiap batasan yang kita lewati. Batas ini cukup tipis, setipis antara cinta dan benci. 

Tapi seorang guru yang berdedikasi dan orang tua yang bijak, pasti akan selalu mencari cara untuk mengajarkan makna disiplin ke anak tanpa ‘merusak anak’. Walaupun proses pendisiplinan ini membutuhkan usaha 50 kali lebih sulit daripada berteriak dan menjewer anak. Mengapa? Karena anak bukanlah robot yang bisa diprogram. Anak mempunyai kepribadian dan karakter masing-masing. Mereka adalah manusia seperti Anda dan saya. Mirisnya adalah walau Anda berteriak dan menjewer mereka, mereka tetap tidak akan berubah menjadi lebih baik. It takes more than that. It takes big heart to shape little minds. Disinilah letak seni mengajar dan mendidik.



SUMBER DISIPLIN
Disiplin juga mempunyai dua sumber, yaitu internal dan eksternal. Dua-duanya harus seiring jalan jika seseorang ingin “bisa” bermain musik. Disiplin internal sangat dipengaruhi oleh angan dan tekad dari diri sendiri. Menumbuhkan motivasi, ketekunan, dan kecintaan bermusik pada anak adalah hal yang sangat sulit. Bagi seorang siswa musik, role model dari gurunya sangatlah penting untuk membangun dan mengokohkan disiplin internalnya. 

Disiplin eksternal merupakan disiplin yang ditampilkan oleh faktor lingkungan. Sangat perlu perjuangan dan usaha luar biasa keras bagi seorang yang belajar musik, manakala ia berada dalam lingkungan yang tidak taat aturan. Pengaruh dari gaya hidup (gadget dan games) dan kebutuhan akan nafkah juga memerlukan perjuangan ekstra keras. 

Yang paling mencengangkan adalah apa yang dilakukan oleh para pianis hebat demi sebuah disiplin. Namun sekali lagi, itulah HARGA YANG HARUS DIBAYAR untuk sebuah kualitas bermusik. Mungkin kehilangan masa bermain dan masa mudanya. Banyak dari mereka yang menjadi sosok makhluk aneh dan bahkan bersifat anti sosial. Semua karena DISIPLIN yang harus dibayar dengan mahal.



ETIKA KONSER
Ada satu disiplin dalam musik, yang nampaknya kurang dan belum familiar untuk dilakukan. Yakni DISIPLIN BAGI PENONTON PERTUNJUKAN MUSIK. Dalam konser musik yang terorganisir dengan semestinya selalu terdapat ETIKA KONSER. Etika Konser ini sebetulnya adalah panduan kepatutan attitude bagi pengunjung. 

Sebuah konser musik, terutama Musik Klasik, sangat membutuhkan dukungan penonton yang disiplin dalam mentaati etika konser. Pianis Grigory Sokolov dalam penampilannya di Jerman setahun lalu, sampai menggebrak piano dan pergi meninggalkan panggung gara-gara ada seorang penonton yang lalai men-silent-kan handphone nya. Herbert von Karajan, sang Dirigen legendaris, sempat beberapa kali berbalik menghadap penonton, untuk mengingatkan penonton akan etika konser.



PENUTUP
Sejak dari awal dicetuskannya ide, sampai dengan bunyi nada terakhir saat diperdengarkan, MUSIK adalah DISIPLIN. Musik merupakan cabang keilmuan yang mempunyai obyek, tujuan, sistematis, dan logika. Musik memiliki semua unsur tersebut. Objek pada musik adalah bunyi. Bunyi yang diolah dan diwujudkan melalui batasan estetika tertentu. Musik memiliki sistem. Baik sistem organum maupun sistem pendidikannya. Anda tidak bisa membuat komposisi musik, jika Anda tak mengerti tata tertib dan aturannya. Anda tidak bisa konser tanpa ada tata tertib dalam persiapan penyelenggaraannya.



Seringkali memang, disiplin diidentikkan dengan REWARD and PUNISHMENT. Dan acapkali diasosiasikan dengan militerisme. Hal tersebut boleh dan sah saja. Yang penging, penerapan disiplin khususnya dalam ranah musik, senantiasa harus beradaptasi dengan kultur lokal. Standar disiplin untuk Eropa jelas tidak cocok diterapkan mentah-mentah pada kultur Asia. Namun esensinya adalah, bahwa jika ingin “bisa” bermusik, mutlak harus ada inner disiplin dari diri sendiri dan lingkungan yang mendukung. Dimana keduanya saling taat dan berpegang pada komitmennya - disitulah letak disiplin bermusik sebenarnya.