“YUK, BELAJAR TANDA
DINAMIKA!”
MENELISIK TANDA DINAMIKA DALAM MUSIK
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, May 2017
MENGAPA TANDA
DINAMIKA SULIT DIAJARKAN?
Kita
hidup di zaman teknologi. Generasi sekarang tidak mengenal tanda dinamika,
karena musik kekinian (Rock, Pop, Hip
Hop, Dubstep, dll) menggunakan teknologi kompresi, sehingga semuanya
terdengar keras pada setiap alat elektronik, seperti: radio, iPod, TV, dan komputer. Apabila semuanya
terdengar, maka besar kemungkinan lagu menjadi hits dan lebih laris. Sebetulnya ini merupakan pembodohan
masyarakat. Ini hanya strategi dagang yang dilakukan secara gencar oleh
produser dan marketing label demi keuntungan semata ($_$). Oleh karena itu
publik pun harus lebih kritis terhadap segala promosi serta pencitraan yang
dilakukan dalam industri musik.
Hanya segelintir orang yang
menyempatkan diri untuk datang ke gedung konser dan mendengarkan Musik Klasik,
bahkan di Eropa sekalipun yang merupakan asal dari Musik Klasik. Rendahnya
apresiasi publik terhadap Musik Klasik membuat pekerjaan guru musik menjadi
empat kali lebih sulit. Karena Musik Klasik menjadi tidak lagi relevan dengan
realita Musik zaman sekarang. Gap nya
terlalu besar.
Tanda dinamika ditulis dalam
bahasa asing yang sulit dimengerti. Buat anak sekarang, untuk apa mereka
belajar capek-capek mengenal forte dan piano? Toh tidak dipakai dalam kehidupan
sehari-hari? PR di sekolah sudah banyak, belum les ini-itu. Tampaknya memang
pendidikan musik masih menyisakan segudang PR bagi pelaku pendidikan musik. Harga
yang harus dibayar mahal. Simak artikel kali ini dan ubah pemikiran Anda
tentang belajar tanda dinamika yang katanya tidak berguna dan buang-buang waktu!
MENGAPA PERLU BELAJAR
TANDA DINAMIKA?
“Terluput dan terlupa”, mungkin itu
kata yang tepat untuk tanda dinamika yang keberadaannya sering dilupakan dalam
permainan musik anak. Semua nada sudah
betul, tempo juga sudah dimainkan sesuai dengan “pesan sponsor” dari komposer
ybs. Tetapi selama unsur tanda dinamika tidak ditambahkan, maka permainan musik
akan terdengar seperti robot yang tak bernyawa atau bak masakan yang tak
berbumbu, atau seperti zombie “the walking dead”.
Seperti namanya, DINAMIKA, berarti ada
pergerakan dan tidak diam (statis). Ada DRAMA.
Terkadang Bukan berarti harus jadi drama
queen atau lebay, lho ya! Drama
sesuai dengan proporsinya. Ada ALUR
CERITA, seperti drama empat babak. Ada pembukaan, konfrontasi, klimaks, dan
penutup. Drama yang bertutur tentang cinta, yang bisa berakhir tragis, maupun happy ending.
Kembali lagi tergantung dari intepretasi dan
pembawaan performer ybs, serta apa pesan yang ingin disampaikan oleh komposer
ke pendengar? Lagu Mars “Maju Tak Gentar” misalnya, dimainkan
dengan keras (loud), tempo cepat
seperti orang berbaris (alla marcia), bersemangat (con spirito),
dan tangga nada mayor. Apa jadinya kalau lagu pengantar tidur “Nina
Bobo” dimainkan dengan keras, tangga nada minor, dan banyak aksen
disana-sini? Mimpi buruk dan horor!
Disitulah tanda dinamika mempunyai peranan
yang penting: A GAME CHANGER, GIVES MEANING (IDENTITY) & CREATES MOOD!
Ibarat BUMBU masakan. Bakmi ayam dengan kecap asin akan menjadi ala Cina, bakmi
dengan kecap manis ABC akan menjadi bakmi Jawa. Walau keduanya menggunakan
bahan dasar yang sama. Tanpa ciri khas nya, sebuah masakan akan menjadi biasa
saja. Begitu juga dengan musik tanpa dinamika, akan menjadi sangat membosankan.
APA ITU
DINAMIKA?
Dinamika berasal dari bahasa Yunani ‘dynamikos’
= powerful, ‘dynamis’ = power,
kekuatan. Dinamika merupakan salah
satu elemen musik yang memegang peranan penting dalam pembentukan musikalitas, karakter,
nuansa, dan mood dari sebuah lagu, sehingga lagu menjadi lebih hidup dan
berjiwa.
Variasi
keras-lembutnya nada dalam alur sebuah lagu mengalami perkembangan yang pesat, sejak
diciptakannya pianoforte atau piano yang kita kenal saat ini. Karena pada
instrumen pianoforte dimungkinkan
produksi nada yang berbeda-beda. Telinga manusia yang terlatih dapat membedakan
sampai 1/60 dari sebuah whole step dan dapat membedakan lebih dari 300 keras lembutnya
suara.
Dinamika dapat mengalami perubahan-perubahan
dalam alur lagu dan perubahan ini ditulis dalam instruksi yang detail. Dalam
musik, dinamika tidak hanya bisa mengacu kepada VOLUME dari sebuah bunyi atau nada, namun dapat juga mengacu kepada
aspek cara bermain musik (performance directions) – baik
secara ARTIKULASI (legato – staccato), KARAKTER/STYLE (alla marcia – in the style of march),
maupun KECEPATAN/TEMPO (tambah cepat
– lambat). Tanda aksen (ACCENT) juga merupakan fitur
dinamika, contoh: fp (fortepiano) =
memainkan nada dengan keras, lalu tiba-tiba memainkan nada berikutnya dengan
lembut.
PENULISAN TANDA
DINAMIKA
- Umumnya tanda dinamika dapat ditulis dibawah staff.
- Untuk instrumen yang membutuhkan dua garis paranada (grand staff) seperti pada piano, maka tanda dinamika ditulis di tengah-tengah kedua garis paranada.
- Dinamika juga dapat diaplikasikan melalui notasi musik yang dituliskan/dicetak miring dan tebal, seperti: sfz, cresc., dan pp. Atau bisa ditulis berupa simbol, seperti: < >
- Penulisan dinamika terkadang juga dapat disingkat (abbreviation). Misalnya: cresc. untuk crescendo.
MENGAPA DITULIS
DALAM BAHASA ITALI?
Seperti pada penulisan tempo, tanda dinamika
umumnya juga ditulis dalam bahasa Itali. Kenapa bahasa Itali? ‘Kan bukan orang Itali saja yang menulis
Musik Klasik? Betul. Musik sudah ada sejak manusia diciptakan. Banyak negara
juga mempunyai sistem pencatatan musik mereka sendiri. Betul lagi.
Tetapi pada abad ke-17, Itali merupakan pusat
peradaban manusia. Banyak komposer-komposer yang penting berasal dari Italia
dan komposer-komposer asal Italia ini merupakan orang pertama yang menerapkan
deskripsi dinamika yang spesifik pada lagu dalam Bahasa Itali dan simbol-simbol
tertentu. Seperti layaknya standarisasi. Konteksnya pun Musik Barat (Western Music), bukan Musik Dunia (World Music). Oleh karena itu, sejak
saat itu penulisan tanda dinamika dalam Bahasa Itali dan simbol tetap digunakan
hingga kini dalam Musik Klasik.
Dua tanda indikasi dinamika yang paling
dasar, adalah:
- p atau piano, yang artinya "lembut"
- f atau forte, yang artinya "keras”
Tingkat
keras-lembutnya dinamika diindikasikan menjadi beberapa level dengan kata mezzo
(medium) dan –ssimo (very):
- mp, singkatan dari mezzo-piano, yang artinya "agak lembut"
- mf, singkatan dari mezzo-forte, yang artinya "agak keras"
- ff, singkatan dari "fortissimo", yang artinya "sangat keras"
- pp, singkatan dari "pianissimo", yang artinya "sangat lembut"
Untuk
mengindikasikan kelembutan yang amat sangat, maka digunakan even more molto pianissimo, "pianissimo possibile", atau "softest possible", yaitu dengan
singkatan ppp ("pianississimo").
Setiap penambahan huruf p akan menambah suku kata “-iss”
pada kata piano. Sama halnya dengan kata fff "fortississimo".
Beberapa
terminologi yang digunakan dalam perubahan dinamika:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Itali
|
Singkatan
|
Simbol
|
Gradually gettinglouder
|
semakin keras
|
crescendo
|
cres.
|
<
|
Gradually getting softer
|
semakin lembut
|
decrescendo
|
decres.
|
>
|
Gradually getting softer
|
semakin lembut
|
diminuendo
|
dim.
|
>
|
TEMPO
Tempo berasal dari bahasa Itali yang artinya time atau waktu. Tempo merupakan ukuran
kecepatan (CEPAT/LAMBAT,) yang diukur dalam jumlah ketukan yang terjadi dalam
satu menit (beats per minute/BPM).
Umumnya sang komposer lagu akan menentukan kecepatan bermain yang AKURAT, STABIL dan TERATUR dengan menuliskan angka metronom (MM =
Maelzel’s Metronome).
Misalnya:
120 crotchet beats (not
seperempat) dalam satu menit.
PENULISAN TEMPO
- Penulisan tempo terletak pada awal sebuah lagu, di atas baris yang pertama dan berlaku sampai akhir lagu atau sampai terjadi perubahan instruksi tanda tempo, biasanya terletak di atas sistem staff/stave.
- Setelah perubahan tanda tempo seperti rit. dan acc., tanda a tempo harus selalu ditulis kembali.
ARTIKULASI merupakan salah
satu fitur simbol dinamika, yang berperan penting dalam memberikan
kemungkinan-kemungkinan bagaimana suatu nada harus dimainkan, dan bagaimana
beberapa nada dapat dihubungkan dengan terperinci (seperti: legato, non legato). Didalamnya termasuk
tanda aksen (accent), seperti: staccato, tenuto, marcato, dll.
PENULISAN
DINAMIKA PADA ABAD KE-20
Pada Musik Modern di abad ke-20, penulisan
dinamika mengalami terobosan-terobosan baru, karena banyaknya gerakan-gerakan
seni eksperimental yang berkembang – seperti pada John Cage (Avantgarde),
dan Karlheinz Stockhausen (Electronic Music). Untuk memenuhi
kebutuhan musik tsb., maka penulisan simbol-simbol dinamika pun menjadi semakin
bervariasi dan tidak lagi mengikuti aturan penulisan dinamika tradisional.
Disini banyak digunakan notasi berupa grafik (graphic notation), untuk memperluas kemungkinan interpretasi setiap
individunya. Hmm, interesting!
Akhir kata, mengutip
pemikiran Herakleitos, seorang filsuf
Yunani “panta rhei kai uden menei” yang berarti, semuanya mengalir dan tidak ada
sesuatupun yang tinggal tetap. Life is all about moving on. Hidup itu sendiri sejatinya selalu dinamis,
ibarat air yang mengalir.