Pages

Friday, November 7, 2014

"MEMAKNAI KEMBALI MUSIK YANG BERMUTU" - Liputan Piano Recital [PLAY], Staccato November 2014

"MEMAKNAI KEMBALI 
MUSIK YANG BERMUTU"
Liputan Piano Recital [PLAY], Staccato November 2014
oleh: Tim Liputan Staccato



Resital Piano berjudul [PLAY], berlangsung di Pusat Kebudayaan Belanda, Erasmus Huis, Jakarta pada 27 September 2014. Konser ini sangat berbeda dari konser pada umumnya. [PLAY] adalah sebuah konser edukasi musik dengan direksi Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu - seorang music educator alumnus Jerman. Konser dihadiri oleh berbagai kalangan dengan rentang usia yang sangat beragam.


Dalam keterangannya, Ibu Jelia Megawati Heru mengungkapkan bahwa secara esensial, konser [PLAY] adalah upaya untuk memaknai kembali musik yang bermutu. Bahwa musik yang bermutu sudah bukan lagi monopoli Musik Klasik yang dalam batas tertentu bisa sangat aristokrat. Musik yang bermutu adalah musik yang memiliki teknik bermusik yang semestinya, aspek musikalitas yang mendidik, dan yang terpenting adalah dekat dan dipahami oleh pemain dan publiknya. Terutama yang berusia anak. Itulah mengapa dalam konser [PLAY] disajikan ensembles perkusi oleh anak-anak, juga anak-anak menampilkan instrumen fak minor selain instrumen utama (mayor) yang dipelajari. Kali ini beberapa penampil bermain flute, seperti Madeline Audrey Wiguna dan Mustafa Ismail Turner.


Konser ini berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama adalah penampilan siswa-siswi binaan Ibu Jelia. Mereka memainkan bermacam genre musik. Seperti si kembar Ada Yüce dan Ela Yüce berkebangsaan Turki yang memainkan ragam Jazz dari Robert D. Vandall. Ada juga Justin Lim berkebangsaan Malaysia yang memainkan solo rock piano dengan tema film Superman dan The Simpson, serta Lara Yavuzdogan berkebangsaan Turki yang memainkan tema film Inspector Gadget. Kemajemukan kebangsaan siswa-siswi juga mendidik anak agar dapat saling bertoleransi dengan aneka kultur yang beragam.


Di sesi kedua, para performer yang tampil adalah musisi professional. Sebagian besar adalah murid Ibu Jelia yang sudah berhasil meniti jenjang profesi musik. Seperti Yehuda Natanael Epafroditus yang saat ini mengenyam studi di Jerman, lalu Julian Abraham Marantika yang telah menjadi dosen fakultas musik jurusan Jazz di salah satu universitas terkemuka.


Tampil pula Lantun Orchestra yang merupakan orkes mini untuk lagu Tradisional khas Betawi. Juga penampilan yang menarik dari Male Acapella pimpinan Nathanael Ahimsa yang mengusung tema dari soundtrack film “Despicable Me 2.” Selain itu tampil pula legenda Jazz Indonesia, Margie Segers ikut berbagi rasa bersama gitaris klasik papan atas Indonesia, Michael Gunadi Widjaja, membawakan hits single berjudul “Semua Bisa Bilang” dan “Fly Me to the Moon” dalam tiga irama – Jazz Waltz, Bossa Nova, dan Swing. Konser ditutup dengan duet piano gitar yang romantis dari Jelia Megawati Heru dan Michael Gunadi Widjaja. Membawakan romantisme Waltz dari Francisco Tarrega “NOKIA TUNE” hasil arransemen Michael Gunadi Widjaja.
  
 
(dari atas ke bawah)
Nathan Male Acapella, Chaka Priambudi & Lantun Orchestra,
dan Margie Segers & Michael Gunadi Widjaja

Konser [PLAY] telah terselenggara dengan baik. Setidaknya telah dimulai sebuah upaya edukatif, bahwa musik yang bermutu dan mendidik bisa dengan luwes dan menyenangkan sublim ke dalam keseharian budaya para pemainnya, tidak terkecuali bagi mereka yang berusia anak-anak.


to see the photos in FLICKR,
please click HERE