THE UNFORGETTABLE MOMENTS IN "DISNEY PIANOLICIOUS"
by: Michael Gunadi Widjaja
There is many concert in megapolitan city in Indonesia. Many kids take part as participants on that concert. Fatally, by the name of good musicality, the funny and cheerful children part is vanished.
"DISNEY PIANOLICIOUS" @america, directed by Jelia Megawati Heru (19/5), represents an inspiring matters. Good music for children that keeps the children's world.
For both of us, this is not just a concert. This is our PASSION OF MUSIC. We're so glad and proud that we can give a musical passion in casual form to many people. Not in a high level dream, but something simple base on passion and love in music.
This is a series of images from the coverage of Disney Pianolicious from audience's angle and point of view through twitter during the performance. Clearly visible even for audiences who can not get into the concert hall because it's already crowded, how they're really enthusiast and excited towards the concert.
Apparently, some communities in Indonesia does require "liaison", namely the cultural conjunction. Between art music with something that is familiar with their lives.
In Very creative way, Jelia Megawati Heru make cultural liaison using Disney and American movies music theme. Disney Concert Pianolicious has already performed with real SMOOTH. Seems that music lovers community in Indonesia, requires an icon. Icon of the world that they can overcome. The world they familiar know. Against age limits and social boundaries. And, Jelia answered that circumstances with brilliant idea using Walt Disney and American Movie Theme as an Icon.
Gitaris Indonesia kelahiran Tegal, Michael Gunadi Widjaja, Minggu (19/5), tampil dalam konser tunggal di Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta. Penampilan pria ini memantapkan posisinya sebagai gitaris papan atas di Tanah Air. Hal itu dibuktikan, dengan membludaknya jumlah pengunjung.
Gedung berkapasitas 300 penonton, ternyata didatangi lebih dari 500 orang. Sehingga membuat pihak manajemen dan sekuritas Pusat Kebudayaan Amerika pun kewalahan. Boleh jadi pertama kali sebuah pertunjukan seni musik, mendapatkan antusias publik yang luar biasa. Disamping disaksikan sejumlah warga Amerika, yang kebetulan tinggal di Indonesia. Tak ketinggalan, konser tersebut dihadiri pencinta musik dari ibukota. Termasuk para pencinta musik dari sejumlah daerah.
Konser ini mendapat sambutan hangat dari penonton. Bahkan dari situs jejaring sosial, Twitter. Sebagian besar pengunjung memuji penampilan Gunadi. Dalam konser "Disney Pianolicious", dengan direksi Jelia Megawati Heru, sore itu mendapat animo luar biasa dari Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta. Sambutan dari segenap penonton, disampaikan bahkan hingga selesainya acara.
Gitaris asal Tegal, Michael Gunadi Widjaja
tampil memikat dengan nomor lagu "Asturias" dari Isaac Albeniz
Dalam kesempatan itu, Gunadi membawakan nomor lagu berjudul "Asturias" karya Isaac Abeniz dari Spanyol (1860-1909). Lagu itu merupakan soundtrack dari film "The Mirrors". Saat lagu tsb dihadirkan, membuat hadirin tercekam, yang membawanya dalam suasana horor bernuansa Flamenco Spanyol yang menakjubkan. Untuk nomor kedua, Gunadi yang juga alumnus Perth Conservatory of Music, Australia (1988-1990), membawakan sebuah transkripsi dari "Cello Suite No. 1 - Prelude" karya komponis asal Jerman, Johann Sebastian Bach. Lagu karya JS. Bach sebagai tema film "The Master and Commander". Dalam lagu ini pengunjung seperti dibuat larut dalam romantisme.
watch Isaac Albeniz"Asturias"
(OST. The Mirrors)
Menurut pemerhati musik, yang hadir menyaksikan penampilan Gunadi mengatakan, bahwa penampilannya sangat fenomenal. Seni Musik piano dan gitar klasik bisa menjadi sangat dialogis dan menampilkan hal-hal yang dekat dengan ranah kehidupan sehari-hari. Dengan penampilannya dalam konser kali ini, Michael Gunadi Widjaja telah mengharumkan nama tanah kelahirannya. (din)
Seorang gitaris Tanah Air kelahiran Tegal, Michael Gunadi Widjaja, yang selama ini banyak menggelar pertunjukkan musik di sejumlah tempat, baik piano maupun gitar. Disamping menggarap komposisi musik untuk tari, Minggu (19/5), bakal tampil di Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta, tepatnya di Pacific Place lantai 3. Dalam konser berjudul 'Disney Pianolicious' - A Tribute to Walt Disney and American Movie. Michael Gunadi membawakan sebuah lagu berjudul 'Asturias' karya Isaac Albeniz dari Spanyol (1860-1909). Lagu cantik yang bakal dimainkannya merupakan soundtrack film "The Mirrors".
Selain gitar karya Isaac Albeniz, nomor kedua gitaris alumnus Perth Conservatory of Music, Australia (1988-1990), juga tampil membawakan sebuah transkripsi karya komponis asal Jerman, Johann Sebastian Bach.
"Sebagai direktur konser seorang musik edukator alumnus Jerman, Jelia Megawati Heru. Sebelumnya dia pernah mengadakan seminar pendidikan musik di Tegal, yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Tegal setahun yang lalu. Dia tampil dengan Ensemble Piano Golden Fingers di Taman Budaya Tegal", ucapnya.
Sekedar diketahui, penampilan Michael Gunadi Widjaja merupakan sebuah debut internasional untuk kesekian kalinya. Konser yang diadakan tersebut merupakan sarana dialog budaya melalui musik. Terutama dengan masyarakat dari kultur Amerika. Disamping dihadiri warga Amerika yang saat ini tinggal di Indonesia. (din)
more about the music concert "Disney Pianolicious",
"MENGAPA ANAK BERHENTI MAIN MUSIK?" Oleh: Jelia Megawati Heru Artikel Staccato Mei 2013 “20% of kids learn to play music, 70% of adults wish they had” (Artfacts Australia)
Lebih dini memulai pembelajaran instrumen musik = lebih baik? Belum tentu! Prosentase angka anak berhenti bermain instrumen musik pada awal tiga (3) tahun pertamanya menjadi semakin besar dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi terutama bagi anak yang memulai pelajaran instrumen musiknya terlalu dini dalam usia dibawah lima (5) tahun.
Bukan menjadi suatu hal yang tabu, dimana dalam pembelajaran musik setiap murid akan menghadapi suatu fase dimana pelajaran musik menjadi boring, malas berlatih, atau mungkin bahkan ingin berhenti bermain musik. Hal ini merupakan salah satu tantangan terbesar dari seorang guru musik dan setiap orang tua, dalam memotivasi anak untuk tetap bermain musik.
FASE BELAJAR INSTRUMEN MUSIK
Beberapa fase yang umum dialami anak dalam belajar instrumen musik:
Tahap 1 (usia 4-6 tahun): “LISTEN ME TO PLAY!”
Pada tahap ini, anak-anak suka bereksplorasi dengan bunyi, dikenalkan dengan berbagai konsep yang menarik dalam musik, dan belajar memainkan musik pada instrumen musik. Umumnya mereka sangat tertarik dengan permainan, saling berinterasi dalam aktivitas kelompok, dan ingin menunjukkannya kepada teman-teman, serta keluarga mereka.
Tahap 2 (usia 7-8 tahun): "NOT NOW, LATER."
Setelah melewati tahap akhir dari level beginner (sekitar 1-2 tahun), mereka menemukan bahwa bermain instrumen musik ternyata benar-benar membutuhkan latihan. Hal ini berbeda dari sebelumnya, ketika semuanya menyenangkan seperti halnya pada games. Pelajaran musik menjadi semakin semakin sulit dengan membaca notasi balok, musik teori, latihan teknik jari, dll. Akhirnya, waktu pelajaran di kelas dihabiskan untuk berlatih dengan guru. Sedangkan waktu itu seharusnya mereka gunakan untuk berlatih di rumah.
For
a Good Music Teacher Could Make a Difference and Creates Better Generation”
Liputan Kodály Workshop dengan Dr. James
Cuskelly
Oleh: Jelia Megawati Heru (STACCATO Mei 2013)
Pada tanggal 10-11 April 2013 lalu diselenggarakan sebuah workshop yang
mengusung tema Kodály Method, bertempat di House of Piano dan Sekolah Pelita
Harapan (SPH). Workshop ini terselenggara berkat usaha dari Elaine Waworuntu, seorang guru musik
yang aktif dan berdedikasi dalam bidang Kindermusik,
yang menekankanMetode Dalcroze, Kodaly,
serta Orff. Workshop ini menampilkan pembicara dari Australia, yaitu Dr. James Cuskelly.