Pages

Wednesday, May 9, 2012

Liputan Piano Factory Tour To PT KAWAI INDONESIA

PIANO FACTORY TOUR TO KAWAI INDONESIA
“GOLDEN FINGERS TO THE BEST PIANO IN THE WORLD”
Oleh: Michael Gunadi Widjaja


The Golden Fingers Piano Ensembles adalah sebuah proyek edukasi musik, tentang manifestasi “Music from Passion” dalam format ensembel. Semburat inspiratifnya tidak saja berupa penampilan konser mereka, melainkan bermacam artikel dan testimoni dalam blog director-nya, yakni Jelia Megawati Heru. Dua blog tersebut, yakni: jeliaedu.blogspot.com dan piano-ensembles.blogspot.com menyajikan pernik-pernik hal yang passionate diseputar sajian musik The Golden Fingers. Maka tak berlebihan kiranya jika The Golden Fingers, yang beranggotakan dara-dara jelita diberi julukan Sang Jemari Emas. Dalam bulan Maret yang lalu sang jemari emas mengadakan factory tour ke pabrik piano PT KAWAI INDONESIA.


Piano Kawai itu sendiri termasuk produk piano terbaik di dunia. Bersama Fazioli, Boesendorfer, dan Steinway & Sons. Nama besar KAWAI dan ketenarannya merupakan fusi dari kerja keras, visi yang tajam, ketrampilan, keuletan, dan yang terpenting penjiwaan slogan bahwa KAWAI akan menjadi “The Future of The Piano.”

Atas undangan pihak manajemen PT Kawai Indonesia, The Golden Fingers Piano Ensembles directed by Jelia Megawati Heru mengadakan kunjungan. Bukan saja meninjau dan mengapresiasi pembuatan piano di Indonesia, melainkan berusaha menggali makna dan permenungan yang lebih seksama di seputar The Art Of Piano.


 

KAWAI PIANO DIGITAL
“Sounds like playing on a real acoustic piano with responsive sensitive keys”

Kunjungan diawali di Kawai Plant 3, yakni unit produksi untuk Electronic Musical Instrument - dalam hal ini adalah digital piano. Rombongan Golden Fingers dihantar Bapak Suyono (Manager Quality Control Kawai Plant 1) dan Bapak Oki Hermawan Anggawinata (Manager Marketing). Di Kawai Plant 3 rombongan diterima oleh Bapak Gunawan dari jajaran manajemen Kawai Plant 3.

Kegiatan tour di Kawai plant 3 diawali dengan melihat display aneka tipe piano digital. Yang mencengangkan adalah diantara display piano digital, terdapat electone merk Lowrey. Electone yang sempat membanjiri pasar domestik di tahun 70-an. Ternyata Lowrey masih tetap diproduksi dan bahkan telah full computerized. Sayangnya Lowrey rakitan Kawai Plant 3 tersebut masih diperuntukkan pasar Eropa dan Amerika. Dalam display yang sekaligus show room tersebut, Miss Jelia sempat melakukan uji coba seri CN. Mengalirlah “The Girl From Ipanema” yang langsung disambut improvisasi oleh Michael Gunadi. Mulai nampak bahwa produk piano digital Kawai mampu mengakomodir touch yang dibutuhkan dalam memperdengarkan musik yang Jazz.

         

         

Dari display rombongan melanjutkan kunjungan ke pabrik perakitan digital piano Kawai. Tidak banyak karyawan, hampir semuanya dikerjakan dengan sistem ban berjalan yang terkondisi. Juga ada tahap-tahap test yang harus dilalui sebuah produk piano digital, termasuk test ketahanan (quality control) terhadap guncangan yang dilakukan secara mekanis dan ketat. Dalam pabrik, Miss Jelia dengan ktitis dan cermat sempat menanyakan berbagai hal di seputar proses produksi dan mata rantai produksi.

Salah satu produk rakitan yang menjadi andalan Kawai Digital piano adalah CN Series yang menggabungkan material kayu dan bahan komposit. Salah satu prototype-nya tersaji dalam pabrik setelah melalui aneka macam tes. Miss Jelia diminta untuk melakukan sedikit tes sembari menjajal kemampuan CN Series generasi mutakhir ini. Yang paling penting yang Anda butuhkan dari sebuah piano digital ketika Anda belajar adalah sentuhan realistis, produksi suara piano yang baik seperti bermain pada piano akustik sesungguhnya, dan minimal 4 tingkat sensitivitas responsive hammer touch yang berbeda (pp, mp, mf dan f)

Nyata benar piano digital Kawai mampu mengakomodir rentang dinamika yang luas dan juga eksplorasi tone color yang kaya. Miss Jelia juga sempat melakukan test repeated fast hammering technique dan ternyata piano digital kawai memiliki hammer action yang luar biasa. Hampir tak ada piano digital lain yang mampu mengakomodir fast repeated hammering technique dengan alamiah sebagaimana piano akustik sejati – well, KAWAI bisa!

Setelah makan siang tour dilanjutkan ke Kawai Piano Factory Plant 1, yakni unit perakitan untuk piano akustik dan grand piano. Sesampainya di Kawai Plant 1 rombongan disambut Mr. Hiroshi Ushio - selaku Presiden Direktur PT Kawai Indonesia dan Mr. Ichiro Matsuda - selaku Direktur pelaksana. Sebelum melakukan kunjungan ke pabrik dilakukan presentasi oleh Bapak Rudi seputar Kawai Indonesia dan sekelumit product knowledge. Menjadi menarik manakala menelisik sejenak hal-hal penting dalam presentasi tersebut, agar setidaknya dapat dijadikan hal inspiratif tentang filosofi dan etos kerja sebuah pabrikan piano terbaik di dunia dalam kiprahnya di tanah air.


SEJARAH KAWAI

 KOICHI KAWAI

KAWAI Corp. didirikan oleh KOICHI KAWAI. Saat ia memasuki usia remaja, muda Koichi mulai bekerja di industri piano. Dia adalah anggota kunci tim penelitian dan pengembangan yang pertama kali diperkenalkan piano ke Jepang. Seorang penemu berbakat, Koichi Kawai adalah yang pertama untuk merancang dan membangun sebuah aksi piano di Jepang. Ia memegang banyak paten untuk penemuannya dan desain. Perbedaan visi menjadikan seorang Koichi Kawai mendirikan sebuah perusahaan piano sendiri. Pada tahun 1927, Koichi Kawai mendirikan Laboratorium Penelitian Instrumen Musik Kawai, mempekerjakan tujuh orang kerabat lainnya. Sebagai perusahaan muda, satu-satunya yang mendukung mereka adalah semangat mereka untuk musik dan keinginan untuk memproduksi piano unggul. Prinsip-prinsip dasar Koichi yang dipusatkan pada kualitas, apresiasi musik dan pencarian keunggulan.


 SHIGERU KAWAI

Impian Koichi Kawai diwujudkan oleh SHIGERU KAWAI - the successor anak Koichi Kawai dalam memperluas fasilitas produksi dan mendirikan sejumlah organisasi untuk mempromosikan nilai musik. Pada 9 Agustus 1927 di Hanamatsu, Jepang didirikanlah pabrik Kawai yang pertama.  


THE LEGACY of the THREE

HIROTAKA KAWAI, presiden yang ditunjuk pada tahun 1989, tetap berkomitmen untuk menjalankan tradisi yang didirikan oleh ayah dan kakeknya. Dalam menegaskan filsafat mereka, ia menyatakan, "At KAWAI, the quest for perfection is not just an ideal… but a duty".  

Di bawah bimbingan Hirotaka, perusahaan memulai pada sebuah program yang menginvestasikan puluhan juta dolar untuk mengintegrasikan robotika maju ke dalam proses manufaktur. Dia juga memimpin pendirian fasilitas manufaktur Kawai di lokasi di seluruh dunia. Dengan demikian, tradisi kepemimpinan keluarga di Kawai hidup dari generasi ke generasi.

Kawai Indonesia berdiri tahun 2001 memiliki 3 unit produksi. Kawai Plant 1 Tangerang dan Kawai plant 2 dan 3 di Cikampek. Akan segera direalisasi Kawai Plant 4. Jika Kawai Plant 4 terealisasi, maka akan didapat produk piano yang semuanya mulai dari bahan baku murni buatan Indonesia. Kegiatan utama unit produksi Kawai adalah perakitan piano dengan jumlah produksi 1000 set per bulan untuk piano akustik dan 6000 set per bulan untuk piano digital. Khusus untuk piano akustik, 40% kegiatan produksinya dikerjakan secara manual. Sebagai komitmen Kawai akan hand crafted art and precision untuk menghasilkan piano terbaik di dunia.

 MASTER PIANO ARTISAN (MPA)

Semua produk Kawai dibawah pengawasan yang sangat ketat dari Master Piano Artisan (MPA). Tingkatan tertinggi dari MPA ini baru dapat diperoleh setelah 20 tahun mengalami pendidikan dan test termasuk di Eropa.


“ABS-CARBON”: NEW COMPOSIT FOR PIANO ACTION MILLENIUM

Masterpiece dari piano akustik Kawai adalah Shigeru Kawai Grand Piano. Menggunakan bahan komposit millennium serat karbon yang disebut sebagai ABS-Carbon ™ (*ABS: Acrylonitrile Butadiene Styrene). ABS adalah salah satu yang paling dikenal dari semua komposit modern. Hal ini dapat dilihat di hampir semua aspek kehidupan - dalam produk yang beragam seperti telepon, komputer, peralatan rumah, mobil, sepeda kinerja, mobil balap Formula 1, instrumen gesek, dan pesawat komersial.

ABS-Carbon merupakan bahan yang sangat kokoh dan kaku, yang dipergunakan untuk membuat bagian-bagian Piano Action yang berkenaan dengan:
  1. Kekuatan - 50 kali lebih kuat dari bahan kayu, sehingga memiliki daya tahan yang kuat dari perubahan suhu/cuaca
  2. Konsistensi dimensi - secara signifikan lebih konsisten dalam ukuran dan bentuk dari bahan kayu, sehingga memungkinkan produksi nada yang lebih jernih dan presisi
  3. Ketahanan terhadap pembengkakan - 30 kali lebih tahan daripada bahan kayu, sehingga posisi sekrup pada piano action tetap ketat dan hammer tidak mengalami perubahan, memungkinkan untuk melakukan sentuhan (touch), serta produksi kualitas tone yang konsisten
  4. Daya tahan dalam rentan waktu yang panjang (LONGEVITY)

 PIANO ACTION MILLENNIUM III

Desain ringan membuat Piano Action Millennium III sangat cepat dan mudah bagi pemainnya dalam melakukan pengulangan (repeated hammer action) dan respon bunyi yang luar biasa. Infus serat karbon ke ABS meningkatkan kekuatan material hingga 90%. Dengan ABS-Karbon, Piano Action dibuat lebih cepat dan ringan - sekitar 16% lebih cepat dari bahan konvensional pada umumnya, dan tidak terpengaruh oleh kelembaban udara, sehingga hammer mechanism tidak macet seperti jika memakai bahan dari kayu dan pemain mempunyai kemampuan kontrol jari yang tak tertandingi untuk bermain pianissimo. KAWAI juga dilengkapi dengan AGRAFFES utility pada bridge agar posisi dawai tidak mudah bergeser.

 
 AGRAFFES Utility


(kiri - kanan)
Mr. Oki Hermawan - Michael Gunadi Widjaja - Mr. Hiroshi Ushio
- Miss Jelia Megawati Heru - Mr. Ichiro Matsuda - Mr. Suyono

Selesai presentasi dilanjutkan melihat langsung proses produksi piano akustik Kawai dan di dalam ruang pabrik terdapat dua grand piano sample untuk pasar Eropa dan Amerika. The Golden Fingers diminta untuk melakukan uji coba pada sample piano tersebut. Terjadilah real time recital yang memukau. Saat Miss Jelia dan para guru piano memainkan bermacam genre musik piano, manajemen dan beberapa karyawan terkesima dan merasakan “Music from Passion” dari real time recital tersebut. Di tengah-tengah recital, Miss Jelia membuat sebuah Music Educational Demo yang mencengangkan dan menghebohkan hadirin. Dua top manajemen Kawai sama sekali tak dapat memainkan piano dan dengan kecanggihannya sebagai music educator, Miss Jelia memberi kursus kilat. Hanya kurang dari 3 menit, mengalirlah lagu “Twinkle-Twinkle Little Star” dari Mr. Hiroshi Ushio dan “Dr. Fist Black Keys Adventure” dari Mr. Ichiro Matsuda.

Saat mengakhiri factory tour, Miss Jelia sempat mengucapkan satu kalimat yang membuat jajaran manajemen Kawai terperangah dan bangga:  

"Baru kali ini saya merasakan lagi piano sejati sepulang saya dari Jerman."