Pages

Wednesday, April 20, 2011

Kapan Anak Saya Bisa Start Belajar Instrumen?

"Apakah anak saya siap untuk mempelajari instrumen?"
"Sebenarnya umur berapakah anak bisa mulai bermain instrumen?"

Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang umumnya sering diajukan oleh setiap orang tua, ketika mereka ingin memasukkan anak mereka ke lembaga formal/kursus musik.

CHILD-LED
Semuanya tergantung dari sang anak

Tidak ada umur yang pasti yang bisa ditentukan, apakah anak Anda siap untuk mempelajari instrumen. Semuanya tergantung dari perkembangan, minat, dan bakat sang anak. 

Mempelajari instrumen 'terlalu dini' (*anak belum siap) dikhawatirkan akan  membuat anak putus/berhenti untuk bermain instrumen di tengah jalan, karena mereka memulai pelajaran formal terlalu awal pada usia dua dan tiga tahun. Umumnya anak akan mengalami kesulitan untuk menangkap materi  yang diberikan, karena materi terlalu sulit dimengerti bagi anak usia dini. 

Mulailah pelajaran bermusik untuknya lebih awal hanya jika Anda mempunyai waktu dan energi untuk berlatih bersamanya setiap hari, dan pengamatan yang jelas untuk menghentikan kegiatan bila motivasinya menurun. Belajar membaca adalah pekerjaan yang berat; demikian pula belajar untuk memainkan alat musik. Melakukan keduanya sekaligus tidak menyisakan banyak waktu untuk bersenang-senang, relaksasi, atau menguasai ketrampilan sosial.

Hal-hal yang dibutuhkan dalam mempelajari instrumen tahap awal:
  • Kesiapan perkembangan otot motorik halus: kontrol & koordinasi jari-jari dan tangan
-Mampu mengangkat masing-masing jari tangan tanpa rasa sakit dan cukup kuat untuk menekan tuts atau memetik senar
-Jari-jari mempunyai ukuran yang cukup besar untuk membentuk posisi bermain instrumen. Misalnya: pada instrumen piano - jari-jari sudah berada dalam posisi lima jari, dimana setiap jari sudah berada tepat di masing-masing tuts piano (C D E F G) 
-Pada instrumen tiup, sebaiknya anak memulai mempelajari instrumen ini, apabila anak mempunyai gigi tetap (karena tekanan udara dari meniup), badan yang cukup besar/kuat untuk menopang instrumen, mulut yang kuat, perkembangan otot bibir yang baik, dan kemampuan meniup yang baik pula
-Pada pelajaran vokal, lebih baik dimulai apabila anak telah mengalami perubahan suara (setelah proses puber). Karena  setelah perubahan suara tsb., otot-otot yang diperlukan dalam bernyanyi telah berkembang dengan sempurna dan siap untuk dilatih. Apabila latihan vokal tidak dilakukan dengan benar, maka dikhawatirkan pita suara dapat menjadi rusak. Sampai saatnya tiba, fokuskan anak untuk mempelajari instrumen lain yang akan mendukung pembelajaran vokal di masa yang akan datang.
  • Daya tangkap, perhatian, dan konsentrasi (minimal sekitar 10-15 menit) 

  • Kesiapan kognitif (*Kognitif: mencakup semua hal yang berhubungan dengan penerimaan serta pemahaman informasi, yaitu pengetahuan, pengertian, pemahaman - logika & assosiasi)
  • Pengetahuan dasar berhitung (1234), membaca (ABCDEFG), dan menulis

  • Kesiapan sosial: mampu berinteraksi dengan orang lain, mampu menerima keberadaan orang lain, dan mengekspresikan dirinya (kontak mata, menjawab pertanyaan, mampu menerima instruksi, pujian, toleransi, menghadapi tantangan, dll.)

Setiap anak mempunyai perkembangan yang berbeda-beda - ada anak yang mempunyai perkembangan motorik halus yang luar biasa cepat pada usia 4 tahun; ada pula anak yang baru mempunyai perkembangan motorik halus yang baik pada usia 8-9 tahun. Perkembangan setiap anak sangat bervariasi, oleh karena itu sudah merupakan tanggung jawab orang tua untuk mengobservasi perkembangan anak dan menentukan apakah anak Anda siap untuk mempelajari instrumen.

Apabila anak belum mempunyai otot motorik halus yang cukup kuat, lebih baik tundalah dulu pelajaran instrumen anak untuk setahun ke depan. Karena apabila dipaksakan, maka otot motorik halus anak dapat mengalami cidera, yang berujung pada posisi bermain yang salah. Kebiasaan yang buruk ini akan sulit diubah, karena telah berakar kuat dalam diri anak.

Berikut ini beberapa tips untuk mengetahui apakah anak Anda siap mempelajari instrumen atau tidak.

1. Watch & Learn
  • Observasi minat dan bakat anak dalam bidang musik
  • Apakah anak Anda musikal dan mencintai musik?
  • Apakah anak Anda suka menyanyi?
  • Bagaimana reaksi anak Anda ketika mendengar musik?
  • Apakah anak Anda cepat mengimitasi bunyi dan suara-suara di sekitarnya?
2. Komunikasikan ke anak tentang belajar instrumen!
  • Apakah dia tertarik untuk mempelajari instrumen?
  • Apa manfaat mempelajari instrumen? 
  • Jelaskan dalam mempelajari instrumen dibutuhkan latihan dan komitmen! *Terutama pada anak berumur 7-8 tahun mulai bisa dituntut untuk bertanggung jawab atas pilihannya dan diberikan penjelasan mengenai konsekuensi latihan. Apakah anak bersedia untuk latihan?
  • Alat musik/instrumen manakah yang tertarik ingin dimainkan?
3. Be supportive!
  • Dukunglah anak Anda untuk tetap bermain instrumen hingga kapanpun!
  • Yakinkanlah anak Anda bahwa Anda sebagai orang tua akan selalu mendukungnya!  
  • Jadilah sumber inspirasinya, sehingga dia tetap termotivasi dan ingin terus belajar!
4. Sharing & Praise
  • Tunjukkanlah antusiasme Anda, betapa senangnya dan bangganya Anda sebagai orang tua terhadap anak Anda ketika dia bisa bermain musik dan berlatih!
  • Berikanlah pujian terhadap usahanya dalam berlatih dan ketika dia bisa memainkan lagu yang sederhana sekalipun!
  • Mintalah dia untuk memainkan suatu lagu untuk Anda!
  • Dengarkanlah dia ketika sedang berlatih dan berikanlah masukan yang membangun dan memotivasi anak!
  • Diskusikanlah lagu-lagu yang sedang dimainkannya, bertanya lagu mana yang dia sukai, dan bagikanlah apa yang Anda rasakan tentang lagu itu!
5. Never force your child!
  • Jangan paksa anak Anda untuk melakukan suatu hal yang tidak siap dia lakukan! (*kecuali kalau anak malas dan sama sekali tidak ada interest)
  • Tanamkan bahwa bermain musik itu FUN!
  • Apabila anak Anda tidak menikmati musik, berarti ada sesuatu yang salah disini. Carilah dimana letak permasalahan nya yang membuat bermain musik menjadi tidak menyenangkan untuknya, mencari solusinya, dan mengkomunikasikan hal ini ke anak. Apakah dia merasa terbeban dengan harus berlatih setiap hari? Apakah anak mendapatkan kesulitan dalam hal membaca notasi balok, teknik penjarian, dll.
  • Tekankan bahwa dia tidak perlu menjadi seorang profesional di bidang musik, yang Anda inginkan sebagai orang tua hanyalah mendukungnya sebaik mungkin dan menginginkan yang terbaik untuknya. Anda ingin dia mencintai musik, seperti Anda pun mencintai musik. Anda berharap lewat bermain musik, dia bisa mengekspresikan dirinya dan musik bisa menjadi bagian yang penting dalam hidupnya!
Semoga informasi ini membantu para orang tua dan guru untuk lebih bijak dalam memulai pelajaran instrumen jangka panjang... Play music for life!

Oleh: Jelia Megawati Heru