Pages

Wednesday, March 2, 2011

APAKAH ANDA ORANG TUA YANG SUPPORTIF?


Apakah Anda Orang Tua yang Supportif?



Peran dan dukungan orang tua merupakan inspirasi serta pengaruh yang besar dalam perkembangan anak di semua aspek kehidupannya. Begitu pula sama halnya dengan mempelajari musik. Apakah anak Anda akan menekuni sebuah karir dalam bidang musik maupun tidak, partisipasi orang tua dalam mendukung dalam masa pembelajaran merupakan hal yang sangat krusial bagi proses pembelajaran sang anak yang positif.  

Anda, sebagai orang tua dapat membantu anak untuk belajar lebih cepat dan menikmati kelas musik dengan melakukan beberapa hal yang sederhana sbb:


DO’s


     1. Komunikasi dengan guru
  • Update informasi kondisi murid
  • Sejauh apakah peran serta aktif orang tua? Perlu kah menghadiri kelas? Perlu kah bertindak sebagai supervisor di rumah? Bagaimana bertindak sebagai supervisor di rumah?
  • Konsultasi (tips & tricks)
Peran serta aktif orang tua sangat dibutuhkan dalam kemajuan anak. Komunikasi antara guru dan orang tua merupakan hal positif yang sebaiknya dilakukan serutin mungkin, setelah kelas berakhir. Sedapat mungkin orang tua disarankan untuk mengkomunikasikan kondisi dan perkembangan anaknya di rumah dengan guru. Guru pun akan menjadi sangat terbantu dengan mengetahui update informasi kondisi murid, mengetahui kesulitan yang dialami orang tua, sehingga guru dapat memberikan saran bagi orang tua – apa yang dapat dilakukan orang tua untuk bisa membantu proses belajar musik? 

2. Observasi latihan di rumah



Sayangnya berbeda dengan ujian di sekolah yang bisa dilakukan dengan sistem kebut semalam (SKS), dalam mempelajari musik latihan last minute, satu hari sebelum kelas tidak bisa membuat anak menguasai instrumen musik dengan baik. Seperti layaknya atlet yang harus berlatih setiap hari, begitu pula anak Anda harus berlatih musik untuk mengasah ketrampilan (skill) bermain musiknya. Oleh karena itu, rencanakanlah waktu latihan yang rutin setiap harinya.

Dalam perannya sebagai guru di rumah, orang tua hanya boleh mengobservasi latihan si anak dan melaporkan perkembangan anak dalam latihan hariannya dan apakah anak mengerjakan tugas yang diberikan guru? Bacalah buku catatan dari guru dan cek apakah anak telah berlatih sesuai dengan instruksi dari guru? Informasikanlah hasil latihan harian dengan guru. Cobalah untuk meluangkan waktu Anda untuk sekali-sekali mendengarkan permainan si anak. Hal ini akan memotivasi anak untuk bermain dengan baik. 

“The best inheritance a parent can give his children is
a few minutes of his time each day.”

-- O. A. Battista --

Bila anak Anda cukup besar, berilah tanggung jawab kepadanya sebagai bukti Anda percaya kepadanya bahwa dia sudah mulai dewasa dan bisa berlatih sendiri, sambil tetap mengobservasi.


CONTOH JURNAL LATIHAN ANAK PER MINGGU YANG HARUS DICEK:

Bulan
Minggu
Latihan harian
(menit)
Tanda Tangan Orang Tua
Senin
Selasa
Rabu
Kms
Jmt
Sab.
Mg.
Januari
I








II








III








IV










3. Dukungan, pujian dan hadiah 

“The world talks to the mind.
Parents speak more intimately, they talk to the heart.”
-- Hain Ginott --

Dukungan dan pujian terhadap usaha dan prestasi yang dicapai oleh anak merupakan hadiah yang paling berharga dan cara yang paling efektif untuk memotivasi anak untuk belajar lebih tekun. Sebagian besar dari kita akan merespon secara positif terhadap kata-kata yang lembut dan pujian daripada kata-kata yang kasar, ofensif, dan bentakan. 
“Praise your child, they will blossom” 
-- unknown --
Kehadiran orang tua dalam resital/konser anak maupun mengantar-jemput/mendampingi anak sewaktu kursus (di luar kelas) juga merupakan bentuk dukungan positif yang dapat memotivasi anak.

Hadiah (reward) berupa barang maupun janji-janji terkadang bisa menjadi bumerang bagi orang tua dan tidak mendidik anak, karena terkesan seperti ‘menyuap’ anak. Supaya trik ini bisa berhasil, tekankan kepada anak apabila anak berhasil melakukan latihan dengan baik dan menghadiri kelas dengan rutin, maka hadiah itu merupakan suatu kehormatan (privileges). 

Buatlah aturan main dan batasan-batasannya. Bila mereka melanggar, maka konsekuensinya adalah mereka tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan dalam bentuk kehormatan seperti ini lagi. Tetaplah konsisten dengan keputusan Anda. Hal ini pun akan mereka alami dalam kehidupan mereka nantinya di masyarakat, apabila mereka dipercaya dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.


    4. Komitmen yang serius

Pastikan anak Anda mengetahui bahwa Anda mempertimbangkan belajar musik sebagai komitmen yang serius. Komunikasikanlah dengan anak Anda, mengapa dia harus mempelajari musik? Apa arti musik bagi Anda, apa arti bisa bermain musik bagi kehidupannya di masa depan, dsb. Tanamkanlah bahwa mempelajari musik membutuhkan komitmen, ketekunan, keseriusan, disiplin yang tinggi seperti layaknya atlet, dan waktu yang tidak sedikit untuk berlatih. 


   5. Lingkungan belajar yang mendukung

Ciptakanlah suasana dan lingkungan yang mendukung bagi anak. Hal-hal yang bisa Anda lakukan antara lain: mengatur dan mengontrol waktu latihan secara teratur (misalnya: 30 menit/hari setelah pulang sekolah & makan siang), usahakan waktu latihan anak Anda bebas dari segala gangguan seperti TV, bunyi radio keras-keras, orang mondar-mandir di ruang tamu (apabila letak piano di ruang tamu). 


   6. Menghadiri resital & konser 

Menghadiri resital dan konser bersama orang tua merupakan pengalaman insentif yang sangat memotivasi anak dalam mengapresiasi musik. Luangkanlah waktu Anda untuk mendengarkan CD, DVD atau youtube bersama dengan anak Anda dan diskusikanlah musik yang Anda dengar dengan anak Anda. Dengan demikian komunikasi dan hubungan yang positif pun bisa terjalin.
DO NOT’s


1. Kritik yang negatif

Sedapat mungkin hindari kritik yang negatif secara langsung terhadap anak. Jika anak Anda bersikap tidak kooperatif, mungkin mereka membutuhkan banyak bantuan, dukungan dan support. Hukuman bukan merupakan solusi jangka panjang yang baik, bahkan hal ini dapat menimbulkan rasa antipati anak untuk belajar. 

Perlakukan anak Anda dengan baik, jalinlah komunikasi yang terbuka dan positif. Jangan langsung memarahi mereka dan menghukum mereka. Biasakanlah untuk mengajak mereka bicara, apa alasan mereka bersikap demikian. 

Apabila anak Anda tidak berlatih di rumah dengan berbagai alasan, haruskah memaksa anak untuk tetap meneruskan kelas musiknya? Setiap kasus berbeda dan sangat individual. Tetapi dengan memberhentikan kelas musiknya begitu saja bukan merupakan solusi terbaik dalam mengatasi anak yang tidak kooperatif maupun tidak termotivasi.  Jika anak tidak termotivasi, carilah dimana letak permasalahan anak, apakah anak mengalami kesulitan dalam belajar, apa yang membuat dia tidak mau berlatih, bangunlah komunikasi yang baik dengan anak, dan konsultasikanlah hal tsb dengan guru untuk menemukan solusi terbaik.  

2. Overprotective dan interupsi 

Sedapat mungkin orang tua jangan memasuki kelas pada saat pelajaran berlangsung, apalagi menginterupsi jawaban anak. Orang tua mohon duduk dengan tenang selama proses belajar mengajar di ruang tunggu. Orang tua diharapkan untuk memahami bahwa anaknya sedang dievaluasi kesiapannya dalam belajar. Hal seperti ikut campur dalam proses belajar di kelas tidak boleh dilakukan, apalagi menginstruksikan hal yang berbeda dari apa yang diminta oleh guru, karena guru harus membangun suatu hubungan yang kuat dan positif dengan murid.

Apabila orang tua menginterupsi dan berusaha mengarahkan jawaban si anak, hal ini dapat mengindikasikan sifat orang tua yang overprotective dan lebih mementingkan performa anak daripada kemampuan belajar dan proses belajar jangka panjang.

Apabila ada ketidakpuasan dan ketidaksetujuan dalam perihal metode mengajar guru, maka orang tua harus mendiskusikan hal ini secara empat mata tanpa kehadiran sang anak.

Satu hal lagi, jangan menyerah dalam menghadapi anak Anda! Apapun masalah Anda, hadapilah dengan kepala dingin, it's worth it! Suatu hari anak Anda akan mengerti dan berterima kasih kepada Anda karena Anda telah mendukungnya untuk tetap bermain musik. Good luck!

by: Jelia Megawati Heru